Perfilman kita beberapa tahun terakhir bukan hanya kering film berkualitas tapi juga kering dalam penemuan genre film yang diangkat. Jika tidak drama pastilah horror atau komedi sex. Mungkin beberapa film berkualitas sudah berusaha menjamah area lain tapi intinya masih ber-genre drama atau romance. Untungnya orang-orang menyerupai Lucky Kuswandi dan produser Nia Dinata masih bersedia untuk bereksplorasi dalam kreasi film terbaru mereka ini. Mereka mengangkat tema superhero yang memang sudah mati suri di perfilman Indonesia. Bahkan superhero yang mereka angkat bukan superhero biasa tapi bisa dibilang "transgender superhero" alasannya yaitu jagoannya yaitu seorang banci.
Adam (Amink) yaitu bencong yang bekerja di sebuah salon bersama dua sahabatnya, Cun Cun (Fitri Tropica) dan seorang bencong juga berjulukan Aline (Joko Anwar). Di hari ulang tahunnya yang dirayakan kecil-kecilan, Adam menerima seorang pelanggan berjulukan Bunda Lilis (Sarah Sechan). Saat itulah Bunda Lilis yang punya kemampuan meramal melarang Adam untuk mempelajari sebuah tarian misterius yang nantinya akan membahayakan nyawanya sendiri. Mesikpun begitu Adam tidak terlalu memikirkan ramalan tersebut. Malam harinya, mereka bertiga menentukan dugem di sebuah club khusus waria.
Disanalah terjadi peristiwa yang tidak diduga. Club tersebut digerebek oleh Ormas Bogem pimpinan Kanjeng Badai (Marcell) yang memang populer sering melaksanakan pemberantasan pada kaum waria memakai kekerasan. Amink, Aline dan waria-waria lainnya diangkut ke sebuah truk dan dibawa pergi. Berawal dari situlah peristiwa-peristiwa yang tidak diduga oleh Adam baik yang menyedihkan maupun menyenangkan segera terjadi, yang mana akan membawa Adam kepada kehidupan gres sebagai seorang pahlawan super!
Film ini yaitu salah satu film terlucu yang pernah saya tonton. Hampir segala aspek yang ditampilkan bisa memancing tawa, baik itu akting pemain, dialog, hingga banyak sekali Istimewa imbas "murahan" yang disajikan semuanya bisa tampil begitu lucu dan menghibur. Untuk urusan akting, Amink yang sudah terbiasa menjadi bencong terlihat tidak kesulitan mendalami karakternya bahkan sempat muncul celetukan ataupun dagelan yang terlihat begitu alami dan menyerupai sebuah improvisasi. Hal yang bisa muncul kalau seorang pemain drama benar-benar sudah meyatu dengan perannya.
Tentu saja saya tidak terkejut Amink bisa melakukannya. Tapi lain halnya dengan Joko Anwar dan Vincent yang tampil sama baiknya. Joko Anwar bahkan hingga kemunculan terakhirnya masih tetap bisa menawarkan gelak tawa saya yang terkeras. Sedangkan Vincent meskipun tanpa obrolan sedikitpun ia tetap bisa bermain baik. Jangan lupakan pula akting Shanty yang diganjar piala "Best Supporting Actress" di 'Asian Film Awards'
Komedi yang ada juga tidak ketinggalan menyindir segala aspek di negeri kita ini. Memang film ini ber-setting disebuah negeri antah berantah, tapi segala hal yang terjadi disana terasa bagaikan sindirian bagi negeri ini. Mulai dari kehidupan waria yang terasa dipandang sebelah mata, sindiran kepada infotainment, hingga penggunaan kekerasan atas nama kebenaran dan Agama yang jujur sudah membuat saya muak. Semua itu dirangkum dalam rangkaian komedi cerdas dan sangat lucu tapi pesan yang ada berhasil diterima penonton dengan mudah.
Bicara film superhero tentu tidak bisa dilepaskan dari faktor special effect. "Madame X" memperlihatkan apa arti dari kata "special effect" itu sendiri. Efek visual di film ini memang Istimewa tapi bukan dalam artian megah dan bertaburan CGI melainkan sangat cheesy dan terlihat murahan. Tapi hal itu sama sekali tidak membuat film ini terlihat jelek dan murahan alasannya yaitu pengemasannya yang memang spesial. Segala ke-cheesyan itu memang berbanding lurus dengan kekonyolan film ini dan terlihat memang disengaja tampil menyerupai itu. Selain efek, film ini juga bisa memunculkan sebuah scoring yang menjadi ciri khas dan musik tema dengan sangat yummy didengar. Sebuah keberhasilan bagi departemen musik alasannya yaitu membuat musik tema yang usang tinggal di benak penonton bukan hal mudah.
"Madame X" tetaplah bukan sebuah film tepat walaupun punya begitu banyak kelebihan. Yang paling terasa yaitu di bab obrolan yang sering memakai kosakata banci. Jujur saya hanya menangkap sekitar 70-80% dari obrolan yang diucapkan. Alangkah baiknya kalau film ini dibentuk sekuel atau film lain yang dibentuk dengan memakai lebih banyak didominasi obrolan serupa, ditambahkan subtitle untuk mempermudah penonton awam menyerupai saya mengikuti obrolan yang ada. Padahal mungkin dalam obrolan tersebut tersisip juga pesan-pesan lain. Sayang kan kalau cuma alasannya yaitu penonton tidak paham bahasa yang diucapkan pesan tersebut jadi tidak sampai.
