Thursday, January 31, 2019

Ini Lho My Neighbor Totoro (1988)

Karakter Totoro seakrang ini memang sudah jadi salah satu abjad animasi paling melegenda. Totoro menjadi lambang perusahaan studio animasi Ghibili. Bahkan tahun lalupun Totoro muncul sebagai cameo di "Toy Story 3". "My Neighbor Totoro" memang telah menjadi karya klasik dari seorang Hayao Miyazaki. Walaupun begitu saya gres kali ini berkesempatan menonton film ini dimana sebelumnya saya juga gres menonton 2 karya dari Miyazaki ialah "Spirited Away" dan "Ponyo".

Ber-setting pada tahun 1958 film ini mengisahkan mengenai 2 gadis kecil abang beradik, Satsuki dan Mei yang bersama sang ayah gres saja pindah ke sebuah pedesaan disaat sang ibu sedang dirawat di rumah sakit. Dirumah barunya tersebut (yang katanya berhantu) Satsuki dan Mei mulai menemukan abnormalitas menyerupai disaat mereka melihat banyak sekali makhluk kecil berwarna hitam yang oleh nenek tetangga mereka disebut sebagai susuwatari yang menjadi penunggu rumah kosong. Satsuki dan Mei yang tidak merasa takut tapi malah makin ingin tau balasannya mulai bertemu dengan banyak sekali macam abnormalitas sekaligus keajaiban disekitar rumah mereka tersebut termasuk pertemuan mereka dengan sesosok makhluk menyerupai kelinci raksasa yang mereka panggil Totoro.
"My Neighbor Totoro" mempunyai beberapa nuansa yang mengingatkan saya kepada "Spirited Away" menyerupai beberapa makhluk aneh yang muncul dengan bentuk yang sangat unik. Bahkan susuwatari yang ada di film ini dapat kita temui juga di "Spirited Away" dengan porsi yang jauh lebih besar. Bedanya, film ini mempunyai nuansa yang jauh lebih santai dan ringan. Tidak ada abjad yang jahat menyerupai di "Spirited Away". Film ini lebih menyerupai "Ponyo" yang mana konflik yang terjadi didalamnya berasal dari abjad utamanya sendiri. Menonton film ini akan meninggalkan kesan yang damai. Karakter-karakter di film ini juga semuanya lovable, tidak ada yang menyebalkan. Semuanya "putih", lucu dan menyenangkan.

Daya magis di film ini juga masih tetap tinggi dan khas Hayao Miyazaki. Tapi sekali lagi keajaiban tersebut muncul dan disajikan dengan ringan sesuai dengan nuansa yang dibawa oleh film ini secara keseluruhan. Scoring dan lagu-lagu yang mengiringi film ini makin memperkuat suasanan santai dan menyenangkan yang ada. Singkat kata film yang meninggalkan perasaan nyata sesudah selesai ditonton ini dapat dinikmati siapa saja. Tapi terkadang film ini terasa terlalu ringan dan santai sehingga melupakan beberapa detail menyerupai latar belakang keluarga Satsuki dan Mei, penyakit apa yang diderita sang ibu, hingga klarifikasi lebih dalam mengenai apa itu Totoro juga tidak ditampilkan. Tapi keseluruhan film ini memang bertujuan untuk menyuguhkan sebuah hidangan ringan, menghibur dan magical. Mungkin ditiadakannya klarifikasi mengenai latar belakang karakter-karakter tersebut lebih dikarenakan Hayao Miyazaki tidak ingin menciptakan film ini jadi sedikit lebih rumit. Ya, membiarkan "My Neighbor Totoro" menjadi sebuah suguhan ringan tapi memorable menyerupai ini memang pilihan tepat. Film yang begitu damai.

Artikel Terkait

Ini Lho My Neighbor Totoro (1988)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email