Tahun kemudian Will Gluck sukses menciptakan sebuah komedi romantis terbaik di 2010 yang juga melambungkan nama Emma Stone sebagai "The Next RomCom Princess". Yak, apalagi kalau bukan "Easy A" yang sangat-sangat menyenangkan tersebut baik dari segi ceritanya yang sederhana tapi menarik ataupun dari penampilan Emma Stone yang sanggup dengan gampang menciptakan penonton mencintainya. Kali ini Will Gluck menciptakan komedi romantis lagi yang dibintangi oleh Justin Timberlake dan Mila Kunis yang mana keduanya tengah naik daun. Nama-nama besar juga turut mendukung film ini ibarat Richard Jenkins, Woody Harrelson, Patricia Clarkson, hingga cameo Emma Stone. Apakah "Friends With Benefits" sanggup menerima kesuksesan yang sama?
Jamie (Mila Kunis) dan Dylan (Justin Timberlake) yang gres saja sama-sama putus cinta dan mencicipi stress berat akan sebuah korelasi bertemu di New York dimana Jamie merupakan seorang rekruter dari sebuah job agency ternama disana dan mencoba mengatakan Dylan sebuah pekerjaan. Setelah melewati sebuah malam yang menyenangkan bersama Jamie kesudahannya Dylan menyetujui proposal itu dan pindah dari L.A. Menjadi satu-satunya orang yang dikenal Dylan di New York, tidak butuh waktu usang bagi Jamie untuk menjadi sahabat gres Dylan. Pertemanan baik itu berujung pada sebuah korelasi coba-coba dimana keduanya setuju untuk menjadi sobat seks tanpa menjalin korelasi yang lebih dari sebatas pertemanan. Awalnya mereka memang menikmati hal tersebut, tapi kita sudah tahu bahwa kesudahannya benih-benih cinta akan tumbuh.
Pada dasarnya film ini memang punya kisah yang sederhana cenderung cheesy. Diawal tahun ini kita sudah disuguhi kisah yang sama dalam "No Strings Attached" yang dibintangi Natalie Portman dan Ashton Kutcher yang sayangnya gagal tampil maksimal walaupun Portman ibarat biasa tampil baik dan sedikit unik disini. Sedangkan "Friends With Benefits" beruntung punya naskah yang meskipun sederhana tapi dihiasi banyak sekali pernak-pernik yang menciptakan film ini tidak sedatar itu, dan juga instruksi dari Will Gluck yang menampilkan kisah biasa ini jadi suguhan yang menghibur walaupun harus diakui masih jauh dari "Easy A". "Friends With Benefits" memang menyenangkan ditonton tapi kalau dibentuk kurva maka film ini berjalan tidak stabil dan naik turun. Ada kalanya satu bab sangat menarik tapi tiba-tiba saja eksklusif turun menjadi datar dan nyaris membosankan.
Untung "Friends With Benefits" punya aksara utama dan pendukung yang menarik. Duo Justin Timberlake dan Mila Kunis punya chemistry yang cantik baik itu sebagai sahabat ataupun sebagai dua orang yang saling mencintai. Keakraban mereka terlihat sangat natural dan berjalan dengan baik, tidak terlihat mengganggu atau dipaksakan. Untuk Mila Kunis ia memang belum sejajar dengan Emma Stone di "Easy A" dalam artian aktingnya memang bagus, ia memang gampang disukai tapi dari sudut pandang yang lain dibandingkan aksara Emma Stone. Jika aksara Emma lebih lovable dengan "kenakalan" yang menggemaskan, aksara Mila lebih disukai alasannya tingkah dan aura seksi yang ia pancarkan. Sama-sama lovable memang, tapi tentu meninggalkan kesan yang beda. Sedangkan tokoh-tokoh sekunder lain juga cukup menyenangkan. Sosok ayah Dylan yang alzheimer yang diperankan Richard Jenkins dan ibu yang suka "main" yang diperankan Patricia Clarkson punya daya tarik yang ikut mengangkat suasana film. Woody Harrelson sebagai gay? Tidak kalah lucu ternyata.
