Monday, February 11, 2019

Ini Lho The Fighter (2010)

Faktor yang paling menciptakan saya tertarik untuk menonton film ini bukan pada dongeng yang ditawarkan. Cerita biografi perjalanan karir seorang petinju sudah sering difilmkan dan berdasarkan saya plot yang ditawarkan ya begitu-begitu saja. Tapi film macam itu biasanya selalu mengandalkan performa para pemainnya untuk menghidupkan abjad yang ada. Stallone di "Rocky" dan "DeNiro" di Ragging Bull ialah contohnya. Untuk "The Fighter" ada du Mark Wahlberg dan Christian Bale. Ada beberapa dongeng menarik dibalik pembuatan film ini. Awalnya sutradara film ini direncanakan Martin Scorsese, tapi ia menolak. Kemudian berganti Darren Aronofsky yang kembali batal. Dan hasilnya David O.Russell yang menahkodai biopic ini. Sebelum tugas pembantu diberikan pada Bale, bekerjsama Brad Pitt dan Matt Damon yang lebih dulu dilirik tapi juga batal. Cerita menarik lainnya ialah duo Wahlberg-Bale melaksanakan perubahan fisik yang cukup drastis di film ini. Wahlberg menambah berat dan membentuk otot demi tugas sebagai petinju tangguh. Sedangkan Bale yang sudah populer jago menaik turunkan berat tubuh menyerupai timbangan kali ini tampil kurus sebagai seorang pecandu narkoba.

Film ini diangkat dari kisah positif seorang petinju berjulukan Micky Ward (Wahlberg) yang sedang meniti awal karir profesional. Dia dibantu oleh sang kakak, Dicky Eklund (Bale) yang menjadi pelatihnya. Dicky sendiri dulunya juga ialah petinju yang bahkan sempat bertanding dengan Sugar Ray Leonard. Tapi karir Dicky hancur jawaban narkoba dan ia berusaha menimbulkan sang adik sebagai juara, hal yang tidak pernah berhasil ia raih. Sedangkan sang ibu, Alice (Melissa Leo) ialah orang yang menjadi manajer Micky. Awalnya semua berjalan lancar hingga beberapa kekalahan yang ia derita menciptakan Micky sadar jikalau ia terus bersama ibu dan kakaknya dan menggantungkan karirnya pada mereka ia tidak akan berhasil.
Tapi Micky tidak hingga hati mengungkapkan itu. Sampai ia bertemu dengan perempuan pelayan kafe berjulukan Charlene (Amy Adams). Tidak butuh waktu usang bagi Micky hingga ia jatuh cinta dengan Charlene. Setelah menjalin relasi dengan Charlene inilah Micky mulai yakin dan berani mengutarakan niatnya untuk lepas dari ibu dan kakaknya. Hal ini menciptakan relasi keluarga itu mulai pecah. Tapi apa memang itu semua sebanding dengan kemungkinan kesuksesan yang diraih Micky?
Dari adegan opening saja saya sudah merasa kurang sreg. Aura yang ditampilkan di opening itu buat saya agak berlebihan dan kurang menarik. Dan hingga hasilnya film ini selesai saya tidak menemukan hal yang Istimewa dari segi cerita. Plot film ini standar film biopic, bagaimana seorang petinju meniti karir dari bawah hingga hasilnya menjadi juara. Mirip dengan yang ditampilkan di Rocky, tapi bedanya konflik di The Fighter jauh lebih sederhana jikalau tidak mau dibilang membosankan. Dibalik plot standar, film ini kurang juga dalam memaksimalkan 2 hal yang seharusnya jadi kekuatan utama, yaitu romansa antara tokoh utamanya, dan pertandingan tinju yang seru dan bisa memperlihatkan klimaks. Pertandingan yang disuguhkan memang menghibur tapi tidak hingga menciptakan adrenalin yang menonton terpacu. Saya bahkan lebih terhibur melihat abjad Dicky berteriak mensupport sang adik yang sedang bertanding melalui sambungan telepon dengan sang ibu daripada melihat pertandingannya sendiri. Berasa kurang dramatis. Daripada film ini saya lebih menentukan "Rabbit Hole" atau "Buried" masuk nominasi Best Picture dei Golden Globe kemarin.

Untungnya cast yang bermain di film ini berhasl menyuguhkan akting luar biasa. Melissa Leo dan Amy Adamas memang pantas masuk nominasi Best Supporting Actress di GG kemaren. Keduanya menampilkan sosok perempuan yang bisa dibilang mandiri, tangguh, dan keras tapi dibalik itu mencintai orang-orang terdekatnya. Amy Adams sebagai Charlene yang merupakan gadis yang boleh dibilang cukup "nakal" juga terlihat sangat peduli dengan sang pacar, Micky walaupun dengan caranya sendiri. Begitu juga Melissa Leo sebagai Alice. Ibu dari 9 orang anak (termasuk Micky dan Dicky) ini ialah figur seorang ibu yang keras, galak, tapi dibalik itu sangat menyayang dan mensupport karir anak-anaknya dalam tinju.

Kemudian duo utama film ini, Wahlberg dan Bale. Buat saya performa Mark Wahlberg menerima kebanggaan yang overrated layaknya film "The Fighter" sendiri. Bagus, tapi tidak spesial. Masuknya Wahlberg sebagai nominasi Best Actor Drama di Golden Globe saya rasa kurang pantas alasannya masih ada yang lebih baik macam Ryan Reynolds. Lain halnya dengan Christian Bale. Disaat opening film ini menciptakan saya ragu akan kualitas flm secara keseluruhan, pada opening itu saya juga yakin bahwa penampilan Christian Bale sebagai Dicky akan luar biasa. Dan memang benar. Dibalik perubahan fisik drastis yang ia lakukan, Bale bisa bertransformasi pula menjadi sosok Dicky yang seenaknya dan tidak bertanggung jawab serta tingkah polahnya unik dan kadang mengundang tawa. Kemenangan Bale di GG kemarin tampaknya akan berlanjut dengan keberhasilannya membawa pulang Oscar untuk kategori "Best Supporting Actor".

OVERALL: The Fighter benar-benar tertolong oleh jajaran pemeran yang berakting sangat baik alasannya secara dongeng sendiri film ini tidak Istimewa walaupun masih masuk kategori menghibur.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho The Fighter (2010)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email