Friday, February 1, 2019

Ini Lho Goodfellas (1990)


Saya selalu menyukai film-film bertema crime termasuk yang mengangkat kehidupan para gangster ataupun berandal tapi dengan catatan film itu bisa merangkum banyak sekali macam aspek yang ada dengan seimbang dan padat. Dua film pertama "The Godfather" khususnya yang pertama yakni pola terbaik dimata saya. Durasi film yang panjang tidak menciptakan aku bosan tapi malah berhasil menciptakan aku terikat akan kisah yang disuguhkan disana. Sedangkan pola yang gagal atau kurang berhasil yakni film ketiga "The Godfather" yang terasa begitu membosankan akhir ceritanya yang terlalu condong kearah drama dan tidak seimbang padahal durasinya nyaris 3 jam. "Goodfellas" sendiri menciptakan aku ingin membandingkan film ini dengan "The Godfather" alasannya beberapa faktor.

Adanya nama Robert De Niro yang pernah memerankan tokoh Vito Corleone muda di film kedua Godfather jadi faktor pertama. Saat itu beliau berhasil meraih Oscar untuk "Best Supporting Actor". Faktor kedua yakni ditinjau dari judulnya, film garapan Martin Scorsese ini agak ibarat dengan film legendari dari Francis Ford Coppola tersebut. Dan yang terakhir yakni secara kebetulan "Goodfellas" dan "The Godfather: Part III" dirilis pada tahun yang sama dan keduanya menerima beberapa nominasi Oscar yang sama termasuk untuk "Best Picture" dan "Best Director".
"Goodfellas" menceritakan mengenai perjalanan hidup seorang gangster ternama (yang memang ada di dunia nyata) berjulukan Henry Hill (Ray Liotta). Sejak kecil Henry yang membenci ayahnya sudah bercita-cita menjadi gangster. Dimata Henry, gangster yakni sosok idaman alasannya bisa melaksanakan apa saja yang mereka mau tanpa ada yang berani melawan. Akhirnya berkat pertolongan beberapa pihak termasuk Tuddy Cicero (Frank DiLeo) dan Paul Cicero (Paul Saviro), Henry mulai merintis "karir" sebagai gangster sedari kecil hingga ketika terpelajar balig cukup akal beliau mulai bertemu dan dikenali oleh beberapa gangster terhormat macam Jimmy Conway (Robert De Niro) dan Tommy DeVito (Joe Pesci). Henry, Tommy dan Jimmy mulai saling bekerja sama dan saling akrab satu sama lain. Dari situlah mereka bertiga saling menyebut rekannya sebagai "Goodfella".
Jika disuruh membandingkan antara "Goodfellas" dan "Godfather: Part III" aku akan jauh lebih menentukan karya Martin Scorsese ini. Cara penceritaan film yang membawa kita menyelami kehidupan seorang Henry Hill secara cukup detil mulai dari sebelum beliau menjadi gangster hingga karenanya beliau menjadi salah satu gangster yang cukup disegani memang menciptakan penonton ikut memasuki dan terbawa dalam kisah hidupnya. Dalam durasi 140an menit, Scorsese bisa menyuguhkan kita dengan banyak sekali macam konflik yang terjadi dari awal hingga penghujung karir Henry sebagai gangster. Setiap konflik yang ada ditampilkan dengan sangat menarik. Tidak hanya konflik yang terjadi antar mafia, tapi juga mengenai problem cinta dan bagaimana konflik terjadi ketika kedua hal tersebut saling bersinggungan dan menghipnotis kehidupan Henry.

Berbagai macam adegan yang disuguhkan juga tidak setengah-setengah. Kebrutalan yang terjadi dalam kehidupan para gansgter bisa divisualisasikan dengan pas oleh Scorsese dengan segala kebrutalan dan kesadisan yang ada. Ada sebuah adegan mengenai pembunuhan satu persatu anggota berandal oleh Jimmy dimana adegan tersebut buat aku selain sedikit menampilkan kebrutalan tapi juga ditampilkan dengan begitu "indah" dan sangat mengena. Alunan musik slow dan sederhana yang mengiringi rentetan adegan tersebut cukup menyayat dan hanya bisa disaingi oleh adegan dalam "Nekromantik" dalam artian sebuah scene yang cukup mencekam atau shocking tapi diiringi oleh musik yang slow dan tenang. Adegan tersebut juga cukup mengingatkan pada adegan terakhir film "The Godfather" dimana Corleone family melaksanakan "pembersihan" terhadap musuh-musuh mereka.

Tidak lupa film ini menghadirkan akting-akting menawan dari jajaran pemainnya. Robert De Niro berhasil menyuguhkan wibawa sebagais eorang berandal walaupun karakternya disini masih tergolong tipikal huruf yang sering beliau mainkan dan masih kalah dari kiprahnya sebagai Vito Corleone muda. Ray Liotta juga cukup manis walaupun tampaknya "kurang kuat" dipasrahi tugas sebagai huruf utama dimana beliau kurang dalam aura wibawa seorang gangster tapi berhasil memperlihatkan orang kecanduan obat yang kacau dengan baik. Joe Pesci jadi satu-satunya pemeran yang meraih Oscar diaman beliau memenangkan "Best Supporting Actor". Dia bisa memperlihatkan kekejian dan kengerian seorang berandal yang juga loyal pada kawan-kawannya. Yang terang chemsitry 3 orang tersebut sebagai sahabat sangat kental dan kuat. SPOILER Ada adegan salah satu dari mereka terbunuh dan yang lain mencicipi kesedihan yang memang sangat terpancar dan menciptakan aku juga tidak mengecewakan terenyuh dan mencicipi keedihan tersebut.


OVERALL: Karya terbaik Martin Scorsese yang pernah aku tonton sejauh ini selain "Shutter Island" dimana 2 jam lebih berhasil menciptakan aku terbawa dan bagaikan hidup diantara para gangster dalam film ini.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho Goodfellas (1990)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email