Diangkat dari buku berjudul sama karya Chaos@work juga menulis naskah filmnya bersama Upi My Stupid Boss terlihat menjanjikan terlebih alasannya yaitu keterlibatan nama-nama di dalamnya. Ada Upi (Realita Cinta dan Rock'n Roll, Belenggu) di dingklik penyutradaraan, juga Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari sebagai duo pemeran utama. Secuplik teaser yang mengatakan Reza Rahadian bertransformasi menjadi sosok bos terbelakang berperut tambun dan berambut pitak sudah cukup menghebohkan, melambungkan ekspektasi para calon penonton. Terbukti studio daerah aku menonton di hari perdana penayangannya penuh sesak. Bahkan begitu selesai cukup banyak penonton bertepuk tangan, suatu respon langka bagi film Indonesia.
Premisnya sederhana: Diana (Bunga Citra Lestari) harus kalang kabut meladeni tingkah abstrak atasan di daerah kerja barunya, Bossman (Reza Rahadian). That's it. My Stupid Boss ibarat penyatuan banyak segmen di mana masing-masing berisikan kekonyolan Bossman yang selalu menciptakan anak buahnya geram. Kisahnya memang punya unsur katarsis bagi kekesalan karyawan terhadap atasan mereka tapi itu saja bersama-sama belum cukup menyokong film berdurasi 108 menit. Naskahnya tak seberapa kuat, dan begitu melewati pertengahan semakin terasa repetitif, hanya mengandalkan lontaran-lontaran lelucon. Usaha menyuntikkan hati lewat konklusinya pun terkesan out of nowhere alias dipaksakan. Namun cukup itu saja pembahasan mengenai kekurangan My Stupid Boss.
Walau naskahnya lemah pada pembangunan cerita, tidak demikian kala berurusan dengan komedi. Terdapat setumpuk kreatifitas dalam hal menghiperbolakan situasi di kantor mirip komedi lisan segar hingga karakterisasi penuh warna, bukan saja untuk dua protagonis, tapi tokoh-tokoh sekunder turut punya daya tarik masing-masing. Mengandalkan eksploitasi komedi sepanjang film kerap memunculkan beberapa miss khususnya ketika dongeng mulai repetitif, namun bisa dimaafkan mengingat keberhasilan humornya mengundang tawa lebih sering daripada kegagalannya. Upi pun bisa mentransformasikan deretan situasi abstrak tersebut menuju bahasa visual mumpuni. Setiap adegan tidak hanya asal menangkap para pemerannya menghantarkan jokes, melainkan terkonstruksi dengan baik. Pace ikut terjaga rapih, sehingga walau diisi deretan pecahan komedi situasi, progresi alur tetap nyaman dinikmati.
Nyatanya performa jajaran cast tetap merupakan aspek terbaik sekaligus faktor utama keberhasilan guliran komedi. Reza Rahadian menunjukan bahwa ia seorang chameleon-like actor yang bisa melakoni tugas apapun. Bossman lucu tidak saja karena make-up konyol tapi ekspresi, gestur aneh, hingga penghantaran dialog termasuk Bahasa Jawa Reza yaitu sumbernya. Aktingnya bukan sekedar "trying to be as stupid as possible" namun peleburan total pemeran sebagai seorang tokoh, yang bisa dibuktikan ketika muncul sentuhan drama menjelang akhir. Reza tidak mengubah karakternya, itu murni sisi personal terselubung milik Bossman. Bunga Citra Lestari pun bisa memancing tawa melalui respon-responnya atas kebodohan Bossman. Sedangkan pemeran pendukung lain ikut tampil maksimal sesuai porsi dan kebutuhan.
Saya selalu suka bagaimana Upi mempunyai visi unik dalam visualisasi adegan. Mempertahankan kelebihan itu, My Stupid Boss berada di kelas lebih tinggi dibanding dominan komedi tanah air. Fokus penggarapan bukan sekedar "how to be funny", juga memaksimalkan sisi artistik presentasinya. Nuansa vintage terpancar berpengaruh dari sinematografi garapan Muhammad Firdaus, menciptakan mata aku dimanjakan oleh warna-warni visualnya. Sebagaimana nampak lewat Belenggu, Upi turut memperhatikan dekorasi setting sampai busana karakter. Alih-alih monoton, semua adegan indoor (kantor, rumah Diana) justru memunculkan adiksi untuk mata. It's not exactly the same, but in visual terms, 'My Stupid Boss' is the closest thing our filmmaker ever made to Wes Anderson's movie or 'Amélie' (because of its color palette and music). So far, it's also the funniest Indonesian comedy this year and the best movie by Upi in years.
Ini Lho My Stupid Boss (2016)
4/
5
Oleh
news flash