Thursday, January 31, 2019

Ini Lho I Saw The Devil (2010)

Bayangkan tunangan kita yang sedang memiliki korelasi yang sangat baik dengan kita tiba-tiba saja menghilang dan ditemukan telah tewas dalam kondisi badan yang termutilasi. Saya jamin diatas 90% orang pada ketika itu akan pribadi dirasuki amarah serta dendam yang akan menciptakan mereka benar-benar mengutuk perbuatan sang pembunuh dan pribadi berkata bahwa ia akan membalas dendam sang tunangan kemudian pergi menyiksa si pembunuh. Tapi apa ada yang hingga benar-benar merealisasikan hal tersebut? Tentu sangat jarang di kehidupan nyata. Tapi di dunia film hal itu sudah sering terjadi ibarat juga dalam "I Saw the Devil" ini. Bedanya, huruf utama yang melaksanakan balas dendam di film ini punya cara lain untuk membalas perbuatan sang pembunuh.

Seorang kepetangan kepolisian berjulukan Soo-hyun (Lee Byung-hun) sedang diselimuti kesedihan dan hasrat balas dendam yang sangat besar setelah mendapati tunangannya, Joo-yun (Oh San-ha) ditemukan tewas dalam kondisi yang mengenaskan dimana tubuhnya dimutilasi oleh sang pembunuh. Hasrat membalaskan penderitaan sang tunangan telah membutakan mata Soo-hyun. Dia memutuskan menyelidiki sendiri kasus ini. Akhirnya ia mendapat 4 tersangka yang diduga sebagai pelaku pembunuhan tersebut. 2 tersangka awal ternyata bukan orang yang dicari dan berakhir dalam kondisi sekarat setelah dihajar habis oleh Soo-hyun. Akhirnya Soo-hyun hingga pada tersangka ketiga, seorang laki-laki berjulukan Kyung-chul (Choi Min-sik). Kyung-chul memang ialah pembunuh Joo-yun yang sebenarnya. Tidak hanya Joo-yun tapi Kyung-chul juga sudah membunuh, memutilasi dan memperkosa banyak gadis bagus lain. Setelah melaksanakan penyelidikan dirumah Kyung-chul, Soo-hyun yakin dialah pembunuh tunangannya dan mulai melaksanakan perburuan. Setelah pertemuan pertama mereka yang berakhir dengan perkelahian brutal yang ia menangkan, Soo-hyun meminumkan sebuah kapsul yang berisi alat pelacak sehingga alat itu tertanan dalam badan kyung-chul. Hal itu menciptakan segala gerak-geriknya terus diawasi dan didengar Soo-hyun. Maka dimulailah agresi balas dendam lanjutan dari Soo-hyun yang berusaha memperlihatkan rasa sakit dan teror bertahap terhadap sang pembunuh sadis.

Luar Biasa! Itulah kata yang terus terucap dalam benak saya selama dan setelah menonton film ini. Semua aspek yang ada dalam "I Saw the Devil" digarap dengan begitu baik dan tidak biasa. Dari segi tema memang terdengar klise, tapi begitu kita tahu bagaimana agresi balas dendam yang dilakukan disini maka kita akan segera sadar bahwa film ini bukanlah film balas dendam biasa. Film ini juga dibalut dengan tingkat kesadisan yang cukup untuk menciptakan beberapa orang merasa agak mual dan ngilu melihatnya. Kesadisan yang diberikan dalam film ini hebatnya terasa sekali tidak asal sadis dan banjir darah tapi memang pas dengan momen film dan untuk makin membangun suasana.
"I Saw the Devil" memiliki berbagai momen yang menciptakan saya terpana alasannya ialah disajikan dengan begitu menegangkan tapi tidak melupakan keindahan dalam pengambilan gambarnya. Adegan opening yang ber-setting ditengah salju pada tengah malam ialah sebuah pembukaan yang benar-benar pas bagi film ini. Kemudian salah satu adegan favorit saya tentunya ialah pertemuan pertama antara Soo-hyun dan Kyung-chul yang bagaikan sebuah pertarungan satu lawan satu antara monster dengan monster. Saya bagaikan melihat Michael Myers v.s. Jason Voorhees tanpa topeng dan atribut mereka. Sebuah pertarungan seru dan menegangkan yang akan menjadi awal perburuan dan kejar-kejaran yang ternata masih manyimpan banyak momen menegangkan dan luar biasa lainnya.

Selain menyajikan intensitas ketegangan yang tidak mengendeur, sutradara Kim Ji-woon juga menyinggung mengenai ambiguitas moral dalam balas dendam itu sendiri. Perlukah balas dendam dilakukan? Awalnya kita memang mungkin akan menganggap bahwa Soo-hyun melaksanakan hal yang sempurna alasannya ialah perbuatan Kyung-chul memang sudah kelewatan. Soo-hyun bagaikan ksatria yang sedang memburu monster pembunuh. Tapi begitu si ksatria mulai mengayunkan pedangnya dengan gampang tanpa memikirkan hal lain selain membunuh, menikmati menyiksa dan membunuh yang ia lakukan, serta  pada balasannya bermandikan darah iblis sang monster kemudian apa bedanya sang ksatria dengan monstrer itu? Begitu juga yang terjadi pada Soo-hyun yang lambat laun menimbulkan kisahnya seakan tidak lagi agresi pengejaran balas dendam tapi menjadi pertarungan antar sesama psikopat.

Dan tentunya kredit lebih pantas diberikan kepada duo Lee Byung-hun dan Choi Min-sik. Dua pemain film yang namanya sudah cukup populer diseluruh dunia ini bisa menghidupkan huruf masing-masing dengan sangat luar biasa. Choi Min-sik dengan huruf Kyung-chul sukses membuatnya menjadi salah satu psycho killer terbaik dalam film yang pernah saya tonton. Tanpa topeng apapun, Kyung-chul terlihat sangat mengerikan dengan mulut dinginnya ketika membunuh.Orang ini menimbulkan "membunuh" seakan semudah memotong sayuran didapur. Sedangkan Lee Byung-hun sebagai Soo-hyun terlihat keren berdasarkan saya. Keren dalam artian segala sepak terjangnya, kemampuan bela diri, dan pada balasannya disaat ia menjadi sosok "psikopat baru" ia bisa memperlihatkan wajah masbodoh disaat membunuh orang walaupun yang ia bantai memang orang jahat.

Artikel Terkait

Ini Lho I Saw The Devil (2010)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email