Sebutlah judul Avatar: The Legend of Aang. Siapa yang gak tahu? Salah satu serial tv animasi terbaik dan paling epic yang pernah dibuat. Campuran pertarungan antar 4 elemen yang dibungkus komedi yang lucu sukses bikin serial ini digemari mulai dari anak kecil sampe orang dewasa. Hubungan antar tokoh yang menarik juga jadi kekuatan utama nih kartun. Lalu datanglah M Night Shyamalan dengan idenya mengadaptasi serial tv ini ke layar lebar. 3 Season serial tv ini bakal diangkat jadi sebuah trilogi layar lebar. Banyak yang antusias tapi banyak juga yang ragu. Apalagi dirunut dari sejarahnya, semenjak kesuksesan The Sixth Sense kualitas film Shyamalan makin hari makin ancur aja. Dengan budget $150 juta apa ia bisa memuaskan para fans atau menghancurkan serial ini kayaknya Dragon Ball dihancurkan?
Seorang pengendali air berjulukan Katara dan kakaknya berjulukan Sokka secara tidak sengaja menemukan seorang bocah terkurung didalam es bersama seekor binatang aneh raksasa. Belakangan diketahui bocah berjulukan Aang itu ialah Avatar yang telah usang menghilang. Kehadiran Avatar diperlukan untuk menyeimbangkan keadaan dunia. Avatar sendiri ialah seorang yang bisa menguasai empat elemen, Udara, Air, Bumi dan Api. Aang sendiri ialah pengendali udara terakhir yang tersisa. Dan dilain pihak negara api sudah melancarkan perluasan kenegara lain guna mencari avatar untuk ditangkap.
Aang dibantu Katara dan Sokka berusaha menghentikan negara api yang dipimpin oleh Pangeran Zukko sambil berusaha mempelajari pengendalian air.
Reaksi pertama saya ialah begitu rasisnya Shyamalan dalam pemilihan pemeran film ini. Saya sendiri tidak terlalu mempermasalahkan penggantian tokoh Asia dengan Kaukasia menyerupai yang terjadi di film ini mengingat film ini bikinan Hollywood. Tapi penggunaan orang-orang India di film ini terang tidak bisa ditolerir. Dan apakah pemain drama Amerika dan India itu bisa menampilkan akting yang bagus? Akting mereka super duper datar khususnya dari sang pemeran Aang, Noah Ringer. Betapa bodohnya sosok Aang yang ia mainkan. Moody, konyol, bloon dan ancur! Buruknya penokohan film ini disebabkan oleh penghilangan sisi kelucuan yang dilakukan oleh si India bloon, eh sutradara Shyamalan. Dia berkata kelucuan di serial tv Avatar bisa menimbulkan filmnya konyol dan kekanak-kanakan. Tapi ia gak sadar kalo ia sendiri malah menciptakan film ini terlihat konyol dalam artian jelek dengan penokohan yang moody. Gak ada tingkah polah lucu dari Aang dan Sokka. yang ada keduanya jadi moody, duka dan bikin sebel. KONYOL, KONYOL, KONYOL!!!
Lanjut dari segi dialog. Dialog film ini juga amat buruk. Kata-kata yang dipake sangatklah bodoh. Kayak sebuah script yang ditulis anak Sekolah Menengah Pertama yang lagi teler dan menulisnya dalam kondisi setengah sadar. Dari belahan pertempuran lain lagi. Shyamalan berusaha menciptakan film ini menjadi film yang epic tapi dengan durasi sedikit. Padahal merangkum puluhan episode menjadi film berdurasi 100 menit ialah nyaris mustahil. Bagian pertarungan antar elemen yang seharusnya seru juga terlihat konyol. Sepertinya kalo saya disuruh bertarung dengan para pengendali bumi yang mengeluarkan jurus bumi mereka dengan begitu lambat, saya juga niscaya bisa ngindarin itu. Cukup sudah keburukan yang disebabkan Shyamalan. Saya harap sekuelnya lebih baik walopun susah. Caranya mungkin dengan mengganti dingklik sutradara dari tangan SI MASTER KEHANCURAN SHYAMALAN!
RATING:
Seorang pengendali air berjulukan Katara dan kakaknya berjulukan Sokka secara tidak sengaja menemukan seorang bocah terkurung didalam es bersama seekor binatang aneh raksasa. Belakangan diketahui bocah berjulukan Aang itu ialah Avatar yang telah usang menghilang. Kehadiran Avatar diperlukan untuk menyeimbangkan keadaan dunia. Avatar sendiri ialah seorang yang bisa menguasai empat elemen, Udara, Air, Bumi dan Api. Aang sendiri ialah pengendali udara terakhir yang tersisa. Dan dilain pihak negara api sudah melancarkan perluasan kenegara lain guna mencari avatar untuk ditangkap.
Aang dibantu Katara dan Sokka berusaha menghentikan negara api yang dipimpin oleh Pangeran Zukko sambil berusaha mempelajari pengendalian air.
Reaksi pertama saya ialah begitu rasisnya Shyamalan dalam pemilihan pemeran film ini. Saya sendiri tidak terlalu mempermasalahkan penggantian tokoh Asia dengan Kaukasia menyerupai yang terjadi di film ini mengingat film ini bikinan Hollywood. Tapi penggunaan orang-orang India di film ini terang tidak bisa ditolerir. Dan apakah pemain drama Amerika dan India itu bisa menampilkan akting yang bagus? Akting mereka super duper datar khususnya dari sang pemeran Aang, Noah Ringer. Betapa bodohnya sosok Aang yang ia mainkan. Moody, konyol, bloon dan ancur! Buruknya penokohan film ini disebabkan oleh penghilangan sisi kelucuan yang dilakukan oleh si India bloon, eh sutradara Shyamalan. Dia berkata kelucuan di serial tv Avatar bisa menimbulkan filmnya konyol dan kekanak-kanakan. Tapi ia gak sadar kalo ia sendiri malah menciptakan film ini terlihat konyol dalam artian jelek dengan penokohan yang moody. Gak ada tingkah polah lucu dari Aang dan Sokka. yang ada keduanya jadi moody, duka dan bikin sebel. KONYOL, KONYOL, KONYOL!!!
Lanjut dari segi dialog. Dialog film ini juga amat buruk. Kata-kata yang dipake sangatklah bodoh. Kayak sebuah script yang ditulis anak Sekolah Menengah Pertama yang lagi teler dan menulisnya dalam kondisi setengah sadar. Dari belahan pertempuran lain lagi. Shyamalan berusaha menciptakan film ini menjadi film yang epic tapi dengan durasi sedikit. Padahal merangkum puluhan episode menjadi film berdurasi 100 menit ialah nyaris mustahil. Bagian pertarungan antar elemen yang seharusnya seru juga terlihat konyol. Sepertinya kalo saya disuruh bertarung dengan para pengendali bumi yang mengeluarkan jurus bumi mereka dengan begitu lambat, saya juga niscaya bisa ngindarin itu. Cukup sudah keburukan yang disebabkan Shyamalan. Saya harap sekuelnya lebih baik walopun susah. Caranya mungkin dengan mengganti dingklik sutradara dari tangan SI MASTER KEHANCURAN SHYAMALAN!
RATING:
Ini Lho The Last Airbender (2010)
4/
5
Oleh
news flash