Secara keseluruhan memang belum sebaik karya Gluck sebelumnya, tapi "Friends With Benefits" tetap romcom yang lumayan bahkan menghibur. Berbagai aksara yang punya karakterisasi yang besar lengan berkuasa dan unik sekaligus ditampilkan secara maksimal oleh masing-masing pemerannya berhasil mengangkat suasana asyik dalam menonton film ini. Credit tersendiri bagi opening-nya yang unik dan menampilkan cameo Emma Stone yang meskipun hanya sebentar tapi makin menciptakan saya bahkan mungkin semua penonton menyukainya.
RATING:
Jamie (Mila Kunis) dan Dylan (Justin Timberlake) yang gres saja sama-sama putus cinta dan mencicipi stress berat akan sebuah korelasi bertemu di New York dimana Jamie merupakan seorang rekruter dari sebuah job agency ternama disana dan mencoba mengatakan Dylan sebuah pekerjaan. Setelah melewati sebuah malam yang menyenangkan bersama Jamie kesudahannya Dylan menyetujui proposal itu dan pindah dari L.A. Menjadi satu-satunya orang yang dikenal Dylan di New York, tidak butuh waktu usang bagi Jamie untuk menjadi sahabat gres Dylan. Pertemanan baik itu berujung pada sebuah korelasi coba-coba dimana keduanya setuju untuk menjadi sobat seks tanpa menjalin korelasi yang lebih dari sebatas pertemanan. Awalnya mereka memang menikmati hal tersebut, tapi kita sudah tahu bahwa kesudahannya benih-benih cinta akan tumbuh.
Pada dasarnya film ini memang punya kisah yang sederhana cenderung cheesy. Diawal tahun ini kita sudah disuguhi kisah yang sama dalam "No Strings Attached" yang dibintangi Natalie Portman dan Ashton Kutcher yang sayangnya gagal tampil maksimal walaupun Portman ibarat biasa tampil baik dan sedikit unik disini. Sedangkan "Friends With Benefits" beruntung punya naskah yang meskipun sederhana tapi dihiasi banyak sekali pernak-pernik yang menciptakan film ini tidak sedatar itu, dan juga instruksi dari Will Gluck yang menampilkan kisah biasa ini jadi suguhan yang menghibur walaupun harus diakui masih jauh dari "Easy A". "Friends With Benefits" memang menyenangkan ditonton tapi kalau dibentuk kurva maka film ini berjalan tidak stabil dan naik turun. Ada kalanya satu bab sangat menarik tapi tiba-tiba saja eksklusif turun menjadi datar dan nyaris membosankan.
Untung "Friends With Benefits" punya aksara utama dan pendukung yang menarik. Duo Justin Timberlake dan Mila Kunis punya chemistry yang cantik baik itu sebagai sahabat ataupun sebagai dua orang yang saling mencintai. Keakraban mereka terlihat sangat natural dan berjalan dengan baik, tidak terlihat mengganggu atau dipaksakan. Untuk Mila Kunis ia memang belum sejajar dengan Emma Stone di "Easy A" dalam artian aktingnya memang bagus, ia memang gampang disukai tapi dari sudut pandang yang lain dibandingkan aksara Emma Stone. Jika aksara Emma lebih lovable dengan "kenakalan" yang menggemaskan, aksara Mila lebih disukai alasannya tingkah dan aura seksi yang ia pancarkan. Sama-sama lovable memang, tapi tentu meninggalkan kesan yang beda. Sedangkan tokoh-tokoh sekunder lain juga cukup menyenangkan. Sosok ayah Dylan yang alzheimer yang diperankan Richard Jenkins dan ibu yang suka "main" yang diperankan Patricia Clarkson punya daya tarik yang ikut mengangkat suasana film. Woody Harrelson sebagai gay? Tidak kalah lucu ternyata.
Secara keseluruhan memang belum sebaik karya Gluck sebelumnya, tapi "Friends With Benefits" tetap romcom yang lumayan bahkan menghibur. Berbagai aksara yang punya karakterisasi yang besar lengan berkuasa dan unik sekaligus ditampilkan secara maksimal oleh masing-masing pemerannya berhasil mengangkat suasana asyik dalam menonton film ini. Credit tersendiri bagi opening-nya yang unik dan menampilkan cameo Emma Stone yang meskipun hanya sebentar tapi makin menciptakan saya bahkan mungkin semua penonton menyukainya.
RATING:
Ini Lho Friends With Benefits (2011)
4/
5
Oleh
news flash