Horror dengan premis mengenai keluarga yang tinggal dirumah berhantu dan mengalami aneka macam kejadian menyeramkan bukanlah hal yang baru. Franchise "Paranormal Activity" yaitu salah satu film yang menyampaikan hal tersebut. Saya sendiri termasuk dari (mungkin) sedikit orang yang menyampaikan film tersebut tidak mengerikan dan malah cenderung membosankan. Dan kali ini sutradara James Wan dan penulis naskah Leigh Whannell yang populer lewat "Saw" kembali menciptakan film dengan premis serupa. Bedanya film ini ditampilkan dengan format biasa dan bukan bergaya mockumentary layaknya "Paranormal Activity".
Sepasang suami istri, Josh (Patrick Wilson) dan Renai (Rose Byrne) gres saja pindah kerumah gres bersama 3 orang anaknya. Mereka pindah rumah dengan keinginan menerima kehidupan gres yang lebih bahagia. Tapi keinginan itu tampaknya hanya tinggal keinginan ketika beberapa kejadian aneh mulai mereka alami dirumah tersebut. Puncaknya ketika putera mereka, Dalton (Ty Simpkins) terjatuh di loteng. Disaat tampaknya ia baik-baik saja dan hanya terluka kecil, keesokan harinya Josh dan Renai dibentuk panik ketika Dalton ditemukan tidak sadarkan diri layaknya sedang koma. Sampai 3 bulan Dalton berada dalam kondisi tersebut dan teror yang dialami Renai makin banyak saja. Dia makin sering melihat sosok misterius dirumah tersebut. Karena merasa tidak tahan, mereka tetapkan untuk kembali pindah rumah. Tapi tanpa mereka duga ternyata teror dari makhluk halus tersebut masih terus berlanjut.
Tidak ibarat aneka macam macam film hantu baik dari Hollywood maupun dari Indonesia yang seringkali memakai "false alarm" secara berlebihan ataupun sosok hantu yang terlalu narsis sehingga kemunculannya tidak lagi menyeramkan dan mengagetkan, hantu-hantu di "Insidious" muncul dengan porsi dan momen yang sangat tepat. Tidak ada kemunculan sia-sia dari gerombolan hantu di film ini. Berkali-kali saya dibentuk kaget dan merinding dengan penampakan yang muncul. Kita seakan diberi tahu kalau penampakan sebentar lagi akan muncul tapi kita sama sekali tidak akan tahu kapan bersama-sama penampakan itu akan dimunculkan sehingga ketika momen itu tiba kekagetan dan kengerianlah yang saya dapat. Penggambaran sosok hantu yang muncul juga ikut menambah kengerian. Hantu disini tidak diperlihatkan asal menakutkan dan bermuka rusak layaknya film hantu lokal tapi benar-benar mengerikan. Dan sekali lagi momen kemunculannya seringkali tidak terduga.
Yang patut disayangkan yaitu sedikit menurunnya tensi kengerian dan momen shocking sesudah film melewati paruh kedua dimana kita mulai diajak beranjak dari ketidaktahuan dan kemisteriusan mengenai apa bersama-sama yang terjadi pada keluarga itu dan mengapa hantu-hantu tersebut meneror mereka. Saat itu film mulai agak bergeser keranah fantasy yang untungnya tidak disajikan dengan membosankan sehingga walauun sudah tidak semenyeramkan paruh pertama, paruh kedua film ini tetap mengasyikkan diikuti. Akhirnya Hollywood bisa kembali menyuguhkan horror yang benar-benar horror.
Ini Lho Insidious (2011)
4/
5
Oleh
news flash