Sunday, January 13, 2019

Ini Lho Trainspotting (1996)

Diadaptasi dari sebuah novel karya Irvine Welsh, Trainspotting sanggup dibilang salah satu film British terpenting yang pernah dibuat. Bagaimana tidak, film ini berhasil berada di posisi 10 dalam daftar 100 film British terbaik sepanjang masa versi BFI (British Film Institute). Bahkan dalam sebuah polling, Trainspotting juga menjadi film Skotlandia terbaik sepanjang masa. Tidak hanya itu, film ini dianggap penting alasannya yaitu sanggup menjadi kerikil loncatan yang melambungkan dua sosok yang terlibat di dalamnya, yakni sutradara Danny Boyle dan bintang film Ewan McGregor. Pada dikala itu Boyle gres memulai debut penyutradaraannya pada tahun 1994 melalui Shallow Grace yang secara kebetulan juga merupakan debut pertama McGregor sebagai bintang film utama sehabis sebelumnya hanya menerima tugas kecil dalam Being Human. Film ini sendiri menyoroti perihal adiksi narkoba yang menimpa para cukup umur di Edinburgh, sebuah kota dengan tingkat ekonomi yang tidak terlalu tinggi di Skotlandia. Film yang bertemakan narkoba memang sudah banyak dibuat, dan bagi saya hingga dikala ini film Requiem for a Dream karya Darren Aronofsky masih yang terbaik, namun Trainspotting punya kekuatan dan keunikan tersendiri dibandingkan film-film tersebut.

Kisahnya bercerita perihal Mark Renton (Ewan McGregor), seorang pecandu heroin yang selalu menghabiskan tiap harinya dalam kondisi sakaw. Bersama teman-temannya ibarat Spud (Ewen Bremmer) dan SickBoy (Jonny Lee Miller), beliau selalu menghabiskan waktunya dengan heroin di kawasan Swanney (Peter Mullan) atau yang dipanggil Mother Superior, seorang penjual narkoba. Suatu hari selepas dari sakaw yang ia alami dan mempertimbangkan banyak hal, Renton memutuskan untuk mencoba menghentikan adiksinya terhadap heroin. Disinilah konflik mulai bergantian mengisi, mulai dari usaha Renton lepas dari ketergantungan yang tentunya tidak mudah, pertemuannya dengan seorang gadis berjulukan Diane (Kelly Macdonald) di sebuah klub dan banyak sekali hal-hal lain yang makin menyulitkan usaha Renton lepas dari ketergantungannya, termasuk urusan dengan Francis Begbie (Robert Carlyle), rekannya yang psikopat dan selalu menciptakan onar. Dari goresan pena diatas, terlihat bahwa Trainspotting benar-benar mengeksplorasi sahabat adiksi narkoba yang pada risikonya akan berujung pada banyak sekali konflik dan dampak-dampak yang terjadi pada para penggunanya. Ini tidak hanya drama perihal para pecandu narkoba, namun juga horror yang menimpa mereka, bahkan komedi hitam perihal adiksi narkoba. Trainspotting dirangkum dengan begitu lengkap dalam menghadirkan banyak sekali macam konfliknya.

