Wednesday, December 5, 2018

Ini Lho Resident Evil: The Selesai Chapter (2017)

Benar bahwa penonton harusnya tahu tiap installment "Resident Evil" bakal memberi suguhan ibarat apa, untuk kemudian memasang ekspektasi tepat. Sehingga saya tidak lagi heran tatkala "The Final Chapter" mengesampingkan segala yang dibangun "Retribution" lima tahun kemudian dan bergerak ke arah baru. Itulah alasan mengapa hampir semua filmnya dibuka dengan flashback. Supaya penonton mengingat ceritanya yang forgettable, sembari menuturkan secara singkat bencana di antara film guna menutupi kemalasan Paul W. S. Anderson merangkai kontinuitas yang pantas. Itu pula masalah dalam film "The Final Chapter". 

Tiga ahad pasca ending "Retribution" ketika ia dikhianati oleh Wesker (Shawn Roberts), Alice (Milla Jovovich) mesti berpacu dengan waktu sebelum seluruh umat insan musnah, menuju Racoon City guna merebut vaksin t-Virus yang ternyata dimiliki Umbrella. Dalam salah satu referensi retcon yang dipaksakan dari Paul W. S. Anderson, Red Queen (Ever Gabo Anderson) membagi gosip tersebut pada Alice, mengungkap bahwa bahu-membahu ia memihak umat manusia. Saya sebut "salah satu" alasannya yaitu sepanjang film terungkap banyak sekali fakta gres yang tak pernah disiratkan sebelumnya. It's not a smart and shocking revelation of its grand scheme, it's just a poorly-constructed one with no long-term planning. 
Sudah tentu penulisan naskah Anderson buruk, ibarat ABG di awal pubertas yang tergila-gila pada teknologi canggih (artificial intelligence, kloning, combat analysis system) dan twist. Menyaksikan alur setipis kertasnya ibarat tengah menonton seseorang bermain video game buruk. A very bad one. Sulit pula menahan tawa mendengar baris kalimat yang ditulisnya. "Resident Evil: The Final Chapter" memang bodoh, tapi daripada mendapatkan kebodohannya, Anderson berusaha keras terlihat keren. Masalahnya, baik selaku sutradara atau penulis naskah, beliau tak mempunyai kapasitas, balasannya apa yang diperlukan memukau penonton justru memancing tawa. Tengok cara Wesker dikalahkan, juga sewaktu ratusan zombie berjatuhan kolam domino yang poorly-staged. Those are unintentionally laughable

Namun "Resident Evil" selalu soal agresi yang sejatinya tak pernah benar-benar menghibur semenjak film ketiga. Anderson melontarkan seluruh amunisinya, menghantarkan agresi bising tiap 10 menit sekali. Berpotensi menghasilkan hiburan eksplosif nan menyenangkan, action sequence-nya remuk akhir choppy editing memusingkan, menyulitkan penonton memahami apa yang tengah mereka saksikan. Anderson mengambil angle sebanyak mungkin, kemudian menumpahkan seluruhnya, balasannya dalam satu detik sanggup dua kali terjadi pergantian shot. Tiada pula kreativitas dalam mengkreasi aksi. Semua familiar, termasuk ketika untuk ketiga kalinya sepanjang franchise ini bergulir, kita diperlihatkan adegan "koridor laser" yang sekarang tak lagi mendebarkan. 
Sentuhan horor masih dinomorduakan, di mana Anderson berulang kali mengandalkan cheap thrills berupa jump scare murahan. Poin positifnya, sang sutradara sempat menyelipkan beberapa (meski tidak banyak) gory death scene melibatkan sederet perangkap di markas Umbrella yang jauh lebih menarik ketimbang setumpuk adegan aksinya. Kelebihan lain tentu saja terletak pada Milla Jovovich yang semakin reliable sebagai female action hero. Caranya menarik pelatuk atau ketika Alice menghajar musuh sambil bergerak bebas memunculkan coolness tingkat tinggi yang sayangnya tak dimiliki sang suami dalam menyutradarai. Alice yaitu tokoh badass, tidak ragu menghabisi lawan, membuatnya pantas berada di film yang jauh lebih layak.

Meniadakan secara umum dikuasai tokoh (Ada Wong, Jill Valentine, Leon S. Kennedy, Chris Redfield, dan lain sebagainya) melucuti potensi filmnya menjadi babak epilog epic. It's just another mediocre installment. Pertanyaannya, benarkah "Resident Evil: The Final Chapter" merupakan babak terakhir? Melihat pilihan konklusinya saya mewaspadai itu. Jangan terkejut apabila dua hingga tiga tahun ke depan bakal muncul sekuel bertajuk "The Next Chapter", "The New Blood", "A New Beginning" dan sejenisnya. "The Final Chapter" is slightly better than the last two installments, but still a bad popcorn movie. Niscaya anda bakal melupakan secara umum dikuasai kontennya tak usang sesudah keluar dari bioskop. 

Artikel Terkait

Ini Lho Resident Evil: The Selesai Chapter (2017)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email