Seringkali sebuah film romance yang minimalis (ex: Before Sunrise, (500) Days of Summer) malah lebih sanggup mengikat aku dan meninggalkan kesan yang mendalam dibandingkan film romance berbujet besar, megah dan bertaburan bintang (ex: Valentine's Day). Hal itu mungkin alasannya yaitu film-film minimalis tersebut lebih sering mengangkat dongeng sederhana yang justru lebih sering kita temui dibandingkan film besar yang seringkali terlalu banyak didramatisir dan berlebihan. "Once", sebuah film romance indie karya John Carney mengatakan dongeng romansa yang juga minimalis dan dibalut dengan sederhana tapi bedanya film ini lebih menentukan pendekatan secara musikal.
Seorang laki-laki kita sebut saja Guy (Glen Hansard) yang merupakan seorang pengamen jalanan sekaligus bekerja memperbaiki vacuum cleaner di daerah reparasi ayahnya suatu hari bertemu dengan perempuan yang kita sebut dengan Girl (Marketa Irglova) yang mengagumi lagu-lagu dari Guy. Awalnya Girl hanya meminta Guy membetulkan Vacuum Cleaner miliknya yang rusak. Tapi usang kelamaan alasannya yaitu memilik pengalaman masa kemudian yang gagal dalam cinta dan berkat musik dimana mereka menjadi sering bermusik bersama, keduanya menjadi makin terikat satu sama lain dan secara tersirat benih cinta mulai muncul.
Pada dasarnya cinta dan musik yaitu 2 hal yang sulit dipisahkan. Jika orang sedang patah hati maka ia akan mendengarkan lantunan musik mellow yang menguras air mata. Begitu juga disaat hati sedang berbunga-bunga oleh cinta, iringan musik riang besar hati juga tidak akan lepas dari pendengaran tiap harinya. Hal itu sangat nampak dalam film ini dimana kedua tokoh utamanya saling melantunkan lagu yang tercipta sehabis mereka mencicipi sebuah pengalamin anggun dan pahit dalam percintaan masing-masing. Kemudian keduanya saling berbicara melalui lantunan musik dan lirik yang mereka nyanyikan. Momen romantis tersebut itulah yang menyiratkan pada kita mengenai isi hati mereka yang tidak pernah sanggup lepas dari masa kemudian tapi juga menyayangi satu sama lain. Momen musikal film ini juga disajikan dengan real, sederhana dan natural tidak ibarat film musikal pada umumnya yang mengandung sedikit unsur fantasi dan berkesan megah.
Tapi momen romantis tersebut tentunya tidak tiba kalau tanpa didukung nomor-nomor lagu yang lezat didengar. Barisan lagu yang lebih banyak didominasi yaitu ciptaan Glen Hansard memang semuanya lagu-lagu bertempo sedang dan kadang lambat dengan barisan lirik-lirik romantis yang didominasi patah hati. Lagu-lagu yang ada di film ini untuk aku eksklusif yaitu lagu yang easy listening, dan beberapa cukup punya nada dan lirik yang menyentuh walaupun terasa terlalu seragam jenis lagunya. Tapi secara keseluruhan barisan lagu yang disajikan sangat lezat didengar khususnya lagu "Falling Slowly" yang menerima balasan positif sekaligus menang Oscar.
Bahkan bukan cuma adegan romansanya saja yang membekas, tapi adegan dikala Guy dan Girl beserta rekan-rekannya melaksanakan rekaman juga aku suka dimana rangkaian momen tersebut benar-benar menggambarkan kesenangan faktual mereka dalam bermusik. Film ini kemudian diakhiri dengan ending yang sanggup dilihat sebagai ending yang menyedihkan tapi disisi lain juga mengandung aura positif dan impian yang berpengaruh akan masa depan yang jauh lebih baik antara kedua tokoh utamanya. Sebuah ending yang menutup dengan anggun hampir satu setengah jam perjalanan yang amat romantis. Cinta dan musik memang tak sanggup dipisahkan.
RATING:
Seorang laki-laki kita sebut saja Guy (Glen Hansard) yang merupakan seorang pengamen jalanan sekaligus bekerja memperbaiki vacuum cleaner di daerah reparasi ayahnya suatu hari bertemu dengan perempuan yang kita sebut dengan Girl (Marketa Irglova) yang mengagumi lagu-lagu dari Guy. Awalnya Girl hanya meminta Guy membetulkan Vacuum Cleaner miliknya yang rusak. Tapi usang kelamaan alasannya yaitu memilik pengalaman masa kemudian yang gagal dalam cinta dan berkat musik dimana mereka menjadi sering bermusik bersama, keduanya menjadi makin terikat satu sama lain dan secara tersirat benih cinta mulai muncul.
Pada dasarnya cinta dan musik yaitu 2 hal yang sulit dipisahkan. Jika orang sedang patah hati maka ia akan mendengarkan lantunan musik mellow yang menguras air mata. Begitu juga disaat hati sedang berbunga-bunga oleh cinta, iringan musik riang besar hati juga tidak akan lepas dari pendengaran tiap harinya. Hal itu sangat nampak dalam film ini dimana kedua tokoh utamanya saling melantunkan lagu yang tercipta sehabis mereka mencicipi sebuah pengalamin anggun dan pahit dalam percintaan masing-masing. Kemudian keduanya saling berbicara melalui lantunan musik dan lirik yang mereka nyanyikan. Momen romantis tersebut itulah yang menyiratkan pada kita mengenai isi hati mereka yang tidak pernah sanggup lepas dari masa kemudian tapi juga menyayangi satu sama lain. Momen musikal film ini juga disajikan dengan real, sederhana dan natural tidak ibarat film musikal pada umumnya yang mengandung sedikit unsur fantasi dan berkesan megah.
Tapi momen romantis tersebut tentunya tidak tiba kalau tanpa didukung nomor-nomor lagu yang lezat didengar. Barisan lagu yang lebih banyak didominasi yaitu ciptaan Glen Hansard memang semuanya lagu-lagu bertempo sedang dan kadang lambat dengan barisan lirik-lirik romantis yang didominasi patah hati. Lagu-lagu yang ada di film ini untuk aku eksklusif yaitu lagu yang easy listening, dan beberapa cukup punya nada dan lirik yang menyentuh walaupun terasa terlalu seragam jenis lagunya. Tapi secara keseluruhan barisan lagu yang disajikan sangat lezat didengar khususnya lagu "Falling Slowly" yang menerima balasan positif sekaligus menang Oscar.
Bahkan bukan cuma adegan romansanya saja yang membekas, tapi adegan dikala Guy dan Girl beserta rekan-rekannya melaksanakan rekaman juga aku suka dimana rangkaian momen tersebut benar-benar menggambarkan kesenangan faktual mereka dalam bermusik. Film ini kemudian diakhiri dengan ending yang sanggup dilihat sebagai ending yang menyedihkan tapi disisi lain juga mengandung aura positif dan impian yang berpengaruh akan masa depan yang jauh lebih baik antara kedua tokoh utamanya. Sebuah ending yang menutup dengan anggun hampir satu setengah jam perjalanan yang amat romantis. Cinta dan musik memang tak sanggup dipisahkan.
RATING:
Ini Lho Once (2006)
4/
5
Oleh
news flash