"A thousand miles" dalam kisah film ini bukanlah kiasan, melainkan jarak yang benar-benar ditempuh oleh Cheryl Strayed (Reese Witherspoon) dikala melintasi Pacific Crest Trail (PCT) pada 1995. Jarak total yang ditempuh Cheryl yakni 1.100 mil atau 1.800 km. Perjalanan nekat ini ia lakukan sesudah banyak sekali rentetan insiden penuh cobaan dalam hidupnya. Sang ibu, Barbara (Laura Dern) meninggal sebab kanker. Rasa sedih mendorong Cheryl menjalani kehidupan yang destruktif, mulai dari menggunakan heroin hingga berafiliasi seks denga hampir semua laki-laki yang ia temui. Sang suami, Paul (Thomas Sadoski) pun menentukan menceraikan Cheryl. Didorong impian move-on dan pencarian makna kehidupan, perempuan 27 tahun tanpa sedikitpun pengalaman hiking ini memulai perjalanan panjang dengan benak yang tolong-menolong penuh keraguan. Dia harus berhadapan dengan alam, peralatan seadanya, rasa sepi, dan citra masa kemudian yang masih menghantui.
Secara eksklusif saya tidak terlalu menyukai film bertemakan survival. Mulai dari All is Lost sampai Tracks yang punya banyak kesamaan dengan Wild (karakter perempuan melaksanakan berjalan kaki sendiri di tengah alam liar demi memahami kehidupan) tidaklah mengesankan. Entah sebab minimnya selipan kisah emosional atau lebih banyak didominasi durasi yang hanya didominasi adegan karakternya berjalan susah payah tanpa terjadi apapun, film semacam itu terasa membosankan. Sutradara Jean-Marc Vallee berusaha melaksanakan hal yang lebih. Alurnya dikemas tidak secara linear. Berbagai flashback tentang masa kemudian Cheryl muncul secara acak. Filmnya pun jadi lebih terasa sebagai memory/mood-driven daripada berpijak pada rangkaian plot. Kita diajak melihat bagaimana tiap momen dalam perjalanan Cheryl akan membawanya terlempar kembali pada ingatan bagus serta pahit di masa lalu, khususnya yang mendorong beliau melaksanakan perjalanan ini.
Meski hadir secara rutin dan berkali-kali, flashback yang muncul sifatnya hanya belahan demi belahan sekilas. Tidak akan hingga membuatnya begitu emosional, tapi memperlihatkan warna yang mencegah Wild terasa datar. Setidaknya penonton sanggup tahu seberapa hancur kehidupan Cheryl sebelum ini, meski tidak hingga ikut merasakan. Hal lain yang turut hadir sebagai penyegar suasana yakni selipan komedi. Tidak akan menciptakan anda tertawa, tapi benar-benar efektif sebagai pencair suasana. Tanpa hal itu, menonton film ini sanggup saja terasa menyerupai mendengarkan ocehan dosen di dalam ruang kuliah yang melulu membicarakan bahan tanpa selingan, entah itu lawakan atau kisah santai. Meski mengisahkan abjad yang tengah hancur, ketidak raguan naskah goresan pena Nick Hornby untuk menyelipkan sedikit lawakan memperlihatkan kehidupan pada film ini. Filmnya pun tidak terasa gersang dan kosong.
Potongan flashback memang hanya memperlihatkan secuil emosi saja, tapi kehadiran Laura Dern dan tentunya Reese Witherspoon memperkokoh pondasi dramanya. Dengan screen time yang tidak terlalu banyak dan hanya sepotong-sepotong, Dern dengan segala tawa dan senyumnya menghidupkan sosok ibu yang penuh kasih sayang, penuh kekuatan. Sebagai penonton saya pun memahami kenapa kehilangan sosoknya begitu menghancurkan Cheryl. Sedangkan Reese Witherspoon menghadirkan pertunjukkan akting yang berpengaruh serta penuh kejujuran, menelanjangi setiap emosi yang disimpan maupun diluapkan sosok Cheryl. Tantangan akting secara fisik maupun emosional berhasil dilakoni Witherspoon. Ini yakni salah satu pola penampilan dari seorang aktris yang matang, bukan sekedar "keberuntungan". Dengan ini Reese Witherspoon makin memantapkan "reboot" bagi karirnya yang dimulai pada 2013 sesudah bertahun-tahun terjebak dalam rom-com medioker.
Tapi saya tetap tidak sanggup menyukai Wild secara total. Penggunaan flashback sebagai pemunculan memori yang menggerakkan kisah memang memperlihatkan kekuatan emosional yang tidak banyak sebelum didukung performa berpengaruh dua aktirsnya. Namun diluar itu, Wild masih dipenuhi kekosongan yang terasa melelahkan. Tentu saja perjalanan Cheryl Strayed begitu berat, melelahkan, dan pastinya luar biasa. Tapi transformasi dalam media film ini tidak sepenuhnya berhasil mewakili semua itu. Disaat Cheryl pada jadinya menerima banyak pelajaran serta balasan dari pertanyaan hidup yang ia cari selama ini, filmnya tidak menyerupai itu. Begitu menyentuh fase konklusi, semua berakhir dengan kurang bermakna. Sama sekali tidak buruk, tapi sebagai pembiasaan kisah inspiratif, Wild tidak sebegitu menginspirasi. Setidaknya film ini layak ditonton sebab salah satu performa terbaik sepanjang karir Reese Witherspoon.
Ini Lho Wild (2014)
4/
5
Oleh
news flash