Sebuah film yang bermain-main dengan alam mimpi, isi pikiran ataupun fantasi tokoh-tokohnya biasanya mempunyai tingkat imajinasi yang tinggi. Salah satu yang masih segar di ingatan tentunya "Inception" yang mengeksplorasi tingkatan mimpi manusia. Tapi tahukah kalian jikalau salah satu film yang paling menginspirasi Nolan dalam menciptakan "Inception" yaitu sebuah animasi Jepang garapan sutradara/animator legendaris Satoshi Kon yang rilis tahun 2006 atau 4 tahun sebelum karya Nolan tersebut? Film berjudul "Paprika" ini diaukui Nolan jadi salah satu inspirasinya dalam menerapkan unsur-unsur petualangan didalam mimpi manusia.
Sama ibarat "Inception", Satoshi Kon dalam film ini juga memperkenalkan kita pada sebuah alat berjulukan "DC Mini" yang dapat menciptakan seseorang memasuki mimpi orang lain, bahkan orang itu dapat melihat mimpinya sendiri yang telah terekam disaat beliau bangun. Alat ciptaan Doktor Kosaku Tokita ini bergotong-royong masih dalam tahap pengembangan dan belum benar-benar sempurna. Tapi demi membantu orang-orang yang mengalami permasalahan psikologis khususnya rasa cemas dan takut yang berlebihan, Doktor Atsuko Chiba memakai alat tersebut untuk masuk kedalam mimpi seseorang guna melaksanakan terapi lewat mimpi dimana didalam mimpi sang klien dirinya memakai alter ego berjulukan Paprika yang baik penampilan maupun kepribadiannya sangat berbeda dengan Atsuko. Sampai suatu hari alat-alat tersebut dicuri dan akan sangat berbahaya jikalau disalahgunakan alasannya lewat alat tersebut seseorang dapat mengontrol pikiran orang lain melalui mimpinya sehingga dapat berdampak jelek dalam kehidupan nyatanya.
Film yang jadi karya terakhir Satoshi Kon sebelum beliau wafat ini lebih mengarah pada harapan insan yang umumnya sering membayangkan apa karenanya kalau merekabisa mengulang sekali lagi mimpi indah yang terjadi ketika tidur bahkan bila mungkin membawanya kedalam kenyataan. Artinya pondasi dasar film ini yaitu ibarat kebanyakan film sci-fi lainnya yaitu mengenai obsesi insan untuk melaksanakan hal-hal yang bergotong-royong terasa mustahil menjadi mungkin dengan ilmu pengetahuan. Yang menciptakan "Paprika" menjadi berbeda yaitu alasannya film ini mengeksplorasi dunia mimpi yang notabene tidak ada batasan atas keliaran dan keajaiban didalamnya. Hal itulah yang menciptakan film ini juga jadi terasa begitu asing dan abstrak dalam penceritaannya ditambah dengan visualisasi penuh warna yang menarik. Dengan memakai teknik animasi, film ini jadi lebih dapat menampilkan keajaiban-keajaiban alam mimpi yang jauh lebih banyak dan tidak dapat ditampilkan oleh "Inception".
Kita benar-benar akan diajak menyaksikan hal-hal yang luar biasa absurdnya seberti parade marching grup musik yang terdiri dari boneka-boneka bahkan kodok juga ada, hingga banyak sekali macam hal-hal serta makhluk aneh lainnya. Dan kita tidak akan pernah memprotes kecacatan yang terjadi sebagai hal yang tidak logis alasannya semua itu yaitu alam mimpi yang tentunya tidak mengenal kata "logika". Satoshi Kon tidak hanya memperlihatkan hal-hal asing tapi juga menggabungkan teori-teori mengenai alam mimpi dan "DC Mini" dengan teka-teki mengenai siapa bergotong-royong pencuri alat tersebut. Hal itu menciptakan pikiran saya menjadi terdistorsi sehingga terkadang saya gagal menangkap beberapa hal yang terjadi apalagi Satoshi Kon seolah terlalu terobsesi menciptakan film yang asing sehingga terkadang malah jatuhnya menjadi membingungkan. Hal yang tidak perlu dilakukan mengingat intinya film ini sudah punya adonan teori dan plot yang cukup memeras pikiran ibarat yang sudah saya singgung tadi.
Tapi kelemahan tersebut seolah menguap begitu saja jikalau dibandingkan dengan banyak sekali kelebihan yang dimiliki oleh "Paprika". Toh secara keseluruhan saya masih mampu menangkap apa yang ingin disampaikan oleh film ini. Tidak hanya asing tapi film ini juga menegangkan. Karakter-karakternya juga gampang disukai khususnya sosok Atsuko dan alter-egonya Paprika yang begitu manis menghiasi 90 menit durasi film ini. Durasi 90 menit akan makin terasa sebentar alasannya begitu intensnya film ini berjalan apalagi pada titik puncak yang bagi saya yaitu sebuah momen epic yang sangat keren. Lalu kita akan diajak menyongsong tamat yang mempunyai beberapa twist yang tidak mengejutkan sekali tapi termasuk twist yang bagus. Bahkan nuansa romantisme yang muncul sebentar menjelang tamat film juga sangat efektif dalam membangun mood penonton. "Paprika" yaitu sebuah film yang lengkap dan nyaris tepat sebagai film yang menandai tamat dari Satoshi Kon berkarya didunia perfilman sebelum meninggal dunia 4 tahun kemudian. Salah satu film animasi terbaik yang pernah saya tonton.