OVERALL: Sebuah film berkualitas yang unik dan amat sangat lucu, tapi sayangnya tetap tidak terlalu dilirik pasar lokal terbukti dalam ajang award pun film ini masih tidak berbicara banyak, padahal di ajang penghargaan tingkat Asia film ini sudah dilirik. Serendah itukah selera kita?
RATING:
Adam (Amink) yaitu bencong yang bekerja di sebuah salon bersama dua sahabatnya, Cun Cun (Fitri Tropica) dan seorang bencong juga berjulukan Aline (Joko Anwar). Di hari ulang tahunnya yang dirayakan kecil-kecilan, Adam menerima seorang pelanggan berjulukan Bunda Lilis (Sarah Sechan). Saat itulah Bunda Lilis yang punya kemampuan meramal melarang Adam untuk mempelajari sebuah tarian misterius yang nantinya akan membahayakan nyawanya sendiri. Mesikpun begitu Adam tidak terlalu memikirkan ramalan tersebut. Malam harinya, mereka bertiga menentukan dugem di sebuah club khusus waria.
Disanalah terjadi peristiwa yang tidak diduga. Club tersebut digerebek oleh Ormas Bogem pimpinan Kanjeng Badai (Marcell) yang memang populer sering melaksanakan pemberantasan pada kaum waria memakai kekerasan. Amink, Aline dan waria-waria lainnya diangkut ke sebuah truk dan dibawa pergi. Berawal dari situlah peristiwa-peristiwa yang tidak diduga oleh Adam baik yang menyedihkan maupun menyenangkan segera terjadi, yang mana akan membawa Adam kepada kehidupan gres sebagai seorang pahlawan super!
Film ini yaitu salah satu film terlucu yang pernah saya tonton. Hampir segala aspek yang ditampilkan bisa memancing tawa, baik itu akting pemain, dialog, hingga banyak sekali Istimewa imbas "murahan" yang disajikan semuanya bisa tampil begitu lucu dan menghibur. Untuk urusan akting, Amink yang sudah terbiasa menjadi bencong terlihat tidak kesulitan mendalami karakternya bahkan sempat muncul celetukan ataupun dagelan yang terlihat begitu alami dan menyerupai sebuah improvisasi. Hal yang bisa muncul kalau seorang pemain drama benar-benar sudah meyatu dengan perannya.
Tentu saja saya tidak terkejut Amink bisa melakukannya. Tapi lain halnya dengan Joko Anwar dan Vincent yang tampil sama baiknya. Joko Anwar bahkan hingga kemunculan terakhirnya masih tetap bisa menawarkan gelak tawa saya yang terkeras. Sedangkan Vincent meskipun tanpa obrolan sedikitpun ia tetap bisa bermain baik. Jangan lupakan pula akting Shanty yang diganjar piala "Best Supporting Actress" di 'Asian Film Awards'
Komedi yang ada juga tidak ketinggalan menyindir segala aspek di negeri kita ini. Memang film ini ber-setting disebuah negeri antah berantah, tapi segala hal yang terjadi disana terasa bagaikan sindirian bagi negeri ini. Mulai dari kehidupan waria yang terasa dipandang sebelah mata, sindiran kepada infotainment, hingga penggunaan kekerasan atas nama kebenaran dan Agama yang jujur sudah membuat saya muak. Semua itu dirangkum dalam rangkaian komedi cerdas dan sangat lucu tapi pesan yang ada berhasil diterima penonton dengan mudah.
Bicara film superhero tentu tidak bisa dilepaskan dari faktor special effect. "Madame X" memperlihatkan apa arti dari kata "special effect" itu sendiri. Efek visual di film ini memang Istimewa tapi bukan dalam artian megah dan bertaburan CGI melainkan sangat cheesy dan terlihat murahan. Tapi hal itu sama sekali tidak membuat film ini terlihat jelek dan murahan alasannya yaitu pengemasannya yang memang spesial. Segala ke-cheesyan itu memang berbanding lurus dengan kekonyolan film ini dan terlihat memang disengaja tampil menyerupai itu. Selain efek, film ini juga bisa memunculkan sebuah scoring yang menjadi ciri khas dan musik tema dengan sangat yummy didengar. Sebuah keberhasilan bagi departemen musik alasannya yaitu membuat musik tema yang usang tinggal di benak penonton bukan hal mudah.
"Madame X" tetaplah bukan sebuah film tepat walaupun punya begitu banyak kelebihan. Yang paling terasa yaitu di bab obrolan yang sering memakai kosakata banci. Jujur saya hanya menangkap sekitar 70-80% dari obrolan yang diucapkan. Alangkah baiknya kalau film ini dibentuk sekuel atau film lain yang dibentuk dengan memakai lebih banyak didominasi obrolan serupa, ditambahkan subtitle untuk mempermudah penonton awam menyerupai saya mengikuti obrolan yang ada. Padahal mungkin dalam obrolan tersebut tersisip juga pesan-pesan lain. Sayang kan kalau cuma alasannya yaitu penonton tidak paham bahasa yang diucapkan pesan tersebut jadi tidak sampai.
OVERALL: Sebuah film berkualitas yang unik dan amat sangat lucu, tapi sayangnya tetap tidak terlalu dilirik pasar lokal terbukti dalam ajang award pun film ini masih tidak berbicara banyak, padahal di ajang penghargaan tingkat Asia film ini sudah dilirik. Serendah itukah selera kita?
RATING:
Ini Lho Madame X (2010)
4/
5
Oleh
news flash