Friday, December 28, 2018

Ini Lho Broken Flowers (2005)

Jim Jarmusch menciptakan sebuah film wacana laki-laki yang harus melaksanakan perjalanan untuk mengunjungi masa lalunya. Tapi Broken Flowers tidaklah seoptimis film-film lain yang berisikan retrospeksi, dimana kebanyakan huruf utama mendapat pelajaran dari masa lalu, kemudian menemukan makna hidup atau apapun yang ia cari. Don Johnston (Bill Murray) yakni laki-laki bau tanah yang ketika mudanya dulu yakni seorang playboy layaknya Don Juan. Karena itulah sang kekasih, Sherry (Julie Delpy) tetapkan pergi alasannya merasa Don belum sanggup beranjak dari kehidupannya sebagai playboy. Don sendiri menyangkal anggapan Sherry, meski kita tentu mewaspadai kesepakatan setia seorang Don Juan. Tapi melihat kesehariannya, saya mulai merasa bahwa Don memang ingin berhenti, ingin beristirahat dan hidup tenang. Don hanya menghabiskan waktunya duduk membisu di rumah sambil menonton televisi atau mendengarkan musik klasik. Namun disisi lain ia nampak bosan dan kesepian dengan kehidupan menyerupai itu. Jarmusch memperlihatkan kesan tersebut dengan banyaknya adegan statis yang repetitif tanpa satupun hal signifikan terjadi.

Rasa sepi itu juga yang nampaknya mendorong Don untuk melaksanakan perjalanan sehabis suatu pagi ia mendapat surat misterius dalam amplop berwarna pink. Surat tanpa nama dan alamat itu ternyata dari seseorang yang mengaku 20 tahun kemudian sempat menjalani kekerabatan dengan Don, kemudian berujung pada kehamilan yang ia sembunyikan. Sekarang sang anak sudah berusia 19 tahun dan pergi melaksanakan road trip yang ditengarai bertujuan untuk mencari sang ayah. Awalnya Don tidak ingin menanggapi serius surat tersebut, tapi atas dorongan sang tetangga, Winston (Jeffrey Wright) yang gemar melaksanakan analisa layaknya detektif, Don pun berangkat juga mengunjungi empat mantan kekasihnya dari 20 tahun lalu. Tapi benarkah semua itu semata-mata alasannya dorongan Winston? Pada beberapa adegan kita melihat secara rahasia Don juga menyimpan ingin tau terhadap surat tersebut. Contohnya ketika ia menolak menciptakan daftar para mantan menyerupai yang diminta Wilson tapi hasilnya ia buat juga. Mungkin ia berada dalam dilema, antara ingin menikmati hidup hening tapi disaat bersamaan merasa bosan dan sepi. Karena itu Don ingin menyambung kembali kekerabatan yang terputus, entah dengan para mantan maupun anaknya.
Perjalanan yang dilakukan Don sejatinya yakni perlambang dari retrospeksi seseorang terhadap masa lalunya. Jim Jarmusch mengulang adegan ketika Don berada di tengah jalan. Mulai dari pesawat yang lepas landas hingga ketika Don berada di dalam mobilnya, melintasi jalan sambil mendengarkan CD pertolongan Winston. Disatu sisi hal itu bertujuan menguatkan kesan repetitif acara sang karakter, tapi disisi lain Jarmusch memasukkan detail-detail esensial untuk mewakili intisari cerita. Pertama yakni truk. Jika diperhatikan lebih seksama, selama perjalanan mengunjungi keempat mantan kekasihnya Don berpapasan dengan empat truk. Truk pertama melewatinya dari belakang, menyerupai masa kemudian yang pergi kemudian menghilang. Dua truk berikutnya tiba dari depan, bahkan seolah akan bertabrakan dengan Don. Hal itu sama dengan kondisi sang huruf yang dihampiri oleh masa lalunya. Terakhir, lagi-lagi dari belakang sebuah truk tiba tapi sebelum sempat berlalu, layar fade-out. Kenapa? Karena ketika itu Don telah "bersatu" kembali dengan masa kemudian tersebut. Sepanjang perlanan penonton juga dibentuk familiar dengan lagu yang terus diputar oleh Don. Hal ini mempunyai kegunaan menanamkan lagu tersebut, dan memperlihatkan petunjuk wacana jati diri anak Don yang bekerjsama pada ending.
Broken Flowers memang kental dengan misteri mengenai siapa pengirim surat bekerjsama dan benar atau tidak Don mempunyai seorang anak. Jim Jarmusch mengemas filmnya ini bukan sebagai "film wacana misteri" tapi sebuah misteri itu sendiri. Tidak ada balasan yang kasatmata alasannya tidak semua misteri harus terpecahkan. Misteri yang terpecahkan sendiri bakal mengurangi esensinya sebagai sesuatu yang kabur tanpa kejelasan. Jika diperhatikan, masing-masing perempuan yang dikunjungi Don tidak ada satupun yang sepenuhnya menyangkal (juga membenarkan) jikalau mereka mempunyai anak hasil kekerabatan dengan Don. Saat bertanya pada Lolita (Alexis Dziena), puteri Laura (Sharon Stone) apakah ia punya abang laki-laki, Lolita menjawab, "Do I need some?" Kemudian Don sempat menyinggung duduk kasus anak ketika makan malam bersama Ron (Christopher McDonald) dan Dora (Frances Conroy) dimana Dora berkata, "I don't know if I would have had the time and patience to be a good mother...to Ron's Children." Sedangkan Carmen (Jessica Lange) menjawab "I have a daughter." Terakhir, Penny (Tilda Swinton) yang hanya berteriak "Fuck you, Donny!". Tidak ada satupun dari mereka berkata "tidak mempunyai anak laki-laki hasil kekerabatan dengan Don."

Seperti yang saya sebutkan diawal, pada simpulan perjalanan huruf utamanya sama sekali tidak merasa mendapat "pencerahan". Jikapun ada, itu yakni kesadaran yang makin besar lengan berkuasa bahwa ia masihlah seorang Don Juan yang gampang tertarik pada tiap perempuan yang ditemui. Sepanjang perjalanan Don memang beberapa kali bertemu perempuan absurd yang membuatnya tidak sanggup mengalihkan perhatian. Meski berkesan menyedihkan, Jim Jarmusch tetap mengakibatkan Broken Flowers sebagai drama yang kental dengan unsur komedi. Komedinya penuh nuansa quirky berkat penggunaan banyak steady shot, membiarkan objek dalam frame bergerak bebas meski kamera hanya membisu di tempat. Pengemasan itu berpadu tepat dengan penghantaran komedi deadpan dari Bill Murray. Sang pemeran begitu tepat sebagai Don, dengan banyaknya tatapan hambar penuh kesepian. Seringkali pula dari tatapannya kita merasa Don tidak peduli terhadap segala hal di sekitar, seolah berkata "I don't give a fuck!" tapi nampak terang jauh di dalam hati ia memikirkan hal-hal tersebut. Tipikal huruf Murray, tapi ia selalu berhasil menghembuskan nafas gres dan kedalaman sehingga tiap-tiap tokoh tetap menarik meski terasa mirip. 

Verdict: Jim Jarmusch memperhatikan detail hingga kepada yang terkecil untuk menciptakan Broken Flowers menjadi drama penuh makna wacana kesepian dan masa kemudian sambil disaat bersamanan menjadi komedi menggelitik alasannya permainan atmosfer besar lengan berkuasa serta gaya akting Bill Murray.

Artikel Terkait

Ini Lho Broken Flowers (2005)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email