Saturday, January 12, 2019

Ini Lho Men Behind The Sun (1988)

Jika Hollywood mempunyai rating NC-17 untuk film-film yang mempunyai konten seksual atau kekerasan yang kental, maka di Hong Kong ada rating III untuk film-film yang tidak diperkenankan menjadi konsumsi usia dibawah 18 tahun. Sekedar informasi, rating III di Hong Kong mulai dipakai pada selesai tahun 80-an disaat perfilman Hong Kong tengah mengalami krisis penonton. Pada periode tersebut disaat televisi dan home video mulai merajalela, bioskop di Hong Kong mulai sepi penonton, salah satu seni administrasi yang dipakai para filmmaker untuk menarik perhatian penonton ialah dengan membuat film-film eksploitasi yang menampilkan banyak sekali adegan sadisme dengan begitu gamblang. Men Behind the Sun karya sutradara T.F. Mous ini merupakan salah satu pionir dari film-film eksploitasi di Hong Kong sekaligus film pertama yang mendapat rating III. Ceritanya sendiri diangkat dari dongeng positif mengenai kegiatan dari Unit 731 milik tentara Jepang yang semasa Perang Dunia II melaksanakan eksperimen terhadap insan sebagai uji coba untuk membuat senjata biologis. Meski Mous mengklaim bahwa filmnya berfokus pada akurasi sejarah, banyak yang mengkritisi film ini terlalu berfokus pada eksploitasinya, bahkan dongeng dibalik layarnya pun turut mengundang banyak kontroversi.

Unit 731 merupakan sebuah unit milik tentara Jepang yang ditempatkan di Cina dan berokus melaksanakan penelitian guna berbagi senjata biologis yang dibutuhkan sanggup memberi kemenangan kepada Jepang di medan perang. Dalam penelitian tersebut, Unit 731 dipimpin oleh Letjen Shiro Ishii (Gang Wang) dan melaksanakan eksperimen terhadap para tahanan yang berasal dari Cina dan Rusia yang notabene merupakan musuh Jepang di Perang Dunia II ketika itu. Disisi lain film ini juga akan menyoroti sekumpulan bocah yang tergabung dalam kesatuan Youth Corps, sebuah kesatuan militer Jepang yang terdiri dari belum dewasa muda. Mereka tidak hanya digembleng dengan banyak sekali latihan-latihan militer yang keras namun juga dipaksa untuk menyaksikan banyak sekali eksperimen kejam yang dilakukan oleh Unit 731 atas nama pembinaan dan pendidikan. Disisi lain kita juga akan melihat bagaimana bocah-bocah ini menjalin persahabatan dengan seorang bocah Cina yang bisu.

