Wednesday, December 5, 2018

Ini Lho Maju Kena Mundur Kena Returns (2016)

Dirilis pada 1983, "Maju Kena Mundur Kena" tak persembahan tersukses Warkop DKI, pula film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak (658.000) sebelum dilewati oleh "Pengkhianatan G-30-S PKI" setahun kemudian. Maju ke 2016 ketika "Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1" sanggup menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa, Multivision Plus (MVP, dahulu berjulukan PT. Parkit Films) selaku pemegang lisensi beberapa film Warkop pun tak ingin kecolongan  mengingat "Jangkrik Boss" bukan produksi MVP  dan memutuskan menggarap sekuel bertajuk "Maju Kena Mundur Kena Returns" yang sama sekali tidak berisikan anggota Warkop DKI atau pemain film yang memerankan mereka.

Digarap oleh Cuk FK ("Komedi Moderen Gokil", "Komedi Gokil 2"), film ini menampilkan trio gres berjulukan "WOW", terdiri dari Wira (Wira Nagara), Ozie (Rafael Tan), dan Wulu (Lolox). Akibat bertindak ceroboh, ketiganya dipecat dari pekerjaan mereka di rumah sakit. Beruntung, nasib baik masih menaungi sehingga trio WOW sanggup bekerja di suatu minimarket. Di sisi lain ada Gadis (Adinda Thomas) yang sehabis memecahkan guci bernilai miliaran rupiah kepunyaan sang ayah, Jarwo (Jarwo Kwat), memutuskan kabur ke asrama puteri milik Bu Norma (Maya Wulan), kawasan di mana trio WOW sering menyelinap masuk guna menemui pacar masing-masing.
Mempertahankan gayanya dalam dua film "Komedi Gokil", Cuk FK menghujani filmnya dengan "lawakan mesum" khas Warkop kala 90-an. Tapi berbeda dengan Arizal sang pengarah film-film Warkop, penggarapan Cuk FK lebih terkesan murah dan miskin imajinasi. Bahkan di titik terendahnya, guyonan Warkop masih menyimpan perjuangan lebih merangkai pengadeganan, mengkreasi setting komedi unik nan menggelitik. Sedangkan film ini cenderung mengambil dari slapstick formulaik (Wulu jatuh menimpa pasien), gaya klise Warkop (kasur pasien meluncur kencang), sampai titik nadir film berupa verbal mesum menjijikkan trio WOW kala terpana memandangi badan wanita. Sensual comedy at its lowest.

Namun begitu dongeng (baca: segmen-segmen komikal) bergulir jauh, "Maju Kena Mundur Kena Returns" ternyata tidak se-annoying karya-karya sang sutradara sebelumnya berkat satu sentuhan: kesialan kolam eksekusi bagi protagonis. Saya beberapa kali tertawa kecil melihat ketiganya tertimpa kesialan bagai menerima eksekusi atas tindakan jelek dan mesum yang diperbuat. Jarwo diinjak-injak seisi asrama sewaktu coba menyelinap, Wira tertangkap lembap berselingkuh, dan lain sebagainya. Trio WOW bukan sosok simpatik, sehingga rangkaian kesialan tersebut mengakibatkan kepuasan bagi penonton. Beberapa situasi misal perempuan yang mendadak menjadi boneka dan sanggup dilipat pun walau tak seberapa efetif mengundang tawa, meninggalkan absurditas cukup menghibur.
Porsi Lolox merengek yang notabene sisi paling menyebalkan dari sang pelawak untungnya diminimalisir. Wira, bermodalkan verbal kurang terpelajar berlebihan, logat ngapak, serta catchphrase "anak kadal" bakal paling disukai penonton, walau saya tahu bakat aktingnya lebih dari sekedar wajah konyol dan one-liner (tiga tahun kemudian komunitas teater kami sempat berkolaborasi). Rafael gagal mengikuti jejak dua rekannya (Bisma melakoni debut solid di "Juara" dan Morgan yaitu salah satu pemain film paling reliable saat ini). Dia sudah berusaha sebisanya, namun bakat komedinya memang belum terasah, berakhir datar kala dituntut bertingkah konyol.

Film ini memposisikan trio WOW selaku penggemar berat "Maju Kena Mundur Kena", di mana dalam banyak sekali kesempatan ketiganya menonton film tersebut. Tidak ada substansi di balik aktivitas tersebut kecuali perjuangan tak kreatif menjalin ikatan dengan film aslinya, sekaligus pemberian tribute (is it?) yang tidak terkesan menghormati mengingat hasil simpulan film tak mencerminkan kualitas pendahulunya tersebut. Alur penceritaan pun sama, ketika film Warkop DKI masih punya sinergi sebab-akibat walau alurnya berbentuk sketsa, sekuel ini mengesampingkan itu, sewaktu sejumlah konflik macam perselingkuhan Wira, kegagalan WOW mencuri cincin, Jarwo tertangkap lembap sepenuhnya dilupakan tanpa menghadirkan konsekuensi. While funnier and less-annoying than Cuk FK's previous works, this is still a lazy, forgettable comedy. Watch the original instead.


Ticket Sponsored by: Bookmyshow ID

Artikel Terkait

Ini Lho Maju Kena Mundur Kena Returns (2016)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email