Thursday, January 31, 2019

Ini Lho Satu Jam Saja (2010)

Rano Karno dengan perusahaan "Karnos Film" miliknya kembali lagi untuk membuat sebuah film melodrama romantis berjudul "Satu Jam Saja" yang disutradarai Ario Rubbik. Selain menampilkan Vino Bastian, Revalina S. Temat dan Andhika Pratama sebagai trio bintang utama, film ini juga menampilkan Rano Karno dalam porsi yang minimalis. Rano Karno jugalah yang menulis naskah film ini. Tapi saya sudah memperlihatkan ekspekatsi yang cukup rendah sebelum menonton alasannya sudah membaca beberapa review yang menyampaikan ini film jelek.

Film ini berkisah diseputar kehidupan tiga sahabat, Andika (Vino Bastian), Hans (Andhika Pratama) dan Gadis (Revalina S. Temat). Persahabatan tersebut kesudahannya pecah disaat Hans "khilaf" dan menghamili Gadis. Mengetahui hal itu Hans yang kebingungan menentukan menjauhi kedua sahabatnya tersebut. Sedangkan Gadis sekarang menjadi pemurung dan menyesali kandungannya bahkan sempat berpikir untuk menggugurkan kandungannya. Andika yang tidak ingin kehidupan Gadis semakin rusak menentukan bertanggung jawab atas perbuatan Hans dan bersedia menikahinya. Hans yang kemudian mengetahui kesepakatan nikah tersebut merasa harus bertanggung jawab dan kembali memasuki kehidupan Andika dan Gadis dan tentunya membuat konflik yang lebih dalam.
Apa yang coba ditampilkan Ario Rubbik ialah sebuah melodrama yang lambat tetapi menyentuh. Lambat bukan berarti film tersebut membosankan andaikan naskah yang ada menarik dan mendukung. Tapi sayangnya naskah yang ditulis Rano Karno intinya sudah kurang menarik alasannya plot yang ada sudah sering diangkat dan obrolan yang ditulis begitu kaku, sehingga ketika dipadukan dengan penyutradaraan Rubbik yang lambat membuat film ini terasa cukup membosankan. Padahal durasinya 90 menit tapi berasa nyaris 2 jam.

Dari ketiga pemain utamanya, Revalina ialah yang berakting paling bagus dengan terlihat begitu alami dan maksimal tiap adegannya. Dia juga bagus menyerupai biasa walaupun terasa terlalu bagus untuk ukuran gadis yang sedang dalam kondisi lemah. Vino Bastian juga cukup baik. Walaupun kembali menjadi aksara yang seolah hanya berteriak-teriak ketika marah, tapi dalam teriakannya Vino masih dapat memperlihatkan mulut marah, jauh beda dengan Andhika Pratama yang terlihat hanya berteriak sekeras mungkin disaat murka dengan wajah begitu datar. Karakternya juga begitu menyebalkan dan malah membuat dongeng menjadi tidak nyaman disaksikan. Bahkan disaat duo Vino-Reva dapat membuat nuansa film menjadi terlihat nyaman dinikmati dan ada beberapa adegan yang lucu dan menghibur, masuknya Andhika kembali membuat film membosankan dan menyebalkan. Secara keseluruhan ketiganya juga tidak terlihat sebagai teman bersahabat yang tiba-tiba pecah. Cuma menyerupai teman biasa.

"Satu Jam Saja" bukanlah film drama lokal yang buruk. Bahkan bahu-membahu ada beberapa momen yang menampilkan Vino-Reva yang cukup dapat dinikmati. Tapi obrolan yang kaku, dan tidak adanya greget yang cukup besar lengan berkuasa untuk sebuah melodrama ditambah tokoh dari Andhika Pratama yang sebaiknya dibuang saja dari film ini membuat "Satu Jam Saja" menjadi film yang secara keseluruhan masih kurang kendati layak tonton. Nampaknya faktor ekspektasi yang rendah dari saya cukup berperan disini alasannya ternyata film ini tidak seburuk yang saya perkirakan walaupun masih sangat banyak kekurangan

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho Satu Jam Saja (2010)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email