Thursday, January 31, 2019

Ini Lho In The Mood For Love (2000)

Film yang menyoroti kehidupan rumah tangga selalu punya sisi yang dalam untuk ditelusuri. Tahun 2010 kemudian memunculkan beberapa film bertema tersebut dan aku menonton "Rabbit Hole" dan "Blue Valentine". Keduanya sama-sama mengangkat info bahwa "Pernikahan itu tidak mudah" dalam perkara yang berbeda. "Rabbit Hole" mengenai krisis rumah tangga yang diakibatkan perasaan stress dan bersalah akhir kehilangan anak, sedangkan "Blue Valentine" mengisahkan krisis disaat sudah tidak ada lagi rasa cinta diantara dua sejoli yang menjalin pernikahan. Tepat 10 tahun sebelum kedua film itu rilis, sutradara kawakan Wong Kar-wai juga merilis film mengenai ijab kabul yang punya sudut pandang dan info yang berbeda. Yang beliau angkat yaitu mengenai perselingkuhan.

Film yang berlatar tahun 60an tepatnya dimulai tahun 1962 ini mengisahkan perihal 2 orang yang sama-sama sudah berkeluarga yaitu Mr. Chow (Tony Leung) dan Mrs. Chan (Maggie Cheung) yang sama-sama gres pindah ke sebuah apartemen atau lebih tepatnya menyerupai kamar dimana keduanya menjadi tetangga yang bersebelahan. Keduanya juga punya persamaan dalam ijab kabul mereka, yaitu sama-sama jarang berkumpul dengan pasangannya. Istri Mr.Chow sering kerja lembur bahkan tidak pulang. Sedangkan suami Mrs.Chan sering keluar negeri untuk urusan pekerjaan.

Sampai kesannya mereka menyadari bahwa pasangan mereka berselingkuh satu sama lain. Hal itu yang kesannya malah mendekatkan mereka dimana kedekatan itu awalnya tercipta alasannya yaitu mereka ingin mengetahui bagaimana perselingkuhan itu terjadi dan mulai berakting layaknya pasangan masing-masing yang sedang berselingkuh. Tapi nampaknya cinta kesannya mulai tumbuh secara faktual diantara mereka.
Yang dihadirkan Wong Kar-wai yaitu sebuah film romantis yang begitu unik. Kesan sepi dan misterius menyelimuti film ini. Salah satu penyebabnya yaitu penggambaran perihal huruf suami Mrs.Chan dan istri Mr.Chow yang keduanya tidak pernah diperlihatkan wajahnya dan hanya bunyi atau sosok belakangnya saja. Plot-nya juga lambat dan sering memakai teknik slow motion yang mungkin agak melelahkan dan membuat gemas bagi orang yang anti terhadap plot lambat. Keunikan lain yang ada yaitu kita akan dibentuk ingin tau akan kenyataan yang hadir, yaitu belahan manakah dari perbuatan dan perkataan Mr.Chow dan mrs.Chan yang merupakan kenyataan dan mana yang hanya akting. Inilah film yang menyuguhkan akting didalam akting. Yang terang semua aspek-aspek diatas menyeret kita kepada kesan sepi dan misterius dimana perasaan macam itulah yang dirasakan 2 tokoh utama film ini.

Lain lagi kalau kita mendengarkan iringan musiknya yang membuat kesan begitu elegan. Derettan musik tema yang dihadirkan memang begitu melengkapi suasana sehingga kita tidak akan diajak pada suasana sepi yang muram dan depresif tapi lebih kearah sepi yang elegan. Bagian musik favorit aku yaitu musik yang mengiringi adegan slow motion yang dengan sangat indah bisa mengiringi adegan-adegan yang tersaji. Oya, disini juga bisa didengar walaupun hanya beberapa detik lagu "Bengawan Solo" versi mandarin.

Bagaimana film ini menyajikan tema perselingkuhan juga istimewa.Berbeda dengan film Holly yang mengambil tema serupa, "In the Mood for Love" yaitu film yang berlokasi di Hong Kong yang notabene masih termasuk negara Asia yang mempunyai budaya ketimuran. Apalagi setting waktu film ini yaitu tahun 60an yang tentunya membuat perselingkuhan masih sangatlah tabu bahkan lebih tabu dan terlarang dari dikala ini ditinjau dari nilai akhlak dan sosial di masyarakat. Perselingkuhan memang salah satu tantangan terberat dalam pernikahan.

OVERALL: Sebuah dongeng cinta, ijab kabul dan perselingkuhan yang begitu misterius dan mempunya kesan yang mendalam meskipun berjalan dengan alur yang cukup lambat.


RATING: 

Artikel Terkait

Ini Lho In The Mood For Love (2000)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email