Monday, February 11, 2019

Ini Lho Another Year (2010)

Saat nominasi Oscar 2011 kemarin diumumkan ada salah satu nominator di kategori "Best Original Screenplay" yang saya agak asing mendengar judulnya. Saya memang pernah mendengar judul film "Another Year" tapi gaungnya tidaklah sekeras film lain yang masuk nominasi Oscar di kategori major. Dan sehabis menontonnya ternyata film ini bahkan gotong royong pantas masuk jajaran "Best Picture" dibanding "The Fighter" sekalipun (ya, saya cukup membenci film itu diluar kehebatan akting para pemainnya). Disutradarai oleh Mike Leigh yang ditahun 2008 menciptakan "Happy -Go-Lucky" film ini mengetengahkan kisahnya dalam interaksi antara sepasang suami istri yang telah menikah selama 30tahun dengan kerabat-kerabat mereka yang masing-masing punya duduk perkara sendiri.

Film ini dibagi dalam 4 sesi selama setahun menurut urutan musim, mulai dari spring, summer, autumn dan diakhiri pada winter atau animo dingin. Tom (Jim Broadbent) dan Gerri (Ruth Sheen) ialah pasangan suami istri yang walaupun sudah menikah selama 30 tahun masih hidup senang dan akur. Di animo semi kita akan diajak mulai berkenalan dengan pasangan suami istri ini. Gerri yang bekerja sebagai konselor dan Tom yang andal geologis sekaligus hobi berkebun. Keduanya hidup bahagia. Gerri juga memiliki sahabat sekantor berjulukan Mary (Lesley Manville) yang orangnya sangat ceria bahkan dapat dibilang banyabicara dan suka bercerita panjang lebar dan curhat pada pasangan suami istri ini. Meski dari luar nampak ceria, Mary gotong royong punya duduk perkara sendiri khususnya perihal pendamping hidup. Tom dan Gerri juga punya anak berjulukan Joe (Oliver Maltman) yang usianya sudah 30 tahun tapi belum menikah.
Kemudian kisahnya berpindah ke animo panas dimana kita akan diperkenalkan dengan aksara Ken (Peter Wright) yang ialah sahabat usang Tom dan Gerri. Ken juga ialah laki-laki bau tanah yang kesepian. Dia merasa dunia ini tidak berpihak pada orang bau tanah sepertinya. Ken ialah orang yang tidak hentinya makan, merokok dan minum bir. Ken tiba untuk menghadiri pesta kebun yang diadakan Tom dan Gerri dimana mereka juga mengundang beberapa temang termasuk Mary. Mereka berdua tampaknya memiliki rencana menjodohkan Mary dengan Ken. Ken rupanya juga cukup tertarik, tapi sayangnya Mary sama sekali tidak suka dengan Ken yang dari luar saja sudah tidak terlihat menarik. Mary malah jatuh cinta dengan Joe yang memang sudah sangat bersahabat dengannya sedari kecil, layaknya ponakan dan bibi.

 Tapi kejutan tiba disaat mereka bertemu lagi pada animo gugur dimana Joe pulang dengan membawa pacar barunya, Katie (Karina Fernandez). Jelas Mary tidak dapat menyembunyikan keterkejutan dan rasa cemburunya yang berujung pada komentar tidak mengenakan yang beliau sampaikan pada Gerri. Di sesi terakhir alias animo dingin, ada Ronnie (David Bradley) abang dari Tom yang gres saja ditinggal mati istrinya. Ronnie yang kesepian sebab hubungannya dengan sang anak tidaklah baik akibatnya diajak tinggal sementara bersama Tom dan Gerri. Saat itulah Mary kembali tiba kesana sebagai "tamu tak diundang" dikala hubungannya dengan Gerri masih renggang jawaban kata-katanya dulu.
Mike Leigh ialah sutradara dengan metode penyutradaraan dan penulisan naskah yang unik. Dia tidak terlalu mempedulikan plot cerita. Jalinan dongeng di film yang ia sutradarai berkembang sesuai dengan improvisasi yang dilakukan para pemainnya. Sebuah metode yang menciptakan mereka benar-benar secara total hidup dalam aksara masing-masing yang menciptakan aktingnya benar-benar terlihat natural. Tentunya itu ialah metode yang belum tentu semua pemain film dan aktris cocok. Makanya di film ini Mike Leigh memaka banyak pemain yang sudah punya pengalaman bekerja dengannya. Tercatat ada sekitar 5 nama yang sebelumnya pernah bermain di film Leigh termasuk pemeran 3 aksara utama film ini.

Tapi yang paling menonjol memang Lesley Manville. Disadari atau tidak kehadirannya selalu dinantikan dan menarik. Dia juga satu-satunya aksara yang dalam 4 sesi mengalami perubahan karakterisasi yang menonjol. Pertama saya dibentuk gila dan agak risih dengan polahnya. Memasuki animo kedua beliau menjelma lucu dan menarik. Di penggalan ketigalah karakternya mulai berubah canggung ketika mengetahui Joe sudah punya pacar. Kecanggungan yang beliau tampilkan terasa natural, dengan senyum sinis dan beberapa kata cibiran tidak langsung. Dan disaat film memasuki sesi terakhir, tokoh Mary yang beliau mainkan akibatnya berubah nyaris180 derajat dari apa yang ada diawal cerita. Dan sangat menarik melihat Mary dan Ronnie yang begitu kaku dan pendiam saling berinteraksi dengan sangat canggung. Saya juga menyukai seorang Karina Fernandez sebagai Katie yang walaupun hanya berperan singkat tapi saya rasanya paham benar apa yang menciptakan seorang Joe jatuh cinta padanya.

Dengan tidak adanya plot yang niscaya film ini bagaikan citra sebuah kenyataan interaksi keluarga dengan kerabat dekatnya. Bila saya tertawa ketika menonton itu menyerupai bukan sebab humor yang sengaja dibentuk untuk menciptakan film lucu tapi sebab memang sang aksara sedang ingin melucu. Disaat kesedihan terpancar itu bukanlah sebuah melodrama yang dibentuk untuk mendramatisir film tapi lebih pada citra positif kehidupan insan dan keluarga. Begitu pula hal lain menyerupai kecanggungan, rasa murka dan lainnya semua terpapar dengan begitu alami. Dan akibatnya kita akan mencicipi kedamaian dan ketentraman atau justru kepedihan dan kesedihan. Tergantung dari sudut pandang mana kita melihat film ini.


OVERALL: "Another Year" ialah film yang mengutamakan isah dan konflik sederhana yang mengalir apa adanya dan berhasil mengikat penonton untuk ikut mencicipi segala hal yang ada didalamnya.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho Another Year (2010)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email