Monday, February 11, 2019

Ini Lho True Lies (1994)

Arnold Schwarzenegger beda dengan para pemain film tubruk lain macam Van Damme atau Sylvester Stallone sekalipun. Film-film action yang dibintangi Arnold bukanlah sembarang film action ecek-ecek yang hanya mengumbar adegan perkelahian, kejar-kejaran, dan ledakan biasa. Film yang beliau bintangi banyak yang ikonik dan berkualitas. Yang paling banyak dikenal orang tentu "Terminator Franchise" dan film pertama "Predator". 2 film pertama Terminator ialah yang melambungkan namanya, dan merupakan awal pertemuannya dengan sutradara James Cameron.

Kalau bicara James Cameron yang teringat di pikiran aku bukan film dengan dongeng njelimet nan rumit tetapi lebih pada film berbujet besar dengan teknologi yang selalu diatas jamannya. Karena itu bisa dibilang kerja sama Cameron+Arnie sangatlah cocok. Dan 3 tahun sejak "Terminator 2: Judgement Day" keduanya kembali berkolaborasi melalui 'True Lies" yang berbujet $100 juta dan merupakan yang termahal di jamannya. Dan ibarat biasa, film isyarat Cameron selalu "berpartisipasi" dalam Oscar lewat kategori "Best Visual Effects" walaupun film ini gagal menang.

 Film ini berfokus pada kehidupan ganda yang dimiliki oleh Harry Tasker (Arnold) dimana beliau bekerja sebagai Spy tapi dimata keluarganya termasuk sang istri, Helen Tasker (Jamie Lee Curtis), beliau hanyalah salesman komputer biasa. Harry menerima misi untuk memburu sebuah organisasi teroris yang menamakan dirinya "The Crimson Jihad" pimpinan Salim Abu Aziz (Art Malik). Tapi perburuan Harry tidaklah gampang alasannya ialah beliau juga sedang memiliki dilema langsung dimana beliau mendapati sang istri kemungkinan sedang berselingkuh dengan seorang laki-laki misterius. Hal itu gotong royong sangat mungkin dan masuk akal terjadi alasannya ialah Harry memang jarang berkumpul dengan keluarganya karena sibuk bekerja. Tidak rela ditinggal sang istri, Harry mencoba menyeldiki apakah sang istri berselingkuh atau tidak di sela-sela kesibukannya memburu teroris.
Seru dan menyenangkan ditonton. Itulah kesan aku terhadap film ini. Kebehrasilan film ini dalam menggabungkan unsur action dan comedy dengan sangat seimbang ialah kuncinya. 2 dongeng yang dihadirkan, yaitu penyelidikan Harry terhadap sang istri dan pengejaran Harry terhadap teroris bisa dihadirkan dengan porsi yang seimbang dan sama-sama maksimal. Durasi yang mencapai 140 menit menciptakan tidak ada dongeng yang porsinya lebih atau kurang. Penempatan bagaimana kisah itu saling bergantian mengisi keseluruhan film juga sangat sempurna dan tidak terasa dipaksakan. Bagaimana film ini membangun aksinya dengan maksimal? Jawabannya ialah alasannya ialah disamping mengumbar peluru dan ledagan, sisipan komedi yang pas menciptakan film ini begitu menarik. Sebagai pola ialah adegan kejar-kejaran antara Harry dan Salim sang teroris, dimana Salim menggunakan motor sedangkan Harry menunggangi kuda. Sudah cukup absurd? Tunggu saja hingga keduanya memasuki lift dan melompati gedung bertingkat. Adegan titik puncak yang disajikan juga seru dengan menggunakan pesawat jet.

Jika kejar-kejaran dengan teorirs ialah action yang dibumbui komedi, maka bab penyelidikan Harry terhadap sang istri ialah komedi yang dibumbui action. "Hanya" untuk memeriksa perselingkuhan sang istri, Harry hingga melibatkan keseluruhan secret service dan hingga membawa semua anggota dan menggunakan helikopter. Di bab inilah Jamie Lee Curtis menjadi bintangnya. Arnold ibarat biasa masih tampil dengan kiprahnya yang biasa, yaitu laki-laki macho yang sukar dibunuh dan dibumbui unsur komedik pada karakterisasinya. Tidak jelek tapi tidak Istimewa juga. Tapi lain dengan Jamie Lee Curtis yang selama ini lebih aku kenal sebagai "Scream Queen" alasannya ialah seringnya beliau bermain di genre horror (4 film Halloween dan beberapa film horror lainnya). Disini beliau tampil begitu lucu sebagai istri yang polos dan tidak tahu apa-apa. Entah itu celetukan atau ekspresinya semua lucu. Bahkan ketika dituntut tampil seksi juga beliau berhasil menciptakan mata aku "terbuka lebar". Pantas beliau menerima "Best Actress-Musical or Comedy" di Golden Globe. Mengenai kontroversi yang menyampaikan film ini menghina Islam buat aku agak overrated. Walaupun memang Cameron seharusnya tidak perlu menggunakan istilah "Jihad" dalam film ini. Semoga gosip yang menyampaikan Arnold akan comeback untuk sekuel film ini benar adanya.

Artikel Terkait

Ini Lho True Lies (1994)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email