Thursday, January 31, 2019

Ini Lho The Roommate (2011)

Setiap film punya hakikatnya masing-masing. Hakikat disini maksudnya ialah bagaimana film itu seharusnya menjadikan reaksi pada orang yang menonton. Action akan menciptakan penonton terpacu adrenaline-na dengan banyak sekali adegan yang seru. Romance menciptakan penonton mencicipi sisi romantisme yang mengikat dalam film tersebut. Komedi harus sanggup memancing tawa penonton. Horror diharuskan menakut-nakuti penonton. Sedangkan thriller ialah film yang bertujuan untuk menjadikan perasaan tegang yang akan menciptakan jantung penonton berdebar dan harap-harap cemas menanti adegan selanjutnya. Tapi bagaimana jadinya kalau sebuah film thriller justru menghasilkan yang sebaliknya, yaitu malah menciptakan penonton (baca: saya) menjadi kebosanan? Jelas itu artinya film tersebut ialah film yang gagal, dan "The Roommate" ini masuk kategori tersebut.

Sara (Minka Kelly) yang tiba dari kota kecil ke L.A. dengan keinginan menjadi desainer kelas atas gres saja masuk kedalam asrama daerah ia berkuliah. Disana ia tidak kesulitan menerima teman baru, salah satunya Tracy (Aly Michalka), seorang gadis pirang yang gemar berpesta di club. Ajakan pesta dari Tracy yang itulah yang mempertemukan Sara dengan penggebuk drum dari sebuah grup band lokal yang sedang manggung disana, Stephen (Cam Gigandet) dimana mereka sama-sama menyukai. Sebuah awal yang indah bagi Sara hingga sepulangnya ia ke asrama rekan sekamarnya gres saja tiba disana. Dia ialah Rebecca (Leighton Meester), seorang gadis yang menunjukkan kesan ramah dan hobi menggambar. Sara dan Rebecca makin bersahabat dan saling mengembangkan belakang layar dan hal pribadi. Sampai usang kelamaan Rebecca makin terlihat overprotective pada Sara dan berusaha menyingkirkan orang-orang yang ada disekitar Sara.
Apa lagi yang harus saya katakan perihal film ini selain membosankan dan nyaris tidak menunjukkan ketegangan sedikitpun. Plot yang diberikan juga intinya juga sudah sangat standar dan tertebak. Bagaimana seorang gadis yang awalnya terlihat ramah tapi usang kelamaan makin terasa berlebihan dan berkembang menjadi psycho.Latar belakang psikopat si gadis sudah sangat tertebak. Bagaimana titik puncak dan endingnya juga sudah sangat tertebak. Tapi tentu itu bukan dilema besar jikalau dalam plot super standar itu berhasil diselipkan adegan menegangkan atau setidaknya sedikit gore yang sanggup menciptakan mata ini tetap terjaga. Tapi "The Roommate" malah menjadi thriller paling tidak menegangkan sekaligus paling sopan. Yak, paling sopan sebab nyaris tidak diperlihatkan darah tumpah di film ini. Sungguh langkah yang amat buruk.

Untuk akting para pemainnya Leighton Meester pantas menerima kredit lebih dan sedikit menaikkan evaluasi saya terhadap film ini. Bagaimana ia bertransformasi dari gadis ramah, kemudian menjadi gadis overprotective dan jadinya menampakkan diri sebagai gadis psikopat ialah sebuah nilai lebih dan bahkan potongan terbaik film ini. Untuk Minka Kelly aktingnya tergolong standar gadis dalam film slasher remaja. Standar disini maksudnya ialah gadis bagus dengan akting mengecewakan. Sungguh sangat disayangkan mengingat saya berharap Minka Kelly sanggup berakting bagus sebab ia termasuk "keluarga besar" film favorit saya sepanjang masa, apalagi kalau bukan (500) Days of Summer walaupun kemunculannya tidak hingga 5 menit tapi sangat berkesan di film tersebut.

OVERALL: Hanya akting cukup bagus dari Leighton Meester dan kecantikan Minka Kelly yang menjadi nilai lebih film ini dan menciptakan saya bertahan hingga akhir. Sisanya membosankan dan sangat jelek.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho The Roommate (2011)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email