Monday, February 11, 2019

Ini Lho Rapunzel (2010)


Tahun ini film animasi benar-benar berjaya. Saya tidak menyangka "How to Train Your Dragon" bisa menawarkan keseruan luar biasa. "Despicable Me" juga tidak kalah menghibur dan lucu. Dan jangan lupakan "Toy Story 3" yang hingga ketika ini masih bertahan sebagai film terbaik 2010 bagi aku sekaligus menjadi film terlaris untuk 2010 dengan pendapatan diatas 1 milyar. Tapi film animasi di 2010 masih belum berhenti mengejutkan saya. Setelah Pixar dan Dreamworks mengerahkan film terbaiknya, kini giliran Disney kembali merilis film animasi tradisional khas mereka. Kisah fairy tale kembali diangkat. Kali ini yang diangkat yaitu dongeng dari Jerman berjudul "Rapunzel". Dan aku tidak menyangka ternyata film paling romantis tahun 2010 berasal dari sebuah film animasi. Yak, Rapunzel yaitu film paling romantis bagi aku untuk 2010.

Film ini punya beberapa dongeng unik dibalik pembuatannya. Yang pertama terang penggantian judul di beberapa negara. Di Indonesia memang memakai judul aslinya, Rapunzel. Tapi di beberapa kawasan termasuk Amerika judul yang digunakan yaitu "Tangled". Hal ini diakibatkan pengalaman film Disney tahun lalu, "Princess and the Frog" Kritikus memang menilai positif film ini bahkan film ini masuk nominasi Oscar. Tapi dari segi pendapatan Disney kurang puas. Menurut mereka itu diakibatkan judulnya yang terlalu feminin sehingga banyak anak laki-laki segan menonton. Maka dipakailah judul "Tangled" (yang buat aku malah gila bin jelek). Cerita lainnya tiba dari budget. Film yang dirilis berformat 3D ini yaitu film animasi dengan bujet terbesar dan secara keseluruhan yaitu film kedua dengan bujet terbesar sepanjang sejarah ($260 juta), hanya kalah dari installment ketiga Pirates of the Caribbean.

Seorang penyihir renta berjulukan Gothel menculik putri kerajaan berjulukan Rapunzel alasannya yaitu sang putri mempunyai kekuatan yang terletak di rambutnya. Rambutnya yang panjang dan keemasan sanggup menawarkan baka muda. Gothel yang menginginkan kekuatan itu membawa Rapunzel ke menara kawasan ia tinggal yang letaknya terpencil. Selama 18 tahun Rapunzel hidup disana dan dihentikan keluar. Rapunzel berdasarkan saja alasannya yaitu menganggap Gothel yaitu ibu kandungnya. Selama itu juga Rapunzel bekerjsama ingin melihat dunia luar. Dia bermimpi bisa melihat pribadi cahaya-cahaya yang terbang di malam hari tiap ulang tahunnya. Rapunzel tidak tahu bahwa cahaya yang ia lihat yaitu lampion yang diterbangkan rakyat dan kerajaan tiap ulang tahun sang putri yang hilang yang tidak lain yaitu Rapunzel sendiri.

Sampai suatu hari seorang pencuri berjulukan Flynn Rider secara tidak sengaja masuk kedalam menara itu. Rapunzel kemudian memnita Flynn membawanya keluar untuk melihat cahay tersebut. Maka petualangan mereka berdua dimulai ditemani bunglon milik Rapunzel, Pascal dan kuda kerajaan yang bekerjsama memburu Flynn tapi jadinya malah melaksanakan perjalanan bersama, Maximus.

Plot film ini bekerjsama standar fairy tale. Seorang putri yang terperangkap ditolong oleh pangeran atau laki-laki idamannya, melaksanakan perjalanan bersama, melewati banyak rintangan yang sempat memisahkan mereka, tapi jadinya sanggup melewati semuanya dan hidup senang selamanya. Happily ever after. Tapi Rapunzel mempunyai kemasan yang menciptakan alur standar itu bermetamorfosis menarik, lucu, dan romantis tentunya. Animasi yang unik yaitu pembungkus utama film ini. Film ini memang bentuknya CGI, tapi tampilannya seolah-olah sebuah lukisan berjalan yang sangat indah. Benar-benar memanjakan mata penonton. Apalagi ketika melihat rambut panjang Rapunzel bersinar atau lampion cahaya beterbangan. Indah!

Kelucuan di film ini juga berhasil ditampilkan dengan baik. Mayoritas kelucuan itu tiba dari para tokohnya. Baik dari tokoh utama macam Flynn, Rapunzel, Pascal hingga Maximus, atau tokoh sampingan lainnya. Yang paling lucu tentunya yaitu interaksi antara Maximus dan Flynn yang awalnya saling kejar-kejaran. Tapi yang paling menciptakan aku terikat dengan film ini yaitu bagaimana adegan romansa yang ada tidak hanya sekedar adegan fairy tale gombal tapi dikemas dengan begitu romantis. Puncaknya yaitu ketika Flynn dan Rapunzel menyaksikan lampion yang beterbangan. Wow! Itu gres romantic scene. Saya sendiri merinding melihatnya dan berharap bisa melaksanakan hal itu suatu hari nanti :p Musik yang dikemas juga bisa mengiringi tiap adegan yang ada dengan sangat selaras. Menurut aku lagu "I See the Light" lebih pantas menang Golden Globe daripada "You Haven't Seen the Last of Me" yang berasal dari film Burlesque.

OVERALL: Menarik, lucu, dan sangat romantis. Rapunzel yaitu film yang bisa menunjukan dongeng fairy tale tidak pernah lekang oleh waktu.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho Rapunzel (2010)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email