Tuesday, December 4, 2018

Ini Lho Trinity, The Nekad Traveler (2017)

Film jalan-jalan tanpa kisah dan hanya mengobral pemandangan. Mungkin demikian selentingan negatif yang bakal disematkan banyak pihak pada pembiasaan buku perjalanan laku "The Naked Traveler" karya Trinity ini. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya keliru. Bersama penulis naskah Rahabi Mandra ("Hijab", "Air Mata Surga), tujuan sutradara Rizal Mantovani ("Bulan Terbelah di Langit Amerika", "5 cm", "Kuntilanak") memang cuma satu, yaitu menciptakan traveling movie di mana karakternya singgah dari satu tempat ke tempat lain, menikmati keindahan alam sambil sesekali terlibat (sedikit) konflik yang mengajarinya akan satu-dua makna kehidupan. Sayang, poin kedua gagal dimaksimalkan. 

Kegemaran traveling dan menulis blog perjalanan menciptakan Trinity (Maudy Ayunda) jeli memanfaatkan uang dan waktu. Demi mengumpulkan biaya, dia terpaksa bekerja kantoran sambil rutin merayu sang bos (Ayu Dewi) biar memberinya suplemen jatah cuti. Trinity sendiri mempunyai bucket list berisi kegiatan-kegiatan (dari makan kuliner khas kawasan hingga nongkrong bareng Tompi) yang ingin dia lakukan di banyak sekali tempat seluruh dunia. Pemenuhan bucket list itu membawanya pada serangkaian pengalaman menarik, bertemu orang-orang baru, termasuk sesama traveler bernama Paul (Hamish Daud) yang dirasa sanggup mengakhiri kesialannya dalam hal menjalin relasi cinta.
"Trinity, The Nekad Traveler" bergotong-royong tidak wajib menyertakan drama kehidupan, alasannya ialah konflik dalam acara traveling sendiri intinya beragam, sebutlah kesulitan mengumpulkan dana, pembiasaan di tempat baru, atau (paling fatal) tersesat. Naskah Rahabi Mandra sempat menyelipkan rangkaian duduk masalah itu, bahkan tak lupa mencantumkan solusi yang cukup untuk menciptakan penonton awam bergumam "oh begitu toh caranya". Sayang, ketimbang rutin menghadirkannya di tiap destinasi Trinity, aspek tersebut hanya muncul sesekali, mengakibatkan dominan durasi film tetap didominasi presentasi pemandangan alam. 

Beruntung sinematografi Yadi Sugandi piawai memamerkan keindahan. Memanfaatkan kesempatan mengambil gambar di bermacam nirwana dunia, Yadi mengemas visualnya dengan ketepatan warna serta sudut kamera yang memfasilitasi penonton ikut menikmati, terbuai oleh kecantikan tiap lokasi khususnya Maldives selaku puncak. Di sinilah keberadaan Rizal Mantovani di dingklik penyutradaraan terasa cocok. Sang sutradara mungkin sering keteteran bercerita, namun tidak demikian soal merajut visual (he's one of the best Indonesian music video director). Selain indah, alam pun megah, dan "Trinity, The Nekad Traveler" bisa menonjolkan kemegahan itu, meski seiring waktu berjalan keelokan gambarnya kurang menggigit jawaban alur tipis minim gesekan.
Seolah menyadari kekurangan tersebut, paruh simpulan perjalanan diisi percikan intrik antara Trinity dengan kedua sahabatnya, Yasmin (Rachel Amanda) dan Nina (Anggika Bolsterli). Andai berkonsentrasi pada paparan nilai persahabatan saja, filmnya berpotensi tampil hangat dan manis. Namun mencapai babak konklusi, film ini berambisi memberi pelajaran lebih "bermakna" seputar kesadaran Trinity akan sikapnya yang malah melemahkan penceritaan dikala kemunculannya terkesan mendadak jawaban porsi eksplorasi minim. Jangankan menyentuh, saya gagal diyakinkan soal motivasi beberapa keputusan yang Trinity ambil di akhir. Konklusi ialah poin vital. Konklusi lemah sanggup meruntuhkan segala keberhasilan yang dicapai suatu film, dan "Trinity, The Nekad Traveler" mengalami hal serupa.

Cerita boleh lemah, kehadiran Maudy Ayunda sebagai lead actress mengangkat daya tarik perjalanannya. She's so charming, funny, and likeable. Entah adegan romantis bersama Hamish Daud atau bersanding dengan Babe Cabita memamerkan kebodohan menggelitik bisa begitu meyakinkan dia lakoni. Maudy juga sukses mengimbangi keliaran Ayu Dewi, menjalin interaksi "renyah" yang selalu menarik setiap kali mengisi layar. Terpenting, kecerdikan sekaligus kesan spiritful dari Trinity sang traveler sanggup dia tampilkan. Saya pun tak keberatan bila harus menghabiskan hampir dua jam melihatnya jalan-jalan menikmati pemandangan walau tanpa diiringi banyak gejolak sekalipun. 

Artikel Terkait

Ini Lho Trinity, The Nekad Traveler (2017)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email