Thursday, January 31, 2019

Ini Lho A Prophet (2009)

Dengan adanya kasus yang terjadi di Indonesia ini mengenai tahanan yang sanggup bebas keluar masuk penjara, tahanan yang menerima kemudahan glamor dan lain-lain, sering terdengar sentilan dan omongan yang kurang lebih pada dasarnya "Penjara di Indonesia payah, nggak kayak diluar negeri yang ketat". Jika bandingannya yaitu kualitas pengamanan dan kemudahan pelayanan lainnya, saya yakin penjara-penjara di luar negeri khususnya Eropa atau Amerika niscaya lebih canggih, tapi mengenai pernyataan kalau penjara disana lebih ketat sehingga menciptakan tahanan yang ada tidak sanggup seenaknya sendiri dan menerima pelayanan mewah? Jika anda sering melihat film yang menggambarkan kehidupan di penjara anda niscaya tidak sependapat dengan pernyataan tersebut. Film yang mempunyai judul orisinil "Un prophete" ini juga menggambarkan kondisi penjara yang sangat longgar bagi tahanan yang mempunyai kekuasaan.

Awal film menunjukkan Malik El Djebana (Tahar Rahim) cowok Prancis keturunan Arab yang masuk penjara di usia yang masih sangat muda, 19 tahun akhir kasus pemukulan terhadap polisi. Disana, Malik yang dieksekusi 6 tahun mendapati penjara terbagi menjadi 2 kubu, yaitu blok yang berisi orang Muslim-Arab dan satu lagi berisi orang-orang Corsican. Malik yang awalnya menentukan tidak memihak malah menerima perlakuan kekerasan dari tahanan lain. Keseharian Malik dan keluguan yang terlihat pada dirinya menciptakan Cesar Luciani (Niels Arestrup) yang merupakan pimpinan geng durjana Corsica disana tertarik untuk memanfaatkan Malik dalam usahanya menghancurkan kelompok Muslim-Arab.

Malik sendiri tidak punya pilihan selain bergabung dan menjadi pesuruh kelompok tersebut. Tapi sebelum resmi bergabung, Malik harus menjalani sebuah tes yang mengharuskan dirinya membunuh seorang informan kelompok Muslim-Arab berjulukan Reyeb (Hichem Yacoubi), bila tidak dirinyalah yang akan dibunuh. Walaupun tidak berjalan selancar yang diharapkan, tapi Malik berhasil menjalankan misi sekaligus "pelajaran" pertamanya untuk bertahan hidup di penjara. Mulai dikala itulah walaupun terus dihantui pengalaman membunuh Reyeb, Malik tetap melanjutkan hidupnya, bahkan bertahap "karirnya" mulai meningkat.
Film wacana penjara sudah banyak, tinggal apa yang menjadi fokus cerita. Apakah sekedar penyesuaian kehidupan keras disana? Atau mengenai perjuangan melarikan diri? Sedangkan fokus untuk "A Prophet" yaitu wacana bagaimana seorang tahanan gres yang tidak punya nama baik didalam maupun diluar penjara bertahap merangkak dari status hanya sebagai pesuruh rendahan yang menjalankan pekerjaan kotor menjadi orang kepercayaan dan menerima ratifikasi yang tinggi dari orang dalam maupun diluar penjara. Hal itulah yang menciptakan pada kesudahannya fokus paling besar tentu akan jatuh pada sosok Malik El Djebana.

Pada kesudahannya memang perubahan sosok Malik dari seorang tahanan gres yang lugu, polos dan gampang dimanfaatkan menjadi sosok yang punya nama bukan hanya menjadi fokus utama film ini tapi juga menjadi bab terbaik film ini dan merupakan kekuatan utamanya. Hal itu sanggup terjadi tentunya berkat akting memukau dari Tahar Rahim yang bila dilihat dari awal film dan dibandingkan dengan sosoknya dikala film berakhir terperinci aura yang terpancar berbeda. Dengan sendirinya kita akan merasa yakin bahwa seolah Tahar Rahim juga gres saja melewati serangkaian insiden yang menciptakan dirinya jauh lebih berpengaruh luar dalam dibandingkan diawal film.

"A Prophet" diluar menyuguhkan perubahan kepribadian Malik juga menyuguhkan adegan-adegan yang menarik. Tidak ada memang adegan baku tempak dan kejar-kejaran memacu adrenalin, tapi sutradara Jacques Audriad tetap sanggup menciptakan film ini menarik, termasuk memasukkan adegan-adegan yang menawarkan bahwa sosok Reyeb masih menghantui kehidupan Malik. Jika dilihat bekerjsama "A Prophet" agak seolah-olah "The Godfather" yang mengisahkan cowok yang memulai karir didunia durjana mulai dari nol sampai kesudahannya menerima status yang tinggi dan diakui sekaligus dihormati. Perbedaannya, "A Prophet" tetaplah bukan "The Godfather" yang sanggup tetap menarik walaupun durasinya hampir 3 jam. Dengan durasi hampir 2 setengah jam, film ini punya beberapa adegan yang hampir menciptakan mata ini lelah. Mungkin pemotongan 15 menit durasi akan menciptakan film yang sudah anggun ini jadi lebih baik setidaknya dimata saya.


RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho A Prophet (2009)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email