RATING:
Sama ibarat "Inception", Satoshi Kon dalam film ini juga memperkenalkan kita pada sebuah alat berjulukan "DC Mini" yang dapat menciptakan seseorang memasuki mimpi orang lain, bahkan orang itu dapat melihat mimpinya sendiri yang telah terekam disaat beliau bangun. Alat ciptaan Doktor Kosaku Tokita ini bergotong-royong masih dalam tahap pengembangan dan belum benar-benar sempurna. Tapi demi membantu orang-orang yang mengalami permasalahan psikologis khususnya rasa cemas dan takut yang berlebihan, Doktor Atsuko Chiba memakai alat tersebut untuk masuk kedalam mimpi seseorang guna melaksanakan terapi lewat mimpi dimana didalam mimpi sang klien dirinya memakai alter ego berjulukan Paprika yang baik penampilan maupun kepribadiannya sangat berbeda dengan Atsuko. Sampai suatu hari alat-alat tersebut dicuri dan akan sangat berbahaya jikalau disalahgunakan alasannya lewat alat tersebut seseorang dapat mengontrol pikiran orang lain melalui mimpinya sehingga dapat berdampak jelek dalam kehidupan nyatanya.
Film yang jadi karya terakhir Satoshi Kon sebelum beliau wafat ini lebih mengarah pada harapan insan yang umumnya sering membayangkan apa karenanya kalau merekabisa mengulang sekali lagi mimpi indah yang terjadi ketika tidur bahkan bila mungkin membawanya kedalam kenyataan. Artinya pondasi dasar film ini yaitu ibarat kebanyakan film sci-fi lainnya yaitu mengenai obsesi insan untuk melaksanakan hal-hal yang bergotong-royong terasa mustahil menjadi mungkin dengan ilmu pengetahuan. Yang menciptakan "Paprika" menjadi berbeda yaitu alasannya film ini mengeksplorasi dunia mimpi yang notabene tidak ada batasan atas keliaran dan keajaiban didalamnya. Hal itulah yang menciptakan film ini juga jadi terasa begitu asing dan abstrak dalam penceritaannya ditambah dengan visualisasi penuh warna yang menarik. Dengan memakai teknik animasi, film ini jadi lebih dapat menampilkan keajaiban-keajaiban alam mimpi yang jauh lebih banyak dan tidak dapat ditampilkan oleh "Inception".
Kita benar-benar akan diajak menyaksikan hal-hal yang luar biasa absurdnya seberti parade marching grup musik yang terdiri dari boneka-boneka bahkan kodok juga ada, hingga banyak sekali macam hal-hal serta makhluk aneh lainnya. Dan kita tidak akan pernah memprotes kecacatan yang terjadi sebagai hal yang tidak logis alasannya semua itu yaitu alam mimpi yang tentunya tidak mengenal kata "logika". Satoshi Kon tidak hanya memperlihatkan hal-hal asing tapi juga menggabungkan teori-teori mengenai alam mimpi dan "DC Mini" dengan teka-teki mengenai siapa bergotong-royong pencuri alat tersebut. Hal itu menciptakan pikiran saya menjadi terdistorsi sehingga terkadang saya gagal menangkap beberapa hal yang terjadi apalagi Satoshi Kon seolah terlalu terobsesi menciptakan film yang asing sehingga terkadang malah jatuhnya menjadi membingungkan. Hal yang tidak perlu dilakukan mengingat intinya film ini sudah punya adonan teori dan plot yang cukup memeras pikiran ibarat yang sudah saya singgung tadi.
Tapi kelemahan tersebut seolah menguap begitu saja jikalau dibandingkan dengan banyak sekali kelebihan yang dimiliki oleh "Paprika". Toh secara keseluruhan saya masih mampu menangkap apa yang ingin disampaikan oleh film ini. Tidak hanya asing tapi film ini juga menegangkan. Karakter-karakternya juga gampang disukai khususnya sosok Atsuko dan alter-egonya Paprika yang begitu manis menghiasi 90 menit durasi film ini. Durasi 90 menit akan makin terasa sebentar alasannya begitu intensnya film ini berjalan apalagi pada titik puncak yang bagi saya yaitu sebuah momen epic yang sangat keren. Lalu kita akan diajak menyongsong tamat yang mempunyai beberapa twist yang tidak mengejutkan sekali tapi termasuk twist yang bagus. Bahkan nuansa romantisme yang muncul sebentar menjelang tamat film juga sangat efektif dalam membangun mood penonton. "Paprika" yaitu sebuah film yang lengkap dan nyaris tepat sebagai film yang menandai tamat dari Satoshi Kon berkarya didunia perfilman sebelum meninggal dunia 4 tahun kemudian. Salah satu film animasi terbaik yang pernah saya tonton.
RATING:
Ini Lho Paprika (2006)
4/
5
Oleh
news flash