Tuesday, December 4, 2018

Ini Lho Alien Film Franchise: Ranked From Worst To Best

Rabu 10 Mei besok, Alien: Covenant bakal tayang di bioskop Indonesia, menjadikannya installment keenam franchise (di luar dua crossover dengan Predator) yang memulai petualangan semenjak tahun 1979 ini. Berusia hampir empat dekade, naik turun kualitas dan bongkar pasang personel tentu jamak terjadi. Selain Scott, tercatat nama-nama tersohor mulai James Cameron, David Fincher, Jean-Pierre Jeunet pernah mengisi bangku sutradara. Begitu pula di jajaran cast meski Sigourney Weaver sebagai Ellen Ripley ialah tokoh paling ikonik. Menyambut perilisan Covenant, aku tertarik menyusun daftar urutan film Alien dari terburuk sampai terbaik. Daftar ini tidak menyertakan dua judul Alien vs. Predator karena: (a) Predator lebih dominan, (b) keduanya jelek luar biasa. 
(Artikel ini mengandung SPOILER)

5. ALIEN 3 (1992)
The only real bad movie in this franchise. Dalam debut penyutradaraannya, gaya Fincher yang mengawali karir sebagai pembuat video klip lebih kentara ketimbang jagoan storytelling sebagaimana dia sekarang dikenal. Konsep prison movie plus balutan post-apocalyptic serta alegori agama sempat menarik di awal, sebelum karam di tengah kucing-kucingan medioker tak mencekam akhir deretan huruf pendukung membosankan, juga CGI jelek Xenomorph yang kolam mutasi kucing liar. Tapi dosa terbesar film ini ialah membunuh tiga tokoh likeable (off-screen) film sebelumnya semata demi membuka jalan melanjutkan cerita. 
4. ALIEN: RESURRECTION (1997)
Jean-Pierre Jeunet (The City of Lost Children, Amelie) membawa keganjilan visual dan selera humornya, menyebabkan Resurrection rilisan paling ringan, sepenuhnya menghilangkan sentuhan horor. Keputusan kontroversial namun terbukti menghindarkan repetisi, toh selera abstrak Jeunet masih bisa menghasilkan momen disturbing, sebutlah kala Ripley menemukan salah satu hasil kloningnya yang gagal. Ripley dalam wujud clone adalah sosok baru, lebih kuat, lebih dingin, lebih badass, meski naskah Joss Whedon lemah soal kebijaksanaan pengembangan karakter. Hiburan penuh histeria dalam balutan close-up serta monster hybrid manusia dengan Xenomorph yang, well, aneh.
3. PROMETHEUS (2012)
Prekuel yang lebih banyak mengumbar pertanyaan gres ketimbang menjawab atau menciptakan koneksi dengan film sebelumnya. Namun segala tanya itu ampuh melebarkan skala penceritaan franchise-nya, membawa ke arah gres yang menyimpan setumpuk potensi sampai bukan lagi sekedar sci-fi/horror klaustrofobik. Naskah garapan Jon Spaihts dan Damon Lindelof besar lengan berkuasa mengusung filosofi soal Tuhan walau lemah dalam penokohan saat sekelompok ilmuwan hadir begitu bodoh. Muncul pula lubang terkait teknologi yang lebih maju dibanding empat film lain (Prometheus ber-setting ratusan tahun sebelumnya). Bujet besar, desain produksi nomor wahid, plus Ridley Scott yang makin berpengalaman menangani blockbuster menghadirkan kemegahan memukau. 
2. ALIENS (1986)
Meninggalkan konsep horor atmosferik, James Cameron menyulap sekuel Alien menjadi suguhan agresi dengan machismo tingkat tinggi beserta metafora Perang Vietnam. Mengganti sexual innuendo dalam Alien dengan artileri militer kelas berat, deretan adegan agresi brutal dilakoni tokoh-tokoh memorable termasuk Ripley yang ketika third act, sepenuhnya bertrasnformasi dari final girl horror menjadi legitimate action heroine. Sambut pula Newt (Carrie Henn), salah satu huruf bocah terbaik Hollywood yang secara kurang latih dimatikan oleh sekuelnya. 
1. ALIEN (1979)
Ridley Scott piawai menggabungkan teror atmosferik di mana adegan pembuka kala para kru terbangun dari kondisi stasis pun nampak creepy dengan jump scare efektif. Scott mampu memancing kesan mencekam tak manipulatif bersenjatakan gambar angker (adegan Xenomorph membisu bergelantungan di langit-langit jadi salah satu poin terbaik). Pace yang tak terburu-buru memberi penonton waktu mengenali tiap-tiap karakter. Murni film ensemble. Bahkan awalnya Ripley kolam sekedar huruf pendukung ketimbang lead protagonist. Seperti telah disebut pula, sexual imagery bertebaran, entah pada pengadeganan, desain pesawat, pun Xenomorph sendiri. Menegaskan jikalau film Alien selalu mengusung alegori akan satu hal tertentu. 

Artikel Terkait

Ini Lho Alien Film Franchise: Ranked From Worst To Best
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email