Thursday, January 31, 2019

Ini Lho Catatan Harian Si Boy (2011)


Sebelum ini tercatat sudah 2 tokoh legenda film Indonesia yang dibuatkan film lagi sehabis sekian usang absen. Yang pertama yakni Nagabonar dalam "Nagabonar Kaprikornus 2" yang secara kualitas sangat pantas dibanggakan dimana Deddy Mizwar kembali menjadi Nagabonar. Sedangkan yang satu yakni Kabayan lewat "Kabayan Kaprikornus Milyuner" dimana Kabayan tidak lagi diperankan oleh Didi Petet melainkan Jamie Aditya dan sayangnya film ini berkualitas kacrut. Kali ini satu lagi legenda film dikembalikan ke layar lebar, yaitu Boy. Saya sendiri bukan orang yang hidup di jaman Si Boy meraih jaman keemasan. Saat "Catatan Si Boy" memasuki film kelima saya bahkan belum lahir. Tapi saya tetap mengenal namanya yang melegenda sebab dianggap sebagai perlambang anak muda idaman ketika itu. Saya sendiri sempat menyaksikan 1 atau 2 filmnya walaupun secara kisah sudah agak lupa. Dan sehabis 20 tahun absen, sutradra Putrama Tuta menciptakan film yang bisa dibilang regenerasi dan bukan remake atau reboot dari "Catatan Si Boy".

Film sudah dibuka dengan sebuah adegan balap kendaraan beroda empat yang cukup seru dan tidak norak layaknya adegan kebut-kebutan kendaraan beroda empat di secara umum dikuasai film lokal. Balapan tersebut melibatkan Satrio (Ario Bayu) yang sudah sering keluar masuk penjara akhir balapan tersebut, dan malam itu lagi-lagi ia tertangkap polisi. Disana Satrio bisa langusng bebas sebab teman-temannya menebusnya (lagi). Satrio memang punya sahabat-sahabat baik macam Andi (Abimana), Nina (Poppy Sovia) dan Herry (Albert Halim). Mereka semua termasuk Satrio bekerja di bengkel kendaraan beroda empat milik Nina. Di kantor polisi itu juga Satrio bertemu dengan gadis berjulukan Natasha (Carissa Puteri) yang gres pulang dari London.

Natasha gres saja mengalami nasib sial bersama pacarnya, Nico (Paul Foster). Di tengah jalan kendaraan beroda empat yang mereka naiki dicegat beberapa orang tidak dikenal yang kemudian memukuli Nico dan membawa lari kendaraan beroda empat beserta tas dan segala barang Natasha didalamnya. Disaat Nico sedang menjalani investigasi di kantor polisi, karenanya Satrio dan teman-temannya mengantarkan Natasha pulang. Mulai ketika itulah Satrio mulai tertarik pada Natasha. Ketertarikan itulah yang membawanya untuk membantu Natasha mencari seorang berjulukan Boy yang dahulu yakni merupakan kekasih ibunda Natasha, Nuke yang kini sedang koma di rumah sakit. Selama keadaan koma, Nuke selalu memegang buku harian milik Boy. Hal itulah yang menciptakan Natasha yakin dengan membawa Boy kepada sang ibu ada kemungkinan keadaannya membaik. Satrio juga menerima tantangan dari Nico yang tidak terima kekasihnya ia dekati. Bahkan konflik itu hingga menjalar kepada persahabatan Satrio.
Jujur saja plot dan kisah film ini masuk kategori yang tidak mengecewakan standar. Tidak kacangan tapi cukup gampang ditebak. Tapi aba-aba dari Putrama Tuta dan akting yang manis dari para pemainnya menciptakan "Catatan Harian Si Boy" ini jauh dari kesan klise dan membosankan. Film ini bisa dikatakan yakni citra tepat kehidupan anak muda khususnya anak muda Jakarta jaman sekarang. Walaupun begitu, bagi saya yang bukan termasuk golongan tersebut dan kehidupan saya tidak 100% terwakili oleh film ini tetap saja masih ada beberapa unsur yang memang menggambarkan kehidupan anak muda secara umumnya. Hal itulah yang menciptakan film ini boleh dikatakan berhasil melanjutkan semangat film-film "Catatan Si Boy" yang dulu.

Karakter-karakter dalam film ini juga sangatlah menarik dan jikalau diperhatikan, komposisi dan karakterisasi mereka kurang lebih sama dengan tokoh-tokoh dalam film "Catatan Si Boy" yang dulu. Satrio sebagai tokoh utama tentu menjadi perlambang seorang Boy yang merupakan sosok laki-laki yang bisa dibilang idaman setiap wanita. Yang saya ingat dari beberapa film CSB yang sempat saya tonton, Boy yakni sosok yang nyaris sempurna. Jika diibaratkan superhero, Boy yakni Superman. Tampan, kaya, cerdas, baik hati dan tentunya rajin Solat. Satrio juga kurang lebih sama, tapi ia tampak lebih membumi. Dia orang kaya tapi tidak mau menikmati kekayaan yang hasil korupsi tersebut. Satrio juga rajin Solat tapi di film ini itu tidak diumbar sebanyak si Boy dulu. Hal yang tepat untuk dilakukan. Bukannya saya menganggap sosok abjad yang Soalt itu tidak gaul tapi untuk merebut hati anak muda jaman kini tampaknya tidak tepat lagi menggambarkan hal tersebut dengan sangat gamblang kalau tidak mau dicap film religi.

Ada dua tokoh yang saya sangat sukaidi film ini, yaitu Andi dan Herry. Sosok Herry yang diperankan Albert Halim yakni Istimewa bagi saya, sebab biasanya melihat sosok seorang bencong di film rasanya sangat annoying dan menciptakan saya ingin menghajar tokoh tersebut. Tapi seorang Herry bisa mengangkat martabat (halah!) seorang pemuda gemulai di layar lebar. Dia bukanlah sosok yang menyebalkan, tapi lucu, menghibur dan setiap kemunculannya mampu menyajikan kelucuan yang tidak garing. Tapi tokoh terbaik di film ini terang seorang Andi. gayanya yang sok cool, super pede dan lontaran celetukan lucu dan seringkali kotor sangat-sangat menghibur. Diperankan oleh Abimana  (dulu dikenal dengan nama Robertino) sosok Andi sangat-sangat menghibur dengan celetukan konyol dan tingkah polahnya yang juga lucu walaupun dibalik itu semua ia terkadang menyampaikan hal yang tepat dengan caranya sendiri.

Jika diibaratkan lomba lari, film ini yakni ketika dimana Boy menyerahkan tongkat estafet kepada Satrio. Dan sehabis ini giliran Satrio dan teman-temannya yang melanjutkan usaha Boy dan mewakili generasi muda ketika ini. Sekarang tinggal bagaimana seorang Putrama Tuta menciptakan lanjutan perjalanan Satri dan teman-temannya (kalau ada) tanpa membawa pemanis Boy sebab kini sudah waktunya Boy dan rekan-rekannya beristirahat dan menyaksikan regenerasi ini berlanjut. Tapi jikalau dilihat dari film ini saya yakin tanpa pemanis nama Boy sekalipun, Putrama Tuta masih akan bisa membawa perjalanan belum dewasa muda ini dengan arah yang baik kedepannya nanti.


OVERALL: Cerita film ini memang standar, tapi "Catatan Harian Si Boy" yakni sebuah hiburan yang sangatlah keren dan menarik. Dan jangan lupajuga scoring yang sangat mewakilik keseluruhan film


RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho Catatan Harian Si Boy (2011)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email