Monday, February 11, 2019

Ini Lho O Brother, Where Art Thou? (2000)


Menyenangkan rasanya melihat tipikal film Coen Brothers macam ini. Film yang tidak henti-hentinya memberik kejutan sepanjang durasi. Film yang mengumbar banyak sekali macam sindirian dan kritikan dalam bentuk komedi yang bisa dibilang abnormal dan unik tapi cerdas. Bisa dibilang film dari Coen Brothers selalu (baca: wajib) menebar hal-hal "gila" didalamnya. Maka dari itu saya menyukai film-film mereka menyerupai "The Big Lebowski" dan "No Country for Old Men" tapi kurang begitu menyukai "True Grit" yang bisa dibilang terlalu waras untuk ukuran film Coen Brothers. Film ini juga merupakan film dimana pemain film George Clooney mendapat piala Golden Globe untuk pertama kalinya dimana ia menang di kategori "Best Actor Musical or Comedy".

Everett (George Clooney), Pete (John Turturro) dan Delmar (Tim Blake Nelson) yakni tahanan yang gres saja kabur. Mereka bertiga mempunyai tujuan untuk mengambil harta hasil curian yang disembunyikan di suatu tempat. Dan mereka hanya punya waktu 4 hari sebelum daerah persembunyian itu ditenggelamkan untuk proyek danau buatan. Diawal perjalanan mereka bertemu dengan seorang renta yang buta dimana ia menyampaikan bahwa mereka bertiga nantinya akan mendapat keberuntungan. Tetapi untuk mendapat itu mereka akan melewati perjalanan yang amat berat. Dan memang selama perjalanan itu, 3 orang sobat ini banyak menemui rintangan yang berat dan seringkali aneh.


Mulai dari dikhianati oleh sepupu dari Pete, bertemu dengan laki-laki negro yang mengaku menjual jiwanya pada setan untuk mendapat skill bermain musik sampai hasilnya mereka berempat membuat rekaman musik bersama sebagai "Soggy Bottom Boys" yang lagunya malah menjadi hits. Bertemu dengan perampok bank unik, penjual injil yang tampaknya baik tapi misterius, dan banyak sekali macam hal unik dan abnormal lainnya yang akan menjadi spoiler bila diceritakan, alasannya yakni pertemuan dan perpisahan dengan banyak sekali abjad itulah yang nantinya akan menjadi twist tersendiri menonton film ini. Dan tentunya mereka bertiga harus menghindari kejaran para polisi.

Kejutan tidak hanya muncul dari plot kisah tapi juga dari akting pemainnya khususnya George Clooney. Film-film Clooney yang pernah saya tonton walaupun itu bergenre komedi, tetapi hampir kesemuanya memperlihatkan akting sang pemain film sebagai sosok laki-laki cool dan kalem. Tapi disini ia bermetamorfosis sosok laki-laki yang lebih berantakan dan mencoba sok rapi. Tingkah lakunya konyol dan memancing tawa. Tapi kekonyolan yang ia tampilkan bukan konyol murahan layaknya akting pelawak di film komedi slapstick, tapi lebih kearah "konyol berkelas". 2 rekannya John Turturro dan Tim Blake Nelson juga bisa menghidupkan abjad mereka masing-masin sehingga antara 3 sobat ini bisa saling mengisi.

Selain kejutan yang muncul bahkan sampai film berakhir (saya beberapa kali mengira film akan berakhir tapi nyatanya kejutan berikutnya masih menunggu) "O Brother, Where Art Thou?"  juga mengkritisi dan menyindir hal-hal tertentu layaknya film Coen lainnya. Untuk kali ini salah satu yang disindir yakni menyangkut Agama. Digambarkan tokoh Pete dan Delmar melaksanakan penyucian diri dari dosa dan mereka merasa lega alasannya yakni merasa sudah higienis dari dosa dan yakin polisi tidak akan mengejar mereka. Dan komentar dari Everett menjadi sebuah sindiran yang pada dasarnya menyatakan bahwa mungkin saja dosa dan kesalahan orang itu sudah diampuni Tuhan, tapi tidak dimata aturan dari insan yang tetap mengharuskan mereka masuk penjara. Kadang insan memang takut dan was was terhadap eksekusi dari insan di dunia tapi kadang melupakan aturan dari Tuhan.

Dan ada juga adegan sebuah upacara perkumpulan yang bisa dibilang pemikiran sesat mungkin. Dan itu ditampilkan bergotong-royong agak lucu, tapi aura yang dibangun juga mampu membuat kengerian. Apalagi dengan lagu yang dinyanyikan yang bergenre blues bergotong-royong lucu untuk upacara macam itu, tapi apabila liriknya ditelaah itu cukup membuat saya ngeri. Dan jikalau deprhatikan, film ini mempunyai cukup banyak abjad yang buta. Ada 3 abjad dan kesemuanya unik dalam karakterisasinya. Saya sendiri kurang menangkap maksudnya. Apa maksudnya menyampaikan walaupun orang buta tapi tetap punya kelebihan? Karena orang buta pertama digambarkan bijak dan bisa mengetahui yang akan terjadi. Orang buta kedua yakni produser rekaman yang andal melihat talenta dan yang ketiga yakni orang yang mampu menipu mentah-mentah Everett dan Delmar. Entah mungkin ada maksud lain?

OVERALL: Film tipikal Coen Brothers yang sembari menikmati kejutan, ketaknormalan dan kelucuan kita diajak mengikuti banyak sekali macam sindiran terhadap isu-isu tertentu yang terjadi di masyarakat.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho O Brother, Where Art Thou? (2000)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email