Trainspotting terperinci tidak sekelam dan setragis Requiem for a Dream yang begitu depresif itu. Film Danny Boyle ini lebih menentukan pendekatan komedi hitam sebagai pembungkus kisahnya. Sebuah pilihan tepat, alasannya yaitu intinya tingkah polah para pengguna heroin tersebut akan terlihat konyol, namun bukan konyol yang akan menciptakan penonton tertawa terbahak-bahak. Ini yaitu sebuah black comedy, jadi anda akan disuguhi adegan-adegan ibarat Ewan McGregor mengaduk-aduk isi toilet yang penuh dengan kotoran sebelum kemudian terhisap kedalamnya, atau disaat abjad Francis Begbie memulai keributan di bar. Anda tidak akan tertawa melihat banyak sekali momen tersebut, tapi itulah kelamnya sebuah komedi hitam yang pada risikonya menciptakan Trainspotting tidak terlalu berkesan depresif. Bahkan ending-nya sendiri terasa begitu positif. Saya begitu menyukai rangkaian obrolan Mark Renton di penghujung film yang terdengar penuh akan keinginan dan secara tidak pribadi menciptakan penontonnya berpikir untuk menjauhi narkoba demi hidup yang lebih baik tanpa ada sedikitpun kesan menggurui dalam obrolan tersebut.Trainspotting yaitu satu dari sedikit film yang punya ending aktual namun terasa mengharukan tanpa perlu memperlihatkan adegan melankolis yang berlebihan. Cukup berikan sebuah monolog yang menyuarakan keinginan tinggi pada kehidupan, maka penonton akan secara tidak pribadi terbawa pada pesan yang disampaikan.
Bicara soal harapan, Trainspotting yaitu sebuah film yang punya setting waktu selesai tahun 80-an dan berlokasi di sebuah kota kecil dengan tingkat ekonomi menengah kebawah. Pada masa itu, Britania Raya atau yang kita sebut saja dengam British sanggup dibilang tengah berusaha menggapai kesuksesan, dan kesuksesan tersebut berasal bukan dari kalangan orang kaya namun lebih pada kalangan pekerja dengan tingkat ekonomi yang jauh dari berlebih. Ini yaitu masa dimana Britpop tengah berusaha menggapai jalannya. Era dimana usaha kalangan pekerja menengah kebawah disana menggantungkan mimpi mereka setinggi langit dan tengah menapaki jalan menuju mimpi-mimpi tersebut. Makara bagi saya ini yaitu film yang benar-benar otentik dalam menggambarkan spirit dari British Invasion atau Britpop itu sendiri yang akan mencapai puncaknya diawal hingga pertengahan 90-an dimana dikala itu hal-hal berbau British khususnya dari musik sedang merajai dunia, dan salah satu dari mereka rakyat British yang berhasil mencapai puncak dunia pada dikala itu yaitu grup musik Oasis yang notabene juga berasal dari kalangan ekonomi menengah kebawah. Lihat bagaimana film ini dibuka dengan adegan tokoh-tokohnya tengah berlari? Hal itu menjadi sebuah pengantar atau pembuka yang bagi saya tepat dalam menggambarkan semangat tersebut.

Namun bekerjsama Trainspotting juga bukan film yang sanggup dinikmati oleh semua orang. Konten perihal narkoba terperinci bukan pokok bahasan yang gampang dinikmati, apalagi film ini membungkusnya dengan banyak sekali momen yang diisi kekerasan hingga hal-hal menjijikkan. Lebih dari sekali ada adegan yang melibatkan kotoran manusia, dan ada begitu banyak adegan dimana karakternya menyuntikkan jarum berisi narkoba. Adegan kekerasan yang berdarah juga dimiliki oleh film ini meski tidak begitu gory namun efektif memperlihatkan kesan brutal dan kerasnya kehidupan yang dijalani oleh para karakternya. Namunsebuah sequence yang begitu creepy terjadi disaat Mark Renton tengah mengalami sakaw di kamarnya. Saat itu beliau berhalusinasi perihal banyak hal, salah satu momen yang paling populer dan menakutkan tentunya yaitu disaat ada bayi yang merayap di langit-langit sebelum kemudian memutar kepalanya untuk memperlihatkan muka yang menyeramkan. Bahkan ada adegan yang memperlihatkan si bayi tewas dalam kondisi mengenaskan. Jelas ini bukan tontonan yang mudah, apalagi dikemas dengan unsur komedi hitam. Trainspotting yaitu sebuah film yang bagus, drama yang bagus, komedi yang bagus, bahkan horror yang bagus. Bahkan film ini sanggup menjadi romansa yang anggun dan lebih anggun lagi secara keseluruhan andaikan kisah antara Mark Renton dan Diaen lebih dieksplorasi lagi.


Artikel Terkait

Ini Lho Trainspotting (1996)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email