Thursday, December 6, 2018

Ini Lho The Family Fang (2015)

Hampir di semua keluarga pernah terjadi perselisihan antara orang bau tanah dan anak mengenai bagaimana sang anak semestinya menjalani hidup. Orang bau tanah mempunyai keyakinan atas apa yang terbaik bagi buah hatinya, sedangkan anak merasa punya hak menentukan jalan hidupnya sendiri. Konflik demikian bisa bertempat dalam situasi normal menyerupai pilihan pekerjaan, hingga kondisi ekstrim layaknya keluarga Fang pada film pembiasaan novel The Family Fang karya Kevin Wilson ini. This movie has strong weird vibe like most of independent movies  and ekspo darling  about dysfunctional family out there. Namun naskah milik David Lindsay-Abaire serta sensitifitas penyutradaraan Jason Bateman menjauhkan kesan artificial, menyuntikkan kehangatan relatable.

Dua bersaudara, Baxter Fang (Jason Bateman) dan Annie Fang (Nicole Kidman) sama-sama tengah mengalami kemunduran karir. Pasca kesuksesan novel perdananya, novel kedua Baxter menerima mixed responses, dan sekarang kesulitan menuntaskan karya ketiganya. Sedangkan Annie terjebak dalam film-film komedi romantis berkualitas medioker, kemudian menghadirkan sensasi kala tampil topless di lokasi syuting. Sebuah kecelakaan yang menimpa Baxter memaksa keduanya berkumpul lagi bersama kedua orang bau tanah mereka, Caleb Fang (Christopher Walken) dan Camille Fang (Maryann Plunkett). 
Sedari adegan pembuka dengan setting beberapa tahun silam kala dua bersaudara itu masih kecil, kita telah mendapati betapa anehnya keluarga satu ini. Keluarga Fang kerap melaksanakan sejumlah prank yang disebut oleh Caleb sebagai bentuk kasatmata dari seni, termasuk insiden di opening sequence saat mereka meniru perampokan bank lengkap dengan pistol palsu, darah palsu, perkelahian palsu, hingga maut palsu. Layaknya banyak seniman dengan idealisme buta, Caleb beranggapan seninya ialah yang terbaik, terjadi secara pribadi di dunia kasatmata sehingga sanggup menghadirkan respon kasatmata pula dari audience.

David Lindsay-Abaire bisa mengemas rapih keterikatan antara trouble family dengan troubled artist. Pondasinya ialah sosok keras seorang Caleb, bagaimana ia enggan "bertoleransi" pada bentuk seni lain yang menurutnya sampah menyerupai video YouTube, lukisan, bahkan film-film sang puteri. Sometimes, this kind of artist could be rather dictatoral and mean. Sehingga ketika muncul hal pengganggu proses berkesenian, sulit baginya mendapatkan bahkan walau hal itu berupa kelahiran seorang buah hati. Dari sini semuanya bermula, tuntas menjelaskan mengapa Fangs berujung menjadi satu keluarga disfungsional. 
Konflik utamanya didasari oleh menghilangnya Caleb dan Camile, di mana polisi berasumsi keduanya telah menjadi korban pembunuhan. Jengah dengan segala kecerdikan kancil orang tuanya, Annie meyakini perkara tersebut hanyalah satu lagi prank kelewat batas keduanya. Di sisi lain, Baxter berusaha lebih bijak, memperhitungkan kemungkinan bahwa orang bau tanah mereka memang telah tewas. Here's where the plot absorbed me with its mystery. Apakah perkara tersebut nyata? Atau bentuk "seni" karya Caleb dan Camille sebagaimana pemikiran Annie? Pertanyaan itu terus berputar-putar hingga sebuah surprising twist memberi jawaban. Twist-nya tidak terasa membohongi penonton berkat keberhasilan "menanam benih" di pertengahan durasi.

Bumbu misteri tak menciptakan naskahnya melupakan kehangatan unsur drama keluarga, begitu pula penyutradaraan Bateman yang bisa memberi pemfokusan pada momen dramatis tanpa harus berlebihan. Terdapat momen ketika Annie (unconsciously) nyaris kembali menenggak minuman keras, kemudian tegas menyatakan bakal mencari orang tuanya hingga ketemu sebelum mendadak antusias (or desperately) berlari mencari kamera tersembunyi dalam rumah. Bateman mengemas adegan itu penuh sensitifitas, raw, menyiratkan bahwa di balik perilaku Annie masih tersimpan kepedulian, hanya saja ia aib untuk mengatakan atau tak menyadarinya.

Momen emosional semacam itu takkan hadir tanpa performa besar lengan berkuasa jajaran cast. Seperti pola adegan di atas, Kidman energetic, sembari secara bersamaan memunculkan perkara perasaan pada tiap tingkah pula tutur katanya. Bateman menyuguhkan penampilan terbaik sepanjang karirnya berkat keseimbangan akting dramatik dan komedik. His strongest moment was when with his red and teary eyes also cracked voice, Baxter tried to convince Annie to let go. Di samping dua protagonis, bermodalkan kalimat keras cenderung pedas namun menyiratkan keputusasaan dalam hati, Chirstopher Walken ikut menggaet atensi, memuncakkan kekacauan keluarganya. You thought your family kinda messed up? Well, this is what messed up is.

Artikel Terkait

Ini Lho The Family Fang (2015)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email