Friday, February 1, 2019

Ini Lho Confessions (Kokuhaku)


Saya tidak sanggup tidak membandingkan film ini dengan pemenang "Best Foreign Language Film" di Oscar 2011 lalau, yakni "In A Better World". Keduanya sama-sama berpusat pada tema balas dendam yang dilakukan tokoh utamanya. Tapi film ini "hanya" berhasil hingga 9 besar alias January Shortlist. Padahal buat saya "Confessions" masih lebih baik daripada "In A Better World" Hal yang menandakan juri Oscar lebih suka film yang positif dan cerah. Bahkan film tearjerker-pun harus ditampilkan dengan positif dan cerah untuk memenangkan hati juri Oscar (ingat Departure?) Sedangkan film ini lebih terasa gelap dan depresif yang tampaknya sulit menerima hati para juri Oscar. Film yang mempunyai judul orisinil "Kokuhaku" ini mengetengahkan kisah balas dendam seorang guru perempuan yang "menghukum" 2 orang muridnya yang telah menimbulkan maut putri tunggal sang guru.

Yuko Moriguchi (Takako Matsu) sedang berbicara di depan kelasnya dimana sebagian besar muridnya tidak mendengarkan dan hanya bermain dan ribut sendiri sambil meminum susu kotak yang dibagikan oleh gurunya. Tapi seketika mereka melamun ketika mendengar legalisasi Yuko. Dia bercerita mengenai putrinya yang ditemukan tewas di bak sekolah. Polisi menyampaikan sang putri meninggal sebab kecelakaan dan tenggelam. Tapi Yuko berkata beliau mengetahui bahwa putrinya bahwasanya mati sebab dibunuh oleh 2 orang murid dalam kelas tersebut. Yuko menentukan tidak menyebutkan secara gamblang siapa nama mereka tapi mulai bertahap membeberkan fakta yang perlahan membuat murid yang lain mengetahui siapa pelakunya. Dan diakhir pengakuannya Yuko memperlihatkan satu fakta yang sangat mengejutkan khususnya bagi 2 orang pelaku itu. Ternyata Yuko bermaksud menghukum mereka berdua dengan caranya sendiri semoga kedua muridnya tersebut lebih menghargai makna hidup.



Tetsuya Nakashima memperlihatkan sentuhan unik dalam penyajian filmnya. Banyaknya adegan slow motion jadi salah satu keunikannya. Kalo Zack Snyder menyajikan slow motion untuk mendramatisir dan membuat adegan action jadi lebih seru, Nakashima dengan slow motion yang banyak beliau umbar membuat sisi emosi "Confessions" menjadi lebih tinggi dan dramatis. Hal itu juga makin mempertegas nuansa kelam yang ditampilkan disini. Keunikan lainnya ialah dari sisi penceritaan yang menggunakan sudut pandang legalisasi beberapa karakternya. Hal itu yang akibatnya membuat twist tersendiri. Makara diawal kita disajikan sudut pandang Yuko yang akan dengan gampang membuat kita menyampaikan 2 murid tersebut bersalah dan memang patut dihukum. Tapi begitu kisah disajikan dari sudut pandang aksara lain cara pikir kita akan berubah. Intinya film ini mencoba mengajak kita untuk sanggup berpikir lebih objektif dan luas lagi dan tidak men-judge susuatu atau seseorang dari sudut pandang kita saja dan sudut pandang yang sempit tapi juga harus berguru memandang dilema dari banyak sekali sudut pandang termasuk sudut pandang orang lain.

Twist dan kejutan yang bertebaran memang jadi kekuatan utama film ini untuk terus membuat penontonnya terikat dengan kisah yang ada. Twist yang ada tidak hanya mengejutkan tapi juga seringkali membuat miris dan begitu depresif. Akting para pemainnya juga cukup baik. Saya seringkali merasa tidak cocok dengan akting para pemain film dan aktris Jepang yang berdasarkan saya agak berlebihan dan kurang nyaman diikuti. Aktris Jepang yang bagi saya menyuguhkan akting terbaik hingga ketika ini yang pernah saya lihat ialah Rinko Kikuchi dalam film "Babel". Tapi di "Confessions" dominan pemainnya berakting pas pada porsinya. Dan Takako Matsu ialah yang terbaik buat saya. Sosoknya yang hambar memang memperlihatkan kengerian tersendiri. Tapi Yukito Nishi dan Kaoru Fujiwara sebagai 2 siswa tersangka yang menderita juga tidak kalah bagus.

Manakah hal yang benar? Apakah balas dendam itu patut dibenarkan? Dan bila balas dendam memang harus dilakukan apakah sang pembalas "boleh" untuk membalas dengan lebih kejam dari yang dilakukan oleh sang korban balas dendam? Berbagai pertanyaan mengenai relasi sosial tersebut akan menghiasa pikiran kita selama dan sehabis menonton film yang memenangkan 4 penghargaan di "Japanese Academy Prize 2011" ini. Dan buat saya film ini masih lebih baik dari "In A Better World" yang menang Oscar dan Golden Globe.


OVERALL: Sebuah film yang gelap dan depresif yang dihadirkan dengan begitu indah dan penuh dengan nilai-nilai kehidupan benar salah yang sengaja dikaburkan sekaligus dihiasi banyak twist didalamnya.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho Confessions (Kokuhaku)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email