Wednesday, January 30, 2019

Ini Lho Melancholia (2011)

Kata "melancholia" yang jadi judul film ini sanggup dilihat menjadi 2 makna. Yang pertama yaitu sebagai nama sebuah planet berwarna biru yang mulai mendekati Bumi dan berpotensi besar akan menabrak sekaligus menghancurkan Bumi (dan jadinya memang terjadi, dan ini bukan spoiler). Yang kedua yaitu sebagai sebuah penyakit depresi yang menciptakan penderitanya menjadi frustasi dan mencicipi tidak ada impian lagi dalam kehidupannya bahkan menjauh dari masyarakat. Penyakit kejiwaan itu yaitu penyakit yang dialami oleh Justine, tokoh yang di film ini diperankan oleh Kirsten Dunst (yang memberinya Best Actress di Cannes). Lars von Trier sendiri lebih menekankan "Melancholia" sebagai dongeng insan melawan depresi dan peristiwa yang dialami dibandingkan fokus pada planet yang akan menghancurkan Bumi.

Film ini dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama yang berjudul "Justine" mengisahkan Justine (Kirsten Dunst) dan Michael (Alexander Skarsgard) yang akan menjalani resepsi janji nikah mereka yang mewah. Pernikahan itu sendiri dirancang dan didanai oleh adik Justine, Claire (Charlotte Gainsbourg) dan suaminya, John (Kiefer Sutherland). Pesta tersebut sayangnya tidak berjalan lancar bahkan cukup awut-awutan akhir banyak sekali hal mulai dari keterlambatan Justine dan Michael, keributan kecil yang dibentuk oleh ayah dan ibu Justine dan menciptakan suasana kurang menyenangkan, hadirnya bos Justine yang rakus, serta beberapa hal lain yang menciptakan Justine sendiri menjadi takut, cemas dan mewaspadai pernikahannya. Saat itu juga Justine melihat sebuah bintang yang jauh lebih terperinci daripada bintang lainnya.

Sedangkan pada kepingan kedua berjudul "Claire" terjadi beberapa ahad sesudah resepsi. Saat itu Justine telah memasuki tahap depresi yang makin parah (melancholia) dan tinggal bersama dengan Claire sekeluarga. Saat itulah Claire mulai dihantui ketakutan dikala Planet Melancholia makin mendekati Bumi dan diprediksi akan menabrak dalam jangka waktu 5 hari atau sanggup juga hanya lewat. Begitulah karya terbaru Von Trier berkisah. Sedari awal kita sudah diperlihatkan bahwa Bumi akan hancur dan tertabrak oleh Melancholia menyerupai sama menyerupai Justine yang juga "tertabrak" oleh depresi dan kepasrahan. Hal itu dilakukan semoga penonton lebih fokus pada aspek kejiwaan dibandingkan fokus pada kehancuran Bumi. Karena film ini memang bukan sebuah film final zaman tapi film ihwal depresi dan kepasrahan.
"Melancholia" yaitu film ketiga Lars Von Trier yang saya tonton sesudah "Dancer in the Dark" dan "Antichrist". Dibanding kedua film tersebut "Melancholia" terasa lebih ringan dan sopan. Memang film ini juga sama dengan keduanya dalam menghadirkan perasaan depresi, tapi saya rasa film ini lebih "ringan". Persamaan lain yaitu bagaimana Von Trier menimbulkan tokoh perempuan sebagai sentral. Bjork (Dancer in the Dark) dan Charlotte Gainsbourg (Antichrist) memang harus melalui proses syuting yang tidak ringan, tapi pada jadinya mereka berhasil mengatakan akting luar biasa dan menerima Best Actress di Cannes yang mana kali ini berhasil diulang oleh Kirsten Dunst. Kirsten Dunst juga menerima sebuah adegan yang menyerupai tapi lebih "halus" dari yang didapat Charlotte di "Antichrist" yaitu sebuah adegan telanjang ditengah hutan.

"Melancholia" juga terlihat bagaikan lawan serta kebalikan dari "Tree of Life" karya Malick. Sama-sama menampilkan adegan tata surya yang indah walaupun "Melancholia" jauh lebih singkat dan sederhana tapi tetap terasa puitis dan indah, khususnya adegan opening yang dibalut slow motion itu. Bedanya kalau karya Malick menggambarkan penciptaan dunia, karya Von Trier ini melukiskan final dari kehidupan. Makara tidak salah juga kalau film ini dikatakan sebagai "The Tree of Death". Meskipun tidak berfokus pada kehancuran dunia, tapi momen tersebut tidak dinomor duakan, bahkan tampil dengan baik dan juga menegangkan. Bahkan film-film final zaman lain tidak pernah semenegangkan ini.

Tapi film ini tetap gagal tampil tepat akhir beberapa kekurangan minor yang buat saya jadi berdampak cukup besar. SPOILER: Yang pertama yaitu mengenai perilaku Michael menanggapi depresi yang mulai dialami oleh Justine. Memang beliau sudah cukup mengacau dan menciptakan pesat janji nikah mereka tidak berjalan lancar, tapi rasanya terlalu ekstrim kalau malam itu juga Michael pribadi meninggalkan Justine. Andai digambarkan Michael meninggalkan istrinya sesudah beberapa waktu alasannya yaitu depresi berkepanjangan yang dialami mungkin masih sanggup ditolerir. Yang kedua yaitu bagaimana Justine tiba-tiba sanggup seolah mengetahui apa yang akan terjadi menyerupai Bumi yang akan hancur dan jumlah kacang yang dijadikan kuis. Melancholia yaitu sebuah gangguan jiwa mengenai kepasrahan dan putus asa. Makara kepingan Justine frustasi akan nasib Bumi sanggup dipahami, tapi dikala itu beliau malah bukan terlihat pasrah tapi malah terlihat lebih kearah tenang. Saya rasa bukan pasrah menyerupai itu yang terjadi pada penderita Melancholia. Tapi untungnya kekurangan-kekurangan itu tidak hingga menciptakan film ini lepas dari kategori manis dimata saya. "Melancholia" tetap salah satu yang terbaik tahun ini.


Artikel Terkait

Ini Lho Melancholia (2011)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email