Thursday, January 31, 2019

Ini Lho Pengabdi Setan (1980)

Tidak disangka 12 tahun sebelum saya lahir ternyata Indonesia pernah menciptakan film horror yang kualitasnya diakui tidak hanya didalam negeri bahkan diluar negeri hingga menyandang status cult diantara pecinta horror khususnya di Asia. Film yang diluar negeri dirilis dengan judul "Satan's Slave" ini memang sangat berpengaruh. Bahkan film ini sukses memperlihatkan tren gres bagi film horror lokal yang satu itu lebih condong bertema agama Katolik atau Buddha menjadi Islam dengan menghadirkan kiai cendekia sakti di pecahan titik puncak atau final film untuk mengusir setan.

Sebuah keluarga gres saja mengalami kehilangan disaat sosok istri sekaligus ibu dalam keluarga tersebut meninggal dunia. Yang paling mencicipi dampaknya yaitu Tomi, si anak bungsu yang sampai-sampai berguru ilmu hitam sebab kehilangan pegangan sesudah janjkematian sang ibu. Kakaknya, Rita juga menghabiskan malamnya untuk pergi disko dan ber-ajojing ria bersama pacarnya, Herman. Sedangkan sang ayah sibuk dengan pekerjaannya. Hal itu masih belum ditamah munculnya kejadian-kejadian absurd yang menimpa mereka menyerupai salah satunya kemunculan sosok perempuan menyeramkan yang menyerupai ibu mereka yang sudah meninggal. Untuk menciptakan rumah menjadi lebih kondusif, ayah mereka memakai jasa pembantu berjulukan Darminah. Tapi kedatangan Darminah yang misterius justru memperburuk suasana dimana insiden absurd makin banyak terjadi.
Opening film ini yaitu salah satu opening yang paling bikin saya merinding bahkan berhasil membatalkan niat saya untuk menonton film ini pada tengah malam. Oke, film ini memang dibuka dengan adegan pemakaman dengan tata cara Islam dilanjutkan dengan pembacaan Yasiin dan bukan berarti saya menganggap acara mengaji yaitu hal yang menyeramkan, tapi yang menciptakan saya menyeramkan yaitu suasana yang dibangun. Adegan ihwal janjkematian dalam film horror tingkat keseramannya buat saya tidak tergantung pada seberapa sadis tapi bagaimana suasana yang dibangun, dan adegan pemakaman ini yang notabene sangat bersahabat dengan kehidupan sehari-hari sukses menciptakan saya merinding ngeri.

Setelah itu yang disajikan pada kita yaitu sebuah sajian horror yang disajikan secara nrimo oleh pembuatnya murni untuk menciptakan film horror bermutu yang bertujuan untuk menakuti penontonnya dan bukan hanya mencari sisi komersialitas belaka. Oke, kalau dilihat kini alias 31 tahun sesudah filmnya dirilis memang sangat banyak kekurangan dari film ini mulai dari akting yang kaku dan tidak pas, imbas dan make up yang masih sederhana(tapi tetep ngeri), plot yang terlalu banyak lubang, hingga kekurangan dalam segi teknis. Salah satu kesalahan yang paling saya ingat yaitu adegan Herman naik motor yang tiba-tiba helmnya berubah jenis. Tapi itu sebab kita melihatnya dari jaman sekarang. Jika menjadi penonton dimasa itu saya yakin film ini sudah amat sangat menyeramkan. Lagipula beberapa plot hole dan kesederhanaan imbas dan banyak sekali kesalahan lainnya terasa bagaikan sebuah humor yang terselip diantara keseraman yang ditawarkan.

Artikel Terkait

Ini Lho Pengabdi Setan (1980)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email