Kisah ihwal seorang gadis yang dilatih menjadi pembunuh berdarah cuek yang bertujuan melaksanakan balas dendam kembali diangkat. Biasanya film macam itu selain menjual adegan agresi tentunya menjual kecantikan dan sisi sensualitas bintang utamanya yang dipadukan dengan kesadisan yang akan membuat kenikmatan tersendiri khususnya bagi penonton pria. Tapi bagaimana bila tokoh utamanya bukanlah gadis seksi macam Angelina Jolie tetapi gadis cukup umur yang gres berusia 17 tahun macam Saoirse Ronan? Well, tentunya teknik pendekatan yang dilakukan haruslah berbeda. Saya berharap tokoh yang ia peranhkan akan mempunyai karakterisasi yang menyerupai dengan Hit Girl-nya Chloe Moretz walaupun tidak berharap hingga sesadis itu tapi paling tidak menyaksikan sesosok gadis yang dari luar begitu polos tapi bergotong-royong merupakan mesin pembunuh mematikan yaitu hal yang mengasyikkan dalam film.
Hanna (Saoirse Ronan) yaitu gadis berusia 15 tahun yang dari luarnya tampak polos dan biasa saja. Tapi dibalik itu semua ia mempunyai kemampuan fisik dan teknik memakai banyak sekali macam senjata yang luar biasa. Hal itu yaitu hasil tempaan ayahnya, Erik (Eric Bana) yang selama ini selalu melatih Hanna dan membawanya untuk menghabiskan hidupnya di pedalaman hutan yang terpencil. Ternyata segala hal itu dilakukan untuk mengakibatkan Hanna sebagai mesin pembunuh tepat guna menghabisi nyawa Marissa Wiegler (Cate Blanchett) yang merupakan seorang anggota CIA yang juga terlibat dalam maut ibunya yang membuat sang ayah dituduh sebagai pembunuhnya. Maka dimulailah petualangan Hanna untuk pertama kalinya keluar dari persembunyian untuk memburu Marissa. Tapi sehebat apapun Hanna masihlah anak kecil yang polos dan belum mengenal dunia yang luas.
Sutradara Joe Wright yang biasanya menangani film drama macam "Pride & Prejudice" dan "Atonement" mencoba membuat film ini lain daripada film mengenai gadis pembunuh yang sudah umum dibuat. Pemilihan Saoirse Ronan sebagai bintang film utama yaitu langkah yang dipilih untuk membuat sang gadis selain menjual adegan agresi juga menjual akting yang bagus dan bukan lagi mengandalkan sensualitas. Tentunya Joe Wright juga memasukkan porsi drama yang tidak mengecewakan besar disini yang (maunya & harusnya) menyoroti ihwal kepolosan seorang Hanna yang belum pernah mengetahui menyerupai apa itu dunia luar dan dikala ia menjalani misinya untuk membunuh ia mulai mencar ilmu mengenai segala hal baik kemodernan dunia hingga korelasi sosial khususnya pertemanan antar sesama manusia.
Tapi apa daya, segala hal itu seiring berjalannya film terasa tidak terang dan kurang maksimal dieksekusi. Malahan disaat sisi tersebut masih belum mantap digali, kita malah disuguhi sebuah twist yang maunya dimunculkan untuk menambah konflik batin Hanna tapi malah terasa numpang lewat dan memenuhi film tanpa kesan yang berarti. Sebenarnya film ini sudah dibuka dengan baik dengan menampilkan gambar-gambar yang tidak mengecewakan anggun di setting hutan dan salju. Sebuah hal yang unik untuk film ber-genre action dan lebih mengarah ke film Eropa atau mungkin "The American" yang tahun kemudian meninggalkan sebuah keunikan yang kurang lebih sama dengan paruh awal film ini.
Menjelang pertengahan bergotong-royong film ini masih menarik dan membuat penasaran. Segala misteri yang disuguhkan menarik dan drama yang ada juga menarik dikala mulai memasuki film khususnya bab dikala Hanna mulai mengenal dunia luar. Sampai pertengahan, "Hanna" masih menjadi salah satu film terbaik tahun ini. Tapi disaat misteri mulai terbongkar dan malah dimasuki banyak sekali kejutan yang maunya membuat film lebih dramatis tapi malah gagal, "Hanna" terjerumus menajdi semakin mengecewakan. Klimaks yang ada juga kurang seru dan menggigit hingga hasilnya kita akan dibawa kepada ending yang amat sangat mengecewakan dan menggelikan buat saya.
Kekurangan lain ada pada aksara Hanna sendiri. Saoirse Ronan memainkan porsi dramanya dengan baik. Tapi disaat action? Maaf saja, Saoirse Ronan sama sekali tidak terlihat seprti gadis yang sudah belasan tahun dilatih sebagai pembunuh bayaran. Yang saya tangkap bukannya sosok Hanna yang berpengaruh dan jago berkelahi tapi penjahat yang jadi musuhnya saja yang lemah. Sangat terlihat Ronan tidak total dalam mendalami tugas Hanna sebagai pembunuh. Dia total mendalami Hanna sebagai gadis polos yang menyadari luasnya dunia tapi sangat kurang sebagai Hanna yang dibekali teknik membunuh tingkat tinggi.
OVERALL: Andaikan porsi dramanya lebih dituntaskan dan total, "Hanna" akan menjadi film action yang stylish sekaligus lebih menarik. Untungnya paruh awal dan sedikit bab tengahnya menarik sebelum menurun di bab final dan ditutup dengan mengcewakan.
RATING:
Ini Lho Hanna (2011)
4/
5
Oleh
news flash