Wednesday, January 30, 2019

Ini Lho Tokyo Godfathers (2003)

Dari judulnya mungkin banyak yang menerka film ini yakni sebuah remake atau pembiasaan lepas yang dilakukan perfilman Jepang terhadap film berandal legendaris "The Godfather". Tapi pada kenyataannya film ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan Corleone Family. Memang sempat ada intrik organisasi kriminal menyerupai berandal yang muncul di film ini tapi bukan itu pokok permasalahan konflik dan dongeng utama di film ini. "Tokyo Godfather" justru bercerita mengenai takdir hidup yang kalau ditelaah seringkali bersahabat kaitannya dengan kebetulan. Kebetulan-kebetulan yang terkadang akan terasa lucu.

Film ini berkisah mengenai 3 orang jalanan yang pada malam natal menemukan seorang bayi wanita yang tergolek di daerah pembuangan sampah. Ketiga orang tersebut yakni Hana, seroang banci yang sangat berharap bisa melahirkan anak dan menjadi ibu,. Gin lelaki paruh baya yang kerjanya hanya minum dan mabuk, dan Miyuki, gadis cukup umur yang kabur dari rumah. Tanpa mereka duga, disebuah malam natal yang bagi orang-orang yang tidak punya rumah tinggal dan keluarga hanyalah malam biasa saja mereka dituntun oleh takdir untuk menemukan bayi wanita yang terbuang dan tetapkan untuk merawat sang bayi sebelum kesannya tetapkan untuk berusaha mencari orang bau tanah bayi yang diberi nama Kiyoko tersebut dan mengembalikannya.

Tapi ternyata selama perjalanan dan pencarian yang mereka lalui tersebut, takdir juga mempertemukan mereka dengan hal-hal yang bertahap menguak diam-diam langsung dan kehidupan masa kemudian ketiganya yang mereka simpan dari satu sama lain. Sehingga selain mencoba mengembalikan sang bayi, merekapun bertahap menapaki takdirnya untuk menuntaskan apa yang telah mereka tinggalkan di masa lalunya masing-masing. Sebuah plot yang tidaklah rumit namun menyimpan kejutan-kejutan manis, lucu dan mengejutkan yang dibawa oleh takdir Tuhan.
Kekuatan utama dari "Tokyo Godfather" memang bagaimana kita dituntun untuk menyaksikan takdir secara tidak terduga bergerak diantara ketiga huruf utamanya. Banyak yang mengkritik mengenai unsur kebetulan yang terlalu kental menguasai jalan dongeng film ini. Tapi apakah orang-orang yang mengkritik itu sadar bahwa sebenarnya hampir semua insiden yang kita alami dalam hidup ini tidak pernah lepas dari kebetulan? Tapi tentunya semua hal kebetulan itu intinya memang yakni jalan yang digariskan oleh Tuhan, dan terkadang Tuhan punya jalan yang unik dan insan tidak akan menerka apa yang akan terjadi, Kurang lebih hal tersebut yang coba diberikan oleh film ini.

Saya sangat menyukai bagaimana segala kebetulan yang tidak terduga mengalir sepanjang film. Berkat kebetulan-kebetulan yang menyenangkan tersebut aneka macam macam perasaan bisa saya rasakan dalam menonton film ini mulai kaget, tertawa sebab lucu, sampai beberapa momen yang cukup menyentuh. Momen-momen tersebut tidak hanya tiba berkat plot ceritanya saja, tapi juga berkat ketiga huruf utamanya yang lovable. Walaupun seringkali timbul konflik dan tingkah laris menyebalkan dari ketiganya, tapi saya tidak pernah dibentuk sebal dengan mereka tapi justru selalu menyukai mereka dengan segala keunikan dan diam-diam masa kemudian masing-masing.

Film yang dibentuk oleh sutradara Satoshi Kon 3 tahun sebelum beliau menciptakan "Paprika" yang menginspirasi Nolan ini yakni sebuah film yang penuh dengan kesederhanaan tapi disisi lain juga penuh dengan keunikan yang dibawa oleh takdir dan kebetulan. Takdir dan kebetulan-kebetulan yang menyenangkan dan indah seindah menatap perjalanan hidup Hana, Gin dan Miyuki.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho Tokyo Godfathers (2003)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email