Sudah cukup banyak film eksploitasi yang saya tonton. Tidak sedikit juga film bertemakan human experiment penuh unsur sadisme yang saya nikmat, tapi tidak banyak yang sanggup menandingi kesan disturbing serta tidak nyaman yang sanggup dihadirkan oleh Men Behind the Sun. Tentu saja bila bicara adegan penuh kekerasan dan gore film ini ialah juaranya. Awal filmnya tidak terlihat menyerupai sebuah film eksploitasi dan malah lebih terlihat menyerupai sebuah coming-of-age yang terjadi pada masa peperangan. Namun semua kegilaan dimulai sesudah adegan yang menyampaikan bayi yang gres berusia beberapa bulan dilempar dan dikubur hidup-hidup dibawah tumpukan salju. Setelah itu, rentetan adegan sadis nan kejam yang ditampilkan secara eksplisit mulai menghiasi film ini. Mayoritas adegan disturbing tersebut berasal dari eksperimen yang dilakukan oleh Unit 731. Contoh adegan disturbing-nya kurang lebih menyerupai ini: perempuan yang bayinya dibunuh diawal film dibawa oleh tentara Jepang untuk dibekukan kedua tangannya. Kemudian kedua tangan perempuan tersebut dimasukkan kedalam air panas, dan salah seorang ilmuwan Jepang menarik kulit tangan perempuan tersebut dan kita pun akan melihat sang perempuan berteriak histeris melihat bahwa hanya tulang yang tersisa dari kedua tangannya.
Contoh satu lagi ialah disaat seorang laki-laki dimasukkan kedalam sebuah ruangan pemanas yang membuat badan laki-laki tersebut perlahan membengkak. Kemudian apa yang terjadi? Semua isi perut dan feses laki-laki tersebut berhamburan keluar. Gila. Kesan disturbing muncul bukan saja alasannya ialah banyak adegan sadis yang ditampilkan secara gamblang, tapi juga berkat tone filmnya yang terasa begitu kelam. Jika biasanya film gorefest dan eksploitasi menentukan mempertontonkan kegilaan eksplisitnya dengan sedikit komikal, maka Men Behind the Sun menentukan jalur yang lebih serius dan membuat filmnya makin terasa tidak nyaman bagi para penontonnya. Melihat orang-orang tidak bersalah dijadikan materi eksperimen dengan begitu kejam membuat saya merasa begitu miris menonton film ini. Belum lagi ditambah Istimewa imbas yang benar-benar Istimewa dan membuat segala adegan eksploitasi tersebut terasa begitu nyata. Disaat dominan film eksploitasi tampil cheesy dengan suasana komikal dan imbas murahan, Men Behind the Sun justru tampil dengan serius dan begitu terasa sebagai sebuah film yang sangat well made dengan Istimewa imbas yang manis dan akting pemainnya yang memuaskan.

Melihat apa yang ditampilkan oleh T.F. Mous dalam film ini saya benar-benar tidak percaya bahwa semua ini ialah sebuah dongeng positif yang pernah terjadi di masa lalu. Kita benar-benar akan diperlihatkan pada segala kegilaan, kebrutalan dan kekejaman yang terjadi pada peperangan ketika itu dan sungguh menggambarkan sebuah sejarah kelam dari kemanusiaan yang terasa begitu menyayat. Men Behind the Sun membuat saya mempertanyakan rasa kemanusiaan dari diri insan disaat film ini dengan eksplisit menggambarkan bagaimana nyawa banyak insan benar-benar bukan lagi menjadi sesuatu yang berharga. Seperti yang sudah saya sebutkan diatas, film ini juga menyampaikan bagaimana belum dewasa ialah masa depan suatu negara, dan akan menyerupai apakah wajah masa depan negara tersebut akan ditentukan dari bagaiamana belum dewasa tersebut dididik sedari kecil.

Diluar segala kesadisan dan unsur eksploitasi yang begitu kental, Men Behind the Sun bahwasanya merupakan sebuah reka ulang sejarah yang ditampilkan dengan begitu baik sekaligus sebuah hidangan horror yang tampil begitu mencekam dan disturbing. Sesungguhnya Men Behind the Sun punya tempo yang tidak terlalu cepat dan lebih banyak berfokus pada dialognya yang terkadang kurang menarik (paruh kesannya membosankan alasannya ialah terlalu banyak obrolan tidak menarik), namun sekalinya adegan kekerasan muncul, efeknya begitu luar biasa bagi saya. Oya, saya lupa menyampaikan bahwa setidaknya ada tiga adegan yang sangat kontroversial dalam film ini. Dua diantaranya berkaitan dengan penyiksaan binatang ketika seekor kucing sungguh-sungguh dilemparkan kearah ribuan tikus yang kemudian memakan kucing itu secara perlahan, dan satu lagi ialah disaat ribuan tikus tersebut dibakar hidup-hidup. Satu lagi adegan kontroversial ialah disaat Mous memakai jenazah bocah laki-laki sungguhan yang gres meninggal sebelum proses syuting dimulai untuk sebuah adegan autopsi. Gila.

Artikel Terkait

Ini Lho Men Behind The Sun (1988)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

1 comments:

July 17, 2023 at 9:33 PM delete

Adegan kucing sama tikusnya real ga? 😭

Reply
avatar