The wolfpack is back! Tagline tersebut menandai kembalinya sutradara Todd Phillips dan 3 laki-laki penggila pesta yang 2 tahun kemudian ber-hangover ria di Las Vegas dan menciptakan banyak sekali macam kekacauan. Kekacauan yang hebatnya disukai oleh para penonton dan kritikus sehingga memperlihatkan film pertama "The Hangover" kesuksesan besar dengan mendapat penghasilan diatas $460 juta di seluruh dunia. Bahkan film tersebut memenangkan Golden Globe untuk "Best Musical or Comedy". Saya sendiri sangat menyukai film pertamanya yang tampil segar dengan menggabungkan unsur komedi berakal balig cukup akal dengan unsur misteri. Sebuah film komedi yang tidak hanya lucu tapi juga cerdas.
Setelah mengguncang Las Vegas yang gemerlap, kali ini wolfpack berpindah ke Thailand yang kumuh dan panas. Jika sebelumnya kekacauan terjadi di pesta ijab kabul Doug (Justin Bartha), kali ini giliran pesta ijab kabul Stu (Ed Helms) yang kacau. Awalnya Stu yang akan menikah dengan seorang gadis Thailand berjulukan Lauren (Jamie Chung) tidak akan mengundang Alan (Zach Galifianakis) alasannya yakni beliau masih trauma akhir ulah Alan di Las Vegas dulu. Tapi alasannya yakni melihat Alan yang begitu murung alasannya yakni tidak diundang dan berkat bujukan dari Doug dan Phil (Bradley Cooper) kesannya Stu mengundang Alan. Sekali lagi mereka mengadakan pesta bujangan dimana adik Lauren, Teddy (Mason Lee) juga ikut. Sesuai dugaan pesta yang awalnya hanya berisikan sebotol bir dan marshmallow itu kembali berubah jadi kekacauan disaat mereka bertiga berdiri di sebuah penginapan dan Teddy menghilang. Yes, it happened again.
Memang benar ibarat kalimat diatas yang dikatakn oleh Phil, semua kejadian di Las Vegas terjadi lagi di Bangkok. Terjadi lagi dalam artian nyaris tidak ada yang berbeda dalam kisah film keduanya ini. Seolah tidak mau menciptakan hal yang baru, Todd Phillips yang dibantu Scott Armstrong dan Craig Mazin dalam menulis naskah benar-benar meng-copy paste dongeng di film pertama dengan sedikit diedit sana sini. Lihat saja banyak sekali kesamaan yang ada sehabis mereka bertiga bangun, salah satu mitra mereka hilang (film pertama Doug, kedua Teddy). Lalu muncul binatang dikamar mereka dimana harimau di film pertama diganti monyet. Lalu jikalau di film pertama Stu kehilangan gigi kali ini beliau malah mendapat tattoo ala Mike Tyson di mukanya. Jika di film pertama ada bayi, di film kedua ini ada biksu tua. Bahkan cameo Ken Jeong dan Mike Tyson kembali muncul dimana Jeong sanggup porsi bukan lagi sebagai cameo, sedangkan Mike Tyson mendapat cameo yang kalah menarik dibanding film pertama.
Sebenarnya film ini bukan film yang jelek bahkan elok andai saja ini bukan sebuah sekuel dari film sukses yang berkualitas. Yak, jikalau "The Hangover Part II" yakni film yang berdiri sendiri maka film ini akan jadi film yang sangat menghibur. Tapi sayangnya itu tidak terjadi dan mau tidak mau aku harus membandingkan sekuel ini dengan film pertamanya. Menurut aku film keduanya ini mengalami penurunan nyaris di semua aspek mulai dari komedi yang kurang nendang, tingkat surprise yang menurun, jalinan misteri yang tidak serumit film pertama, bahkan penyelesaian persoalan yang terasa sangat terburu-buru, mengecewakan sekaligus kurang greget. Seolah Todd Phillips berkata bahwa film kedua ini tidak perlu klarifikasi lengkap alasannya yakni toh kisahnya sudah hampir secara keseluruhan sama dengan film pertamanya.
Jika ada yang berbeda mungkin ada pada Zach Galifianakis yang mendapat porsi lebih besar alasannya yakni memang diantara para wolfpack Zach yang karir komedinya sedang melesat cepat. Tapi diawal film abjad Alan yang beliau perankan sungguh-sungguh menyebalkan dan nyaris membunuh mood aku menonton film ini. Untung seiring berjalannya waktu tingkat menyebalkan yang beliau miliki mulai berkurang hingga batas yang sanggup ditolerir. Toh dari ketiga wolfpack Alan memang yang tingkahnya paling lucu dan memang bertugas sebagai badut. Sedangkan Phil dan Stu sebagai penyeimbang kegilaan tersebut walau kadang mereka juga tidak kalah terbelakang dan asing khususnya Stu. Sedangkan Bradley Cooper sebagai Phil masih cukup berhasil menggabungkan kharisma perjaka macho dengan kekonyolan.
