Thursday, December 13, 2018

Ini Lho Baby (2015)

Badan kekar, rambut pendek, dan kumis tebal. Nampaknya ketiga hal itu jadi hal wajib untuk dimiliki para action hero Bollywood. Lihat saja tampilan Ajay Devgan, Salman Khan dan Akshay Kumar. Karakter mereka pun tidak jauh dari one-man army yang sanggup menghabisi puluhan musuh sendirian. Hukum fisika tidak lagi berlaku di hadapan para jagoan itu. Tapi Baby garapan sutradara Neeraj Pandey bukan sekedar hidangan agresi over-the-top dengan alur sederhana. Ini ialah espionage thriller yang memanfaatkan machoisme Akshay Kumar sebagai intel terbaik milik India. Judulnya sendiri mengacu pada proyek uji coba pembentukan tim berisi para distributor rahasia. Proyek uji coba ini direncanakan berjalan selama lima tahun sebelum akibatnya dievaluasi. Misi utama mereka ialah melumpuhkan para teroris yang berencana menyerang India sebagai bentuk responsi atas kejadian penyerangan di Mumbai tahun 2008.

Ajay (Akshay Kumar) merupakan satu dari empat distributor yang masih tersisa dalam tim tersebut (awalnya terdiri dari 12 orang). Mayoritas dari mereka ada yang terbunuh, bahkan ada pula yang membelot ke pihak musuh. Ajay ialah distributor terbaik dengan kemampuan fisik dan taktik nomor satu. Kenekatannya (ia sebut improvisasi) sering menjadi kunci keberhasilan suatu misi. Dia bergerak sesuai perintah atasannya, Feroz (Danny Denzongpa) tanpa bertanya apalagi membantah. Bahkan ia bersedia membunuh rekannya yang sekarat tanpa ada ragu. Ajay bagi saya tampak menyerupai robot. Dia bukan Ethan Hunt, bukan Jason Bourne, apalagi James Bond. Saya yakin Ajay tidak akan mengorbankan keberhasilan misi demi menolong rekannya. He's a steroid machine.
Nyatanya, Ajay mempunyai keluarga, dimana pada anak-anaknya ia merahasiakan profesinya. Walau begitu, sang istri (Madhurima Tuli) mengetahu segalanya, dan selalu mengkhawatirkan keselamatan sang suami. Begitu sering ia menelepon di tengah Ajay menjalankan misi, namun selalu dijawab "aku sedang di tengah konferensi". Jelas naskah yang juga ditulis Neeraj Pandey berusaha menciptakan penonton bersimpati pada Ajay. Tapi sekuat apapun perjuangan membangun image sang huruf sebagai family man, itu tidak pernah berhasil. Ajay yang lebih kental di layar ialah Ajay sang intel yang menomor satukan misi di atas segalanya. Bermaksud memberi sentuhan drama, Baby tetap berakhir sebagai suguhan tanpa emosi dengan tokoh utama jauh dari kesan "manusia".

Tapi sebagai sebuah espionage thriller, film ini sanggup menawarkan hiburan menyenangkan. Durasi 159 menit dimanfaatkan secara maksimal oleh Neeraj Pandey untuk menghadirkan rangkaian misi dalam perjuangan Ajay membasmi sekawanan teroris pimpinan Maulana (Rasheed Naz). Baby membawa kita dalam penelusuran terhadap satu per satu anak buah Maulana. Setiap keping misi jadi wahana Neeraj Pandey mengeksploitasi keperkasaan sosok Ajay dengan kesempurnaan Akshay Kumar memancarkan aura "pria perkasa". He's good at everything. Mulai dari menghajar musuh dengan tangan kosong, dengan senjata api, menyusup diam-diam, sampai menginterogasi. Dipadukan pace cepat namun rapih dari penyutradaraan Pandey, semua itu jadi santapan yang begitu nikmat.
Sebagai tontonan espionage, Baby sejatinya amatlah sederhana. Tidak banyak teknik penuh kebijaksanaan wangi dan eksplorasi kecerdasan dalam tiap misi. Kita lebih banyak melihat otot daripada otak. Untungnya, third act film ini lebih menonjolkan taktik daripada agresi bombastis. Bagian ini ialah momen terbaik Baby disaat unsur espionage semakin kental. Kemunculan huruf Shukla (Anupam Kher) sebagai otak dalam tim menawarkan warna gres bagi progresi film, serta dinamika antar-karakter yang lebih menarik. Patut disayangkan, huruf Hani Mohammad (Hasan Noman) yang digambarkan sebagai detektif jenius dari Arab Saudi cukup terlambat dalam porsi terbatas pula. Padahal ia bisa menjadi lawan sepadan bagi Ajay dan timnya.

Baby bukanlah film espionage yang cerdas. Seringkali nampak kebodohan demi kebodohan dalam naskah, khususnya berkaitan dengan keputusan karakter, menyerupai yang tampak ketika para teroris berusaha membebaskan Bilal Khan (Kay Kay Menon) dari tahanan polisi (dia beruntung mati dalam perjuangan pembebasan itu). Untuk film dengan plot berisikan banyak misi para distributor rahasia, film ini terlalu sederhana, terlalu lurus, tanpa banyak lapisan di dalamnya. Kurang dalam eksplorasi kecerdasan strategi, namun menyaksikan keperkasaan Akshay Kumar sudah cukup menyenangkan. For its technical aspect, "Baby" is one of the most well-made movie ever produced by Bollywood.

Artikel Terkait

Ini Lho Baby (2015)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email