Thursday, January 31, 2019

Ini Lho Fargo (1996)

Bagaimana perasaan anda disaat untuk pertama kalinya menonton sebuah pertunjukkan sirkus yang luar biasa, penuh keunikan dan agresi yang menghebohkan sekaligus mendebarkan? Pastinya anda akan mencicipi sebuah kepuasan dan kekaguman yang luar biasa alasannya yaitu anda gres saja melihat suatu hal gres yang luar biasa dan berbeda. Perasaan itu mungkin masih bertahan sampai pengalaman menonton kedua atau ketiga. Tapi sesudah menonton keempat kalinya bahkan lebih, anda akan tetap menganggap bahwa itu pertunjukkan yang bagus, berkualitas dan tidak semua orang sanggup melakukannya, tapi tingkat keterkejutan dan kekaguman anda mungkin akan berkurang. Anda tetap memperlihatkan nilai positif tapi tidak ada lagi kesan "WOW!" yang anda munculkan. Begitulah kurang lebih yang saya rasakan ketika menonton film yang memperlihatkan Coen Brothers piala Oscar pertama mereka.

Jerry Lundegaard (William H. Macy) yaitu seorang salesman kendaraan beroda empat yang sedang mengalami problem keuangan. Untuk itu ia menempuh jalan yang nekat dalam mencari uang, yaitu mengontrak dua orang kriminal untuk menculik istrinya, Jean (Kristin Rudrud) sehingga Jerry akan menerima uang tebusan yang dibayar oleh ayah Jean (Harve Presnell). Dua orang yang dikontrak yaitu Carl (Steve Buscemi) yang bawel sekaligus dikenal banyak orang sebagai "kinda funny-lookin guy in a general kinda way" dan Gaear (Peter Stormare) yang pendiam, perokok berat, tapi tidak kenal ampun dan sadis kalau sudah beraksi. Tapi penculikan itu ternyata tidak semudah yang diduga. Sementara itu, Marge (Frances McDormand) seorang chief polisi perempuan yang sedang hamil 7 bulan menjadi orang yang berusaha mengusut kasus tersebut.
Tentu saja ibarat hampir semua film Coen Brothers, film ini juga memiliki jalan kisah yang cukup nyeleneh sekaligus karakter-karakter yang tidak kalah nyeleneh. Dari segi cerita, kali ini memang tidak "seaneh" karya mereka ibarat "O Brother Where Art Thou?" atau "The Big Lebowski", tapi untuk ukuran film pada umumnya, "Fargo" masih termasuk tidak umum alias diluar jalur mainstream. Lihat bagaimana seorang suami dengan pedenya mengontrak penjahat untuk menculik sang istri dengan impian sanggup mengembangkan uang tebusan yang akan dibayarkan sang mertua. Lalu kemudian semua itu makin berjalan amburadul ketika tiba-tiba muncul orang-orang di daerah dan waktu yang tidak diduga dengan kelakuan dan nasib yang tidak terduga pula. Sangat tipikal Coen Brothers sehingga orang yang pertama mengenal mereka lewat film ini niscaya akan terpana, tapi saya yang sudah mengenal film-film tergila mereka merasa film ini tidak terlalu mengejutkan walaupun masih tetap bagus.

"Fargo" juga masih mengandung sebuah ciri khas Coen Brothers lainnya, yaitu niscaya ada unsur perebutan atau pencarian terhadap sebuah benda berharga atau biasanya uang. Lihat saja "The Big Lebowski", "O Brother Where Art Thou?", "Burn After Reading", "No Country For Old Men", sampai yang terbaru "True Grit" semuanya memasukkan hal tersebut dalam unsur ceritanya. Setidaknya hal itu selalu muncul dalam film-film mereka yang sudah saya tonton. Saya tidak tahu apakah di film yang belum saya tonton ibarat "A Serious Man", "Barton Fink" atau mungkin dalam rom-com "Intolerable Cruelty" hal tersebut kembali muncul.

Untuk urusan karakterisasi, film ini masih jawara. Lihat saja tiap-tiap abjad niscaya punya hal unik yang tidak akan dijumpai dalam film Hollywood biasanya. Seorang polisi perempuan yang menilik kasus pembunuhan sendiri? Biasa. Tapi bagaimana kalau polisi itu sedang hamil 7 bulan dan selalu sarapan dan makan siang bersama suaminya yang terlihat kurang sanggup diandalkan? Tentunya itu unik dan pada alhasil membawa sang aktris meraih "Best Actress" pada Oscar tahun 1997. Ada juga seorang Gaear yang mungkin akan mengingatkan kita pada sosok Anton Chigurh. Coen juga menghadirkan abjad yang lagi-lagi tidak nyambung dengan jalan cerita, yang kali ini ada pada sosok Mike Yanagita yang diperankan Steve Park. Singkat kata, semua abjad di film ini punya sisi yang sanggup ditertawakan kalau anda yaitu penggemar dark comedy. Hal itu juga yang menciptakan karakter-karakter dalam film Coen Brothers selalu memorable. Untuk film ini, seringnya penggunaan kata "Yeaaah" jadi keunikan dan kelucuan tersendiri.

Seperti yang saya tuliskan diatas, bagaimana balasan terhadap film ini memang tergantung masing-masing penontonnya. Ekspektasi yang tinggi terhadap film ini dengan impian menampilkan kegilaan atau keganjilan yang lebih dari Coen Brothers memang menciptakan film ini tidak terlalu istimewa bagi saya alasannya yaitu mereka sudah pernah menciptakan yang lebih gila dan mengejutkan lagi (Hotel showdown & ending NCFOM dan banjir besar di OBWAT?). Tapi tidak sanggup dipungkiri "Fargo" yaitu salah satu film tersukses dari Coen Brothers dan kalau dibandingkan dengan film crime dan dark comedy lain film ini termasuk kedalam golongan yang bagus.

RATING:




Artikel Terkait

Ini Lho Fargo (1996)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email