Tuesday, February 12, 2019

Ini Lho Saw Vii (2010)


Akhirnya franchise film Saw memasuki pecahan yang ketujuh. Franchise yang populer dengan perangkap sadisnya ini jadinya direncanakan memasuki tahap yang terakhir. Dan untuk menandai berakhirnya franchise horror tersukses ini, Saw VII dirilis dalam format 3D. Bukan 3D hasil konversi tapi di-shoot dengan kamera 3D. Tapi sebab aku menonton bukan pada format 3D jadi posting ini tetap berjudul "SAW VII" bukan "SAW 3D". Saya sendiri tidak mengikuti secara runtut franchise ini dari awal hingga akhir. Dari 6 film yang udah rilis, yang aku tonton cuma film pertama dan keempat, plus film pendek yang rilis sebelum film panjang pertamanya. Khusus untuk film pendek dan film pertamanya aku acungi jempol sebab berhasil ngasih kombinasi gore dan teka-teki yang cukup cerdas. Tapi film keempatnya buat aku terlalu umbar kekerasan tanpa kecerdasan. Dari review yang aku baca, seri yang lain (II-VI) juga kurang lebih sama. Makara apakah film epilog franchise ini akan berhasil mengembalikan kebesaran Jigsaw dengan tambahan 3D atau malah makin menegaskan keruntuhannya?

Seorang survivor dari Jigsaw berjulukan Bobby mulai sering tampil ke media sebagai guru bagi para survivor Jigsaw yang lain. Selain menulis buku wacana pengalamannya bertahan hidup dari perangkap Jigsaw, Bobby juga mengajak para survivor lain untuk menceritakan pengalaman mereka semoga dapat menciptakan hidup mereka menjadi lebih baik menyerupai sebelum mereka masuk ke perangkap Jigsaw. Disisi lain teror perangkap Jigsaw mulai "go public" alias ditampilkan dimuka umum. Hal ini menyebabkan sang serial killers namanya makin tersebar luas dan makin dikenal sekaligus dicari.
Sementara itu Hoffman sang suksesor Jigsaw berusaha mencari dan membunuh Jill Tuck, istri dari John sang Jigsaw orisinil yang di film sebelumnya berusaha membunuh Hoffman tapi gagal. Hoffman juga tetap tidak lupa menyiapkan perangkap-perangkap sadis gres bagi orang lain yang beliau anggap harus menghargai hidup layaknya korban Jigsaw sebelumnya. Seperti yang aku bilang, aku gak nonton lewat versi 3D jadi kualitas film ini dimata aku gak akan terkatrol lewat kualitas 3D-nya. Kalo dari jalinan kisah emang aku sempat sedikit galau karena gak ngikutin franchise ini secara lengkap, tapi untungnya ceritanya cukup sederhana jadi kebingungan gak berlangsung lama.

Kekuatan utama film ini terang ada pada kesadisan dan teka-teki yang ada di perangkapnya. Kalo buat aku teka-teki yang ada terang berasa dangkal tapi dipaksain cerdas. Untung adegan gore yang ada cukup sukses menghibur. Gimana darah dan hamburan pecahan badan yang ada mampu memperlihatkan kesan sadis yang menghibur buat para penggila film sejenis. Saya pribadi cukup terhibur dengan kesadisan yang ada.

Dari cerita, film ini sebenernya punya potensi buat jadi epilog yang manis dari franchise Saw. Dimana banyak teka-teki yang terbongkar, kemudian beberapa tokoh dari film terdahulu yang ditampilkan kembali, kemudian bagaimana pesan etika untuk memaknai hidup ditampilkan pada sesi yang lebih tinggi. Tapi itu semua sayangnya tersia-sia. Ketidakberhasilan merangkum hal-hal diatas dengan baik menciptakan SAW VII ini kurang tampil maksimal sebagai epilog franchise bahkan dapat dibilang sangat kurang. Padahal kalo hal-hal diatas dapat lebih dimaksimalkan aku berani menyatakan bahwa film ini berpotensi jadi yang terbaik dari rangkaian franchise SAW. Oya, disini vokalis Linkin Park, Chester Bennington ikut tampil sebagai salah satu korban. Dan kalo aku liat beliau gak perlu berakting maksimal, kenapa? Karena kiprahnya disini hanya dituntut menjerit sekerasnya dimana itu udah jadi teknik andalannya.

OVERALL: Sebuah epilog yang kurang maksimal dan berujung kekecewaan buat saya. Tapi kesadisan yang ada cukup menghibur.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho Saw Vii (2010)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email