Friday, January 18, 2019

Ini Lho The Perfect House (2011)

Belakangan ini ada beberapa kisah mengenai film-film lokal dalam sepak terjangnya di ekspo film luar negeri. Yang paling fenomenal tentunya "The Raid" yang memenangkan salah satu penghargaan di Toronto Film Festival dan menerima puja puji disana bahkan akan di-remake oleh Hollywood. Kemudian ada kontroversi kemenangan "Si Anak Kampoeng"di sebuah ekspo film Amerika yang konon katanya ekspo film abal-abal. "The Perfect House" buatan Affandi Abdul Rachman ini ialah salah satunya dimana film ini berhasil menerima sambutan yang cukup memuaskan dari penonton Puchon International Fantastic Film Festival. Promo film ini juga cukup menarik dimana baik dari trailer maupun posternya terlihat bahwa film ini terperinci bukan film horror/thriller asal-asalan buat.

Dari judulnya kita sudah tahu bahwa film ini akan mengajak kita "bermain" dalam sebuah rumah yang pastinya bukan rumah biasa saja. Diceritakan seorang guru dari Jakarta berjulukan Julie (Cathy Saron) yang akan berlibur mendadak diminta untuk menggantikan rekannya dalam mengajar sebagai tutor seorang anak. Diceritakan tutor sebelumnya yang berjulukan Lulu tiba-tiba menghilang dari rumah itu. Julie yang pada akibatnya menyetujui proposal tersebut akibatnya harus menginap beberapa usang di sebuah rumah bergaya Belanda yang terletak di puncak dan dimiliki oleh perempuan bau tanah berjulukan Madam Rita (Bella Esperance). Disitu beliau diminta untuk mengajar cucu Madam Rita yang berjulukan Januar (Endy Arfian).

Keadaan dirumah itu ternyata memang misterius dan Julie mulai menyadari hal tersebut. Beberapa fakta menyerupai larangan Madam Rita menyekolahkan Januar di sekolah umum padahal Januar sangat cerdas, sampai larangan pada cucunya itu hanya untuk keluar rumah. Januar memang dikurung didalam rumah tersebut yang dijaga oleh seorang penjaga rumah yang bertampang angker dan tidak pernah berbicara, Yadi (Mike Lucock). Jamuan makan malam yang tidak ramah dari Madam Rita juga menambah rasa ingin tau Julie. Maka dimulailah satu persatu misteri dirumah tersebut muncul dihadapan Julie.
Banyak yang menyampaikan film ini menyerupai dengan "Identity". Tapi saya sendiri belum menonton film tersebut jadi saya tidak sanggup membandingkan keduanya. Justru saya merasa film ini lebih menyerupai kearah "Rumah Dara", bedanya "The Perfect House" tidak mengambil pendekatan slasher tapi lebih kearah psychological thriller. Kemiripan antara kedua film tersebut sangat kentara pertama dari karakter-karakternya. Madam Rita terperinci sangat menyerupai dengan abjad Ibu Dara tapi lebih meledak-ledak. Walaupun begitu gaya bicara dan tindak tanduknya terasa kemiripan. Lalu ada abjad Yadi yang jikalau mau dibandingkan akan terasa penempatannya menyerupai abjad Adam. Jangan lupakan juga tokoh utama perempuan kedua film tersebut yang tentu kita tahu ialah kakk beradik, Cathy Saron - Julie Estelle. Jika kita belum pernah menonton "Rumah Dara" mungkin abjad Madam Rita yang diperankan dengan baik oleh Bella Esperance akan lebih menarik dan menyeramkan. Untuk abjad Yadi sayang porsinya kurang. Sedangkan membandingkan Cathy dan Julie terperinci Julie Estelle unggul mutlak.
Beberapa hal lain yang cukup menyerupai ialah adegan-adegannya. Tentu kita ingat sekali dengan scene jamuan makan malam di "Rumah Dara" yang diiringi lantunan musik berirama jaman dulu. "The Perfect House" juga mempunyai scene tersebut. SPOILER: Kemudian ialah adegan titik puncak mendekati selesai dimana Madam Rita sudah mulai kehilangan kontrol dan mengamuk kemudian akan menebaskan pedangnya pada Julie kita akan teringat pada adegan Dara yang akan menyerang Ladya dengan gergaji mesinnya kemudian berkata "Enak Kaaaan?". Madame Rita juga melaksanakan hal yang kurang lebih mirip. Yang terakhir masih di adegan tersebut dimana abjad Julie berpikiran sama dengan Ladya yaitu mencoba membela diri dengan sebuah hiasan dinding kepala rusa. Saya tidak menyampaikan film ini menggandakan "Rumah Dara" alasannya bekerjsama adegan-adegan tersebut bukan copy paste murni. Tapi kemiripan tersebut terperinci mengurangi kenikmatan menonton.

Untuk ukuran thriller film ini lumayan tapi masih terasa kurang menegangkan. Film justur terasa menegangkan ketika nuansanya agak bergeser kearah slasher, sedangkan untuk problem thriller psikologisyang digembar gemborkan itu terasa kurang. Padahal pembukaan film ini terasa meyakinkan walaupun mengingatkan saya pada opening credit "Insidious". Thriller psikologis memang terasa coba ditekankan, tapi malah menciptakan film ini bagaikan memperlihatkan spoiler tidak pribadi pada ending yang bekerjsama mempunyai twist, tapi dari tengah film kita sudah sanggup cukup yakin apa yang bekerjsama terjadi dari awal dan bagaimana selesai kisahnya. Walaupun saya akui pengemasan endingnya bagus. Selain kurang menegangkan, film ini juga terlalu banyak mempunyai plot hole menyerupai tidak dijelaskannya beberapa hal yang menjadi misteri di film ini. Klimaks yang ada juga terlalu singkat dan tidak menegangkan sama sekali.

Sebenarnya "The Perfect House" ialah film yang tidak mengecewakan, bahkan memuaskan andaikan bukan alasannya beberapa hal menyerupai ekspektasi saya yang cukup tinggi diawal, sampai perasaan mirip-mirip dengan "Rumah Dara" yang menciptakan saya mau tidak mau membandingkan keduanya yang tentu saja dimenangkan secara telak oleh film Mo Brothers tersebut. Tapi jikalau kita mengesampingkan hal-hal tersebut dan hanya mempertimbangkan banyaknya plot hole dan kurang menegangkannya film ini sebagai kekurangan, makan kemungkinan besar anda akan terpuaskan oleh film ini.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho The Perfect House (2011)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email