Wednesday, January 30, 2019

Ini Lho Cars 2 (2011)

Saat mengetahui bahwa Pixar berencana merilis sekuel film "Cars" aku sedikit pesimistis mengingat film pertamanya tidak hanya menjadi film Pixar dengan laba paling kecil (bukan pendapatan) tapi juga alasannya yaitu film tersebut jadi film Pixar dengan kualitas yang meskipun masih sanggup dikategorikan menghibur tapi dibandingkan film Pixar lainnya, "Cars" yaitu yang paling lemah. Hal tersebut sanggup dilihat juga melalui prestasi film ini di ajang Oscar yang tidak memenangkan satupun kategori bahkan "Best Animated Film" sekalipun yang biasanya selalu diraih Pixar ("Monster, Inc." juga gagal tapi sanggup dimaklumi alasannya yaitu dikalahkan oleh "Shrek" yang juga bagus, dan masih sanggup menang di "Best Original Song"). Apakah sekuelnya ini sanggup menjadi lebih baik atau kekhawatiran aku terbukti?

Film kedua ini ternyata lebih memperlihatkan porsi kepada Mater si kendaraan beroda empat derek karatan ketimbang untuk Lightning McQueen yang di film ini telah menjadi juara balapan Piston Cup selama 4 kali beruntun. Kali ini McQueen akan berpartisipasi pada sebuah kejuaraan balap bertitel World Grand Prix, sebuah kejuaraan yang digelar oleh Miles Axlerod yang merupakan penemu materi bakar alternatif berjulukan "alinol" dan mewajibkan semua penerima lomba menggunakan materi bakar tersebut. Dalam kejuaraan ini McQueen memiliki tentangan berat yaitu kendaraan beroda empat formula one Italia berjulukan Francesco.

Tapi semuanya tidak berjalan lancar bagi McQueen alasannya yaitu untuk balapan dikala ini beliau terpaksa mengajak Mater yang memang selalu seenaknya sendiri dan seringkali mengakibatkan masalah. Mater sendiri ternyata tidak hanya menciptakan duduk masalah bagi McQueen tapi juga bagi dirinya sendiri disaat beliau secara tidak sengaja ikut terlibat dengan permasalahan yang melibatkan sebuah organisasi kejahatan dengan intel berjulukan Finn McMissile dan biro perempuan Holley Shiftwell. Mater yang sebelumnya hanya kendaraan beroda empat derek bau tanah yang penyok dan karatan kini harus menjadi seorang intel yang harus menghancurkan sebuah organisasi kejahatan yang rupanya juga berniat merusak pagelaran World Grand Prix.
Biasanya sesudah menonton film-film Pixar aku akan merasa terharu, menangis atau melongo sejenak alasannya yaitu ada hal yang sanggup diserap untuk dijadikan materi renungan dalam film tersebut. Tapi hal tersebut tidak terjadi sesudah aku menonton 2 film "Cars". Jika diperhatikan keduanya mengangkat kisah from zero to hero yang tidak diusahakan untuk tampil lebih kecuali dari segi penggambaran karakternya dan visual memikat khas Pixar. Layaknya film pertamanya, "Cars 2" masih menghadirkan karakter-karakter yang unik. Mobil yang sanggup bicara dengan desain yang lucu dan menarik masih ditampilkan disini. Penambahan tokoh-tokoh gres yang tidak kalah uniknya juga jadi kelebihan tersendiri. Bagainama dengan visualisasi dunianya? Tetap memikat dan penuh warna warni yang menghibur mata. Efek visual film ini masihlah tetap pada standard Pixar yang luar biasa.
Permasalahan film ini yaitu dari kedalaman ceritanya. Sepertinya Pixar menciptakan film ini hanya untuk menambah pundi-pundi uang mereka dari hasil penjualan tiket 3D dan merchandise yang makin banyak alasannya yaitu penambahan tokoh yang juga makin banyak dalam film ini. Hal itu sangat aku yakini alasannya yaitu melihat dongeng dalam film ini seolah tidak terlalu dipentingkan. Pixar yang biasanya tetap hadir dengan kisah yang orisinal walaupun dalam sebuah sekuel (Toy Story 2 & 3) kali ini terlihat terlalu malas untuk melaksanakan itu dan hanya memparodikan film-film spy macam James Bond. Tidak ada kedalaman emosi yang menciptakan aku tersentuh menyerupai biasanya. Kisahnya yang menceritakan Mater yang sebelumnya hanya materi olok-olok menjadi seorang intel kolam pahlawan benar-benar disajikan dengan dangkal (untuk ukuran Pixar) tanpa perjuangan membuatnya lebih berkualitas.

Tapi aku sadar bahwa tidak adil memandang film ini jelek hanya alasannya yaitu film ini tidak punya kualitas sebaik film Pixar lainnya. Karena tolong-menolong dari segi dongeng film ini masih terasa lebih baik bagi aku dibanding film animasi lainnya khususnya untuk tahun ini. Walaupun masih kalah dibandingkan "Kung Fu Panda 2" dan "Rango", tapi film ini masih lebih baik dari "Rio" yang leluconnya terasa lebih kekanakan. Memang "Cars 2" juga masih terasa kekanakan baik dari segi drama ataupun komedi, tapi masih sanggup menghibur saya. "Cars 2" berhasil menggabungkan unusr balapan yang cukup seru dengan suguhan petualangan Mater sebagai mata-mata yang menarik disimak. Keduanya dipadukan dengan porsi yang seimbang dan saling bergantian. Boleh dibilang faktor itulah yang berhasil menutupi kekurangan film ini dari segi ceritanya. Paruh awal memang tidak terlalu elok khususnya dikala Mater terasa begitu menyebalkan. Tapi seiring berjalannya film Mater mulai berubah jadi huruf yang cukup menarik dan lucu.

Tidak adil jikalau terus menghajar "Cars 2" dengan cacian alasannya yaitu dianggap tidak sebaik film Pixar lainnya. Memang film ini tidak sedalam dan sebagus produksi Pixar lainnya (selain "Cars" tentunya, alasannya yaitu bagi aku kedua film ini setara), tapi "Cars 2" masih menjadi suguhan yang menghibur apabila ditonton dengan kondisi netral tanpa terpengaruh kritikan yang ada. Tapi memang aku harap Pixar berhenti menciptakan sekuel, setidaknya sesudah "Monster University" yang akan rilis 2013 dimana film itu yaitu prekuel dari "Monster, Inc.". Tentunya aku harap tidak ada "Toy Story 4!" Penempatan short film "Toy Story" di awal film juga jadi sebuah blunder alasannya yaitu penonton akan teringat dan kembali jatuh cinta dengan para mainan tersebut dan makin kurang suka dan pesimis dengan para kendaraan beroda empat yang sanggup bicara. 

Artikel Terkait

Ini Lho Cars 2 (2011)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email