Thursday, January 31, 2019

Ini Lho Cin(T)A (2009)

Cin(t)a yang dibentuk oleh sutradara Sammaria Simanjuntak ialah sebuah film yang sangat terang bukan film yang mampu dinikmati semua orang bahkan moviegoers sekalipun. Alasannya terang terlihat dari banyak aspek yang ditampilkan. Dari kisah saja sudah dapat dibilang kontroversial yaitu mengenai cinta beda Agama dan memunculkan pertanyaan - pertanyaan mengenai maksud perbedaan yang dibentuk oleh Tuhan kepada umat-umatNya. Dari gaya penceritaannya juga film ini termasuk unik dan tidak semua orang dapat mengikuti apalagi menikmatinya.

Cina (Sunny Soon) ialah seorang mahasiswa teknik arsitektur berumur 18 tahun yang merupakan keturunan chinesse dan batak. Cina juga ialah seorang penganut agama Kristen. Sedangkan Annisa (Saira Jihan) ialah sosok perempuan yang mempunyai latar belakang yang jauh beda dengan Cina. Annisa yang juga mahasiswi teknik arsitektur ialah muslimah, beretnis Jawa, dan bekerja juga sebagai seorang aktris. Selain perbedaan-perbedaan tadi masih banyak juga hal yang membuat Cina dan Annisa sangatlah berbeda menyerupai Cina ialah mahasiswa cerdik dan miskin, sedangkan Annisa terbelakang tetapi kaya. Tapi pada dasarnya perbedaan Agama ialah jurang pemisah paling lebar antara mereka berdua.

Mereka yang pada awalnya kurang mengenal bahkan dapat dibilang tidak terlalu suka satu sama lain mulai erat sehabis Cina secara tidak sengaja merusakkan maket milik Annisa kemudian kemudian diperbaikinya bahkan mendapat hasil yang lebih anggun dari buatan Annisa. Hal itulah yang jadinya membuat mereka erat dimana Cina menjadi orang yang membantu Annisa dalam menuntaskan Tugas Akhir-nya. Sampai lama-kelamaan benih cinta tumbuh diantara mereka berduayang tentunya terhalangi oleh tembok besar byang muncul alasannya perbedaan keyakinan. Tapi mereka berusaha mencari makna dibalik perbedaan tersebut.
Yang paling dapat diingat dalam film ini terang rangkaian obrolan yang diucapkan oleh Cina dan Annisa yang bagaikan ekspo quote tapi tidaklah mengganggu. Jenis obrolan film ini mirip-mirip dengan obrolan yang digunakan dalam pertunjukkan teater surrealis atau semi surrealis. Memang akhir-akhir ini banyak penulis naskah lokal yang mencoba membuat rangkaian obrolan filmnya menjadi sok puitis tapi berakhir dengan kegagalan dan terdengar maksa. Tapi "Cin(t)a" tidak meninggalkan kesan menyerupai itu alasannya memang dialognya bahwasanya sederhana tapi mempunyai makna yang dalam yang bila direnungi maka akan terasa kebenarannya.

Dengan tema kontroversial macam ini penonton harus dapat berpikir objektif dan tidak asal mencerna alasannya dapat jadi mereka akan merasa agama mereka dicela. Saya sendiri cukup berusaha keras alasannya film ini cukup kritis dalam menyajikan tema percintaan beda agama. Sebuah keberanian yang patut diacungi jempol. Sangat sulit membuat film bertema begini yang netral dan film ini juga tidak lepas dari permasalahan kadang lebih memihak satu sisi agama. Kalau anda bukan tipe orang yang dapat menyikapi film ini dengan objektifitas tingkat tinggi mungkin akan berat memandang film ini sebagai karya seni yang anggun tanpa menyalahkan atau mencela pihak tertentu.

Satuhal yang membuat film ini luar biasa ialah sinematografinya yang begitu indah. Pergantian adegannya mungkin agak susah diikuti bila tidak benar-benar memperhatikan, tapi gambar-gambar yang ditampilkan tidak kalah puitis bila dibandingkan dengan dialognya. Adegan yang kadang ditampilkan hanya satu shot menyerupai Cina dan Annisa bangkit didepan goresan pena ditembok yang berbunyi "Berbuka puasalah pada waktunya" sangatlah efektif dan menarik. Atau adegan yang mengatakan Cina memandang Annisa yang sedang berwudhu dengan begitu terpana juga sama uniknya.

Melihat film ini banyak sekali pertanyaan yang sebelumnya pernah aku pikirkan tapi kemudian terkubur kembali muncul menyerupai "mengapa Tuhan membuat umat-Nya berbeda Agama bila hanya ingin disembah dengan satu cara dalam artian satu agama yang paling benar?" Lalu "bagaimana dengan orang yang terlahir dengan agama yang mungkin bukan agama yang benar dimata Tuhan? Bukankah ia lahir ditentukan oleh Tuhan untuk lahir di keluarga yang menganut agama itu?" Masih banyak juga pertanyaan-pertanyaan lain yang pada dasarnya tetap berujung pada pertanyaan mengapa "Tuhan membuat insan untuk terlahir dalam agama yang berbeda-beda?" Sebuah pertanyaan yang mungkin tidak akan terjawab dan muncul memang alasannya arognasi insan yang ingin mempertanyakan keputusan Tuhan.


OVERALL: Dibalik kontroversi dan keberanian kisah yang diangkat, Cin(t)a ialah film yang cukup indah dan puitis untuk diikuti dan mempunyai romantisme tersendiri baik antar manusianya atau insan dengan Tuhan.


RATING: 

Artikel Terkait

Ini Lho Cin(T)A (2009)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email