Meskipun kualitasnya menurun dan bagaikan copy-an film pertamanya, aku tidak menyampaikan film ini yakni sekuel yang tidak perlu dibuat. Toh "The Hangover Part II" masih lebih menghibur dibanding komedi Hollywood lainnya yang sering jatuhnya garing. Kalau film ketiganya jadi dibentuk (kemungkinan besar) aku harap kesepakatan Todd Phillips memasukkan banyak sekali macam unsur yang sama sekali gres bukan bualan semata alasannya yakni apabila film ketiganya masih menggunakan template yang sama, maka film itu gres akan benar-benar jadi film yang tidak perlu ada.
RATING:
Setelah mengguncang Las Vegas yang gemerlap, kali ini wolfpack berpindah ke Thailand yang kumuh dan panas. Jika sebelumnya kekacauan terjadi di pesta ijab kabul Doug (Justin Bartha), kali ini giliran pesta ijab kabul Stu (Ed Helms) yang kacau. Awalnya Stu yang akan menikah dengan seorang gadis Thailand berjulukan Lauren (Jamie Chung) tidak akan mengundang Alan (Zach Galifianakis) alasannya yakni beliau masih trauma akhir ulah Alan di Las Vegas dulu. Tapi alasannya yakni melihat Alan yang begitu murung alasannya yakni tidak diundang dan berkat bujukan dari Doug dan Phil (Bradley Cooper) kesannya Stu mengundang Alan. Sekali lagi mereka mengadakan pesta bujangan dimana adik Lauren, Teddy (Mason Lee) juga ikut. Sesuai dugaan pesta yang awalnya hanya berisikan sebotol bir dan marshmallow itu kembali berubah jadi kekacauan disaat mereka bertiga berdiri di sebuah penginapan dan Teddy menghilang. Yes, it happened again.
Memang benar ibarat kalimat diatas yang dikatakn oleh Phil, semua kejadian di Las Vegas terjadi lagi di Bangkok. Terjadi lagi dalam artian nyaris tidak ada yang berbeda dalam kisah film keduanya ini. Seolah tidak mau menciptakan hal yang baru, Todd Phillips yang dibantu Scott Armstrong dan Craig Mazin dalam menulis naskah benar-benar meng-copy paste dongeng di film pertama dengan sedikit diedit sana sini. Lihat saja banyak sekali kesamaan yang ada sehabis mereka bertiga bangun, salah satu mitra mereka hilang (film pertama Doug, kedua Teddy). Lalu muncul binatang dikamar mereka dimana harimau di film pertama diganti monyet. Lalu jikalau di film pertama Stu kehilangan gigi kali ini beliau malah mendapat tattoo ala Mike Tyson di mukanya. Jika di film pertama ada bayi, di film kedua ini ada biksu tua. Bahkan cameo Ken Jeong dan Mike Tyson kembali muncul dimana Jeong sanggup porsi bukan lagi sebagai cameo, sedangkan Mike Tyson mendapat cameo yang kalah menarik dibanding film pertama.
Sebenarnya film ini bukan film yang jelek bahkan elok andai saja ini bukan sebuah sekuel dari film sukses yang berkualitas. Yak, jikalau "The Hangover Part II" yakni film yang berdiri sendiri maka film ini akan jadi film yang sangat menghibur. Tapi sayangnya itu tidak terjadi dan mau tidak mau aku harus membandingkan sekuel ini dengan film pertamanya. Menurut aku film keduanya ini mengalami penurunan nyaris di semua aspek mulai dari komedi yang kurang nendang, tingkat surprise yang menurun, jalinan misteri yang tidak serumit film pertama, bahkan penyelesaian persoalan yang terasa sangat terburu-buru, mengecewakan sekaligus kurang greget. Seolah Todd Phillips berkata bahwa film kedua ini tidak perlu klarifikasi lengkap alasannya yakni toh kisahnya sudah hampir secara keseluruhan sama dengan film pertamanya.
Jika ada yang berbeda mungkin ada pada Zach Galifianakis yang mendapat porsi lebih besar alasannya yakni memang diantara para wolfpack Zach yang karir komedinya sedang melesat cepat. Tapi diawal film abjad Alan yang beliau perankan sungguh-sungguh menyebalkan dan nyaris membunuh mood aku menonton film ini. Untung seiring berjalannya waktu tingkat menyebalkan yang beliau miliki mulai berkurang hingga batas yang sanggup ditolerir. Toh dari ketiga wolfpack Alan memang yang tingkahnya paling lucu dan memang bertugas sebagai badut. Sedangkan Phil dan Stu sebagai penyeimbang kegilaan tersebut walau kadang mereka juga tidak kalah terbelakang dan asing khususnya Stu. Sedangkan Bradley Cooper sebagai Phil masih cukup berhasil menggabungkan kharisma perjaka macho dengan kekonyolan.
Meskipun kualitasnya menurun dan bagaikan copy-an film pertamanya, aku tidak menyampaikan film ini yakni sekuel yang tidak perlu dibuat. Toh "The Hangover Part II" masih lebih menghibur dibanding komedi Hollywood lainnya yang sering jatuhnya garing. Kalau film ketiganya jadi dibentuk (kemungkinan besar) aku harap kesepakatan Todd Phillips memasukkan banyak sekali macam unsur yang sama sekali gres bukan bualan semata alasannya yakni apabila film ketiganya masih menggunakan template yang sama, maka film itu gres akan benar-benar jadi film yang tidak perlu ada.
RATING:
Ini Lho The Hangover Part Ii (2011)
4/
5
Oleh
news flash