14 tahun kemudian pas aku umur 4 tahun dan masih di Semarang, untuk pertama kalinya aku diajak orang bau tanah aku menonton di bioskop. Jelaslah seneng banget. Nonton VCD aja jarang banget, eh diajak ke bioskop. Dan film pertama yang aku tonton yaitu Toy Story. Kagum banget ngeliat mainan sanggup bicara & bergerak sendiri, sampe pulangnya minta dibeliin mainan Toy Story. Untungnya di McD lagi ada paketnya. Makara sekalian makan, aku juga dapet mainan Toy Story. Waktu itu yang aku dapet yaitu tokoh Rex, si tyranosaurus ijo. Selang 6 tahunan aku dah di Gombong yang gak ada bioskop. Suatu hari ayah aku ngajak ke rentalan VCD untuk eprtama kalinya, dan film pilihan aku yaitu Toy Story 2. Sudah jelask Toy Story merupakan kenangan indah masa kecil saya. Dan pas denger Film ketiganya rilis & kabarnya yaitu yang terakhir, terang aku berniat nonton.
Andy kini udah 17 tahun. Waktunya ia berkuliah & gak mungkin ia bermain dengan mainannya lagi. Udah bertahun-tahun para mainan teronggok di kotak bau tanah kamar Andy. Mereka sendiri paham kalo Andy udah beranjak dewasa. Tapi Andy yang mencintai mainannya gak berniat membuang mereka. Andy berniat menyimpan mereka di loteng kecuali Woody yang akan ia bawa ke kawasan kuliah. Para mainan tidak merasa keberatan, alasannya yang penting mereka tetap sanggup bersama. Tapi alasannya sebuah kesalahpahaman, para mainan itu terbuang oleh ibu Andy & terbawa ke kawasan penitipan anak, Sunnydale.
Woody yang melihat itu coba menyelamatkan teman2nya & ngebawa mereka balik kerumah Andy. Tetapi mainan yang lain gak sependapat. Mereka beranggapan Sunnydale yaitu kawasan menyenangkan dimana anak kecil memainkan mereka. Apalagi para mainan yang udah berada di Sunnydale sebelumnya menyambut mereka dengan ramah. Mereka merasa saatnya memulai hidup baru. Tapi mereka tidak tahu kalo dibalik keramahan & keceriaan Sunnydale hanya kedok dari penguasa kawasan itu, si beruang Lotso. Dimulailah petualangan Woody menyelamatkan teman-temannya.
Sebelum ngebahas film, FYI ibarat biasa Pixar ngasih film pendek sebagai pembuka yang sederhana tapi punya pesan etika yang luarbiasa dalam. Lanjut ke film. Melihat kenangan masalalu aku kembali tampil di layar lebar terang memberi kebahagiaan tersendiri. Apalagi film ini emang bagaikan rollercoaster. Di suatu bab kita bakal tertawa ngakak melihat agresi para mainan (khususnya trio Mr.Potato, Rex, & Buzz oya, dan Barbie :P ). Tapi di satu adegan yang menyentuh, kita sanggup sampe menangis ngeliatnya. Melihat betapa para mainan yang mencintai pemiliknya walopun dah usang gak dimainkan juga amat menyentuh. Apalagi mendekati endingnya dimana aku (dan para penonton lain di studio) mulai gak berpengaruh nahan gengsi buat nangis. Untuk grafis teteplah kelas wahid. Emang imbas 3D disini gak ditonjolkan, tapi bukan berarti grafiknya gak spesial. Tetap, mainan di film ini terasa begitu luar biasa penggambarannya. Tontonlah film ini dan rasakan bagaimana Pixar emang studio yang gak tetandingi dalam hal animasi. Pixar berhasil menunjukan tiap tahunnya mereka selalu bikin film animasi laurbiasa. Khusus buat Toy Story, jarang ada franchise yang selalu mempertahankan kualitas luarbiasa di tiap filmnya. Dan untuk Hiccup beserta para naga, bersiaplah alasannya Oscar 2011 tidak akan gampang didapat. Karena para mainan telah kembali. Mungkin ini emang film terakhir, tapi kenangan akan franchise ini akan selalu ada dihati penggemarnya termasuk saya. LONG LIVE WOODY, LONG LIVE ANDY, LONG LIVE TOYS and LONG LIVE TOY STORY!!!
Ini Lho Toy Story 3 (2010)
4/
5
Oleh
news flash