Hollywood dikatakan sebagai kiblat perfilman mungkin ada benarnya. Tapi hal yang mendasari itu bukanlah sepenuhnya lantaran kualitas film disana ialah yang terbaik. Karena jikalau bicara kualitas justru film bikinan Non-Holly lebih saya sukai dari segi art ataupun kualitas keseluruhan. Dan City of God ini ialah salah satu contohnya. Film ini gak berhasil masuk nominasi Best Foreign Language tapi justru berdasarkan saya film ini malah pantas masuk ke jajaran Best Picture.
Film produksi Brazil yang diangkat dari novel terbitan tahun 1997 yang berjudul sama ini mengisahkan wacana kerasnya kehidupan di sebuah kawasan di Rio de Janeiro yang berjulukan City of God (Cidade de Deus) mulai simpulan 60an hingga awal 80an. Disana mulai dari anak-anak, remaja, dan orang remaja banyak yang menjadi gangster. Disana ada seorang pimpinan gangster kejam berjulukan Ze. Dia ialah seorang penjual narkoba yang tidaks egan menghabisi nyawa orang yang gak ia suka.Selain ia masih ada beberapa gangster lagi, menyerupai Redhead yang jadi musuh besar Ze. Tapi tidak semua anak menjadi gangster. Rocket ialah salah satunya. Dia mempunyai impian menjadi fotografer. Apakah Rocket bisa mewujudkan mimpinya ditengah kehidupan keras itu?
Saya masih terkagum dengan film ini khususnya dari segi jajaran cast. Semuanya ialah pemeran dan aktris pemula, bahkan banyak cast yang diambil dari warga lokal. Tapi lihat bagaimana akting mereka yang birilian. Leandro Firmino da Hora sebagai Ze ialah salah satu yang terbaik. Kebengisan dan aura psikopat muncul dari tiap penampilannya. Tapi terkadang saya bisa menangkap kalo kebengisannya itu terjadi lantaran ia tidak mempunyai orang bersahabat yang menyayanginya. Hanya Benny sahabatnya yang selalu didekatnya, yang balasannya juga mempunyai kekasih. Akting dari para anak kecil di film ini juga bagus. Sebagai pola lihat scene dikala Ze menembak seorang bocah dikakinya. Tangisan dan verbal ketakutan bocah itu amat real hingga saya berpikir tuh bocah beneran ditembak.. Selain itu, para bocah di film ini menciptakan saya miris lantaran jikalau film ini emang beneran kisah positif (dan emmang nyata), sungguh sangat brutal dan kejam belum dewasa itu. Bisa dibilang semua cast film ini menampilkan performa yang outstanding.
Film ini memang menampilkan sisi kelam dan keras yang brutal. Tapi juga tidak melupakan pesan moral. Lihat bagaimana sekejam apapun gangster, mereka tetap mencintai kerabat dan temannya. Hal yang menciptakan saya cukup tertegun. Kekuatan lain film ini ialah bagaimana tiap aksara menerima porsi yang pas untuk menerima bab yang bisa dibilang cukup besar. Bagi saya itu menyerupai sebuah twist. Saat saya mengira seorang aksara hanya sebagai aksara minor, ternyata di scene berikutnya ia memegang peranan yang cukup penting. Dan itu terjadi beberapa kali. Hubungan ya g ditampilkan anatr karakter, alasannya akhir dari perbuatan tiap tokohnya juga menarik dan cerdas. Selama 2 jam lebih, film ini selalu menghadirkan dongeng yang menarik. Salah satu film paling menarik dan kelam yang pernah saya saksikan, tapi juga salah satu yang terbaik.
Ini Lho City Of God (2002)
4/
5
Oleh
news flash