Wednesday, December 5, 2018

Ini Lho Ada Cinta Di Sma (2016)

Wajar apabila bagi kalangan di luar sasaran pasarnya yang mencakup para Comate (fans CJR) dan ABG, "Ada Cinta di SMA" bakal mencuatkan keraguan. Apalagi saya sendiri bukan penyuka romansa cheesy khas teenlit putih abu-abu. Kaprikornus alangkah mengejutkan ketika film garapan sutradara Patrick Effendy ("CJR The Movie: Lawan Rasa Takutmu") ini berakhir tidak mengecewakan. Terlebih naskah karya Haqi Achmad ("Triangle: The Dark Side", "7 Hari Menembus Waktu", "Tiger Boy") cukup piawai merangkai dongeng ringan kehidupan Sekolah Menengan Atas berhiaskan segala konflik personal karakternya. 

Iqbal (Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan) dan Aldi (Alvaro Maldini) ialah dua teman yang bersama tergabung dalam sebuah band. Walau begitu keduanya sama sekali belum pernah manggung dan kekurangan personel. Untuk itulah Aldi berencana merekrut Kiki (Teuku Ryzki), sang ketua OSIS teladan yang masa jabatannya hendak berakhir. Pada pemilihan ketua OSIS, Ayla (Caitlin Halderman) yang juga sobat kecil Iqbal berambisi meraih kemenangan. Merasa dianggap remeh oleh Ayla, Iqbal pun turut serta mencalonkan diri. Masalahnya, berbeda dengan Ayla, Iqbal bukanlah siswa pintar dan gemar bertingkah seenaknya.
Di sinilah naskah Haqi Achmad menawarkan kualitasnya. Memang jalinan ceritanya klise dengan bentuk konflik serta konklusi predictable, tapi bagaimana Haqi mampu menyatukan tiga jalur cerita  pemilihan ketua OSIS, romansa, kehidupan personal karakter  ke dalam satu kesatuan koheren tanpa harus tumpang tindih terang tak mudah. Ketiganya bersinergi membentuk hubungan alasannya ialah jawaban yang saling menguatkan. Terdapat banyak bukti, tapi mari ambil Ayla sebagai contoh. Kurangnya perhatian dari sang ibu (Wulan Guritno) memantik ambisi besarnya di sekolah. Rasa sepi itu menciptakan ketertarikannya dengan Iqbal masuk akal. Saat kesehariannya "dingin" dan minim perhatian, datanglah Iqbal yang lively pula humoris. Titik balik hubungan keduanya tersaji mulus tatkala Ayla makan bersama Iqbal sekeluarga, tertawa bersama mereka.

Romansanya punya cute factor memadahi tanpa harus berlebihan mengumbar kalimat gombal. Penampilan Iqbaal Ramadhan dan Caitlin Halderman jadi kunci utama. Secara individu, Caitlin mendukung penulisan terhadap karakternya, melepaskan Ayla dari sosok bakir balig cukup akal antagonis kejam tanpa motivasi, apalagi ketika harus memunculkan kerapuhan. Sedangkan Iqbaal merupakan bintang paling terang. Saat kedua personil CJR lain kadang masih flat, ia menyuntikkan semangat tinggi hingga tiap adegan yang menampilkan dirinya mengasyikkan diikuti. Bersama, keduanya menjalin chemistry solid terlihat pada adegan musikal manis sewaktu Iqbal dan Ayla berjalan berdua, menarikan tarian sederhana. Sayang, percintaan Aldi-Tara (Gege Elisa) dan Kiki-Bella (Agatha Chelsea) tak seberapa kuat. Padahal secuil adegan ketika credit bergulir menandakan dua pasangan ini juga likeable
Nomor musikal dihantarkan cukup menghibur oleh Patrick Effendy, tanpa kemewahan dan kemeriahan tinggi tapi sesuai mewakili konteks situasi. Adegan musikal film ini turut berfungsi mewakili curahan emosi ceritanya, menjaga semoga rasa tersampaikan tanpa harus berlebihan. "Ada Cinta di SMA" memang tak pernah berlebihan memberikan konflik, termasuk perselisihan di lingkungan sekolah yang masih dalam taraf wajar, tidak overly dramatic pula dangkal sekaligus konyol seperti banyak film bakir balig cukup akal ber-setting SMA. Deretan lagunya mungkin bukan masterpiece berhiaskan aransemen jenius, tapi nada catchy serta lirik yang ringan sebagaimana formula tepat untuk sebuah lagu merajai chart bakal muda dinikmati semua kalangan penonton. 

Satu hal yang menghalangi saya memberi nilai lebih ialah kekacauan pada third act. Haqi Achmad ibarat resah mencari cara mengakhiri setumpuk konflik yang telah ia bangun, sehingga terburu-buru membangun konklusi. Segala permasalahan mendadak usai pasca melewati sebuah montage singkat. Patrick Effendy berusaha keras memaksimalkan momen tersebut, membuatnya nyaman diikuti walau storytelling-nya penuh lubang. Namun kekurangan ini untungnya tidak hingga jauh menjatuhkan "Ada Cinta di SMA" yang masih berakhir sebagai kado indah bagi Comate yang tak lupa menunaikan tugasnya menghibur penonton umum. 

Artikel Terkait

Ini Lho Ada Cinta Di Sma (2016)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email