Thursday, January 31, 2019

Ini Lho Schindler's List (1993)

Sebagai seorang Yahudi nampaknya seorang Steven Spielberg merasa perlu untuk mengangkat tema hollocaust dalam filmnya. Setelah sebelumnya sudah sering mengangkat tema peperangan, hasilnya Spielberg dengan cukup berani mengangkat tema hollocaust dalam film ini yang nantinya akan jadi pendobrak dalam pakem pembuatan film hollocaust. Dan hasilnya ialah sebuah film yang dianggap bukan hanya sebagai salah satu karya terbaik Spielberg tapi juga salah satu yang terbaik dalam jagad perfilman sepanjang masa. Raihan 12 nomiansi Oscar dan memenangkan 7 diantaranya termasuk "Best Picture" dan "Best Director" bagi Spielberg sendiri ialah salah satu buktinya. Bujet $22 juta kembali berkali lipat ketika film ini berhasil mengumpulkan total diatas $320 juta. Padahal film ini termasuk film yang "melelahkan" diikuti. Format "Schindler's List" ialah hitam-putih dan durasinya mencapai 195 menit atau lebih dari 3 jam.

Oskar Schindler (Liam Neeson) ialah pengusaha asal Jerman yang berharap bisa menerima untung dalam bisnisnya selama perang dunia II. Saat itu Schindler menjalankan perusahaannya dengan menggunakan jasa para tahanan Yahudi dikarenakan biaya pembayarannya yang sangat murah. Schindler memang ialah oang yang ambisius dan nyaris rela melaksanakan apapun demi menegruk untung termasuk mendekati beberapa petinggi tentara Jerman atau Nazi untuk meraih kepercayaan mereka sehingga bisa memperlancar bisnisnya. Dengan sumbangan Itzhak Stern (Ben Kngsley) akuntan yang juga seorang Yahudi yang pada awalnya tidak percaya dan kurang suka pada Schindler, ia mulai menjalankan bisnisnya. Tapi ternyata usang kelamaan Schindler mulai mencicipi hal yang lain. Dia yang pada awalnya menolak menyebabkan pabriknya sebagai penampungan kaum Yahudi mulai tergerak hatinya ketika melihat kekejaman Nazi kepada orang-orang Yahudi.
Film ini begitu realistis dalam menggambarkan kondisi ketika itu. Realistis dalam artian Spielberg berhasil merangkum segala agresi kekejian Nazi dengan terlihat menyerupai sebuah dokumenter dibandingkan film. hebatnya, dibalik itu Spielberg masih mampu menyelipkan drmatasisasi yang nyaris tidak terlihat tapi begitu efektikf. Hal itu menciptakan penonton terbawa dengan sendirinya tanpa ada kesan melodrama yang terlalu berlebihan. Yang paling saya rasakan di film ini adalah: kekejaman, kekaguman, dan rasa haru. Kekejian tentara Nazi bisa ditampilkan dengan begitu baik. Sedangkan rasa kagum dan haru yang muncul lebih disebabkan usaha seorang Oskar Schindler dan bagaiman ia menyelamatkan ribuan orang Yahudi dengan caranya sendiri. Scoring film yang begitu anggun juga ikut menjadi faktor keberhasilan film ini mengatrol emosi penonton.

Akting kedua pemain film utamanya juga luar biasa. Liam Neeson dan Ralph Fiennes (sebagai Amon Goeth) sama-sama bisa memperlihatkan perubahan sifat abjad mereka masing-masing dengan baik. Durasi panjang film ini memang sangat mempunyai kegunaan dalam membangun karakterisasi Schindler dan Amon yang perlahan mulai mengalami perubahan kearah yang sama-sama lebih baik. Dan perubahan itu tidak terlihat maksa tapi memperlihatkan kesan simpatik berkat akting kedua pemerannya yang sayangnya gagal menerima Oscar walaupun berhasil masuk nominasi. Saya tidak peduli dengan anggapan film ini sebagai propaganda atau apalah, peduli setan. Karena yang saya lihat ialah sebuah karya luae biasa dan menyentuh dari Spielberg perihal kemanusiaan dan kepedulian laki-laki yang dikenang sebagai "Pahlawan Hollocaust"

Artikel Terkait

Ini Lho Schindler's List (1993)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email