Film ini ialah bab pertama dari trilogi "Vietnam's War" karya Oliver Stone sebelum "Born on the Fourth of July" dan "Heaven & Earth". Hal yang masuk akal Stone menciptakan banyak film mengenai perang Vietnam karena dirinya pernah menjadi bab dalam perang tersebut dan mengetahui secara niscaya apa yang sesungguhnya terjadi disana sehingga bisa dipastikan film-film perang Vietnam karya Stone memiliki cerita dan unsur-unsur yang kurang lebih sama dengan kenyataan yang ada. Di film inio Oliver Stone menggaet beberapa pemain drama yang kalau kita lihat kini ialah sebuah ensemble cast yaitu Charlie Sheen, Tom Berenger, Willem Dafoe, Forest Whitaker, Tony Todd, hingga Johnny Depp yang masih gres merintis karir 2 tahun sebelumnya. "Platoon" juga berhasil meraih "Best Picture" untuk Oscart tahun 1987 sekaligus membawa sang sutradara Oliver Stone meraih "Best Director".
Chris Taylor (Charlie Sheen) gres saja bergabung dengan pasukan yang sedang bertugas di pedalaman Vietnam. Chris sesungguhnya ialah anak dari keluarga kaya, tapi beliau menentukan meninggalkan dingklik kuliah alasannya ialah mencicipi ketidak adilan dimana orang kaya selalu menerima hidup lezat dan selamat dari perang, sedangkan orang miskin selalu menderita dan menjadi yang pertama terbunuh dalam perang. Tapi penderitaan yang dialami baik dari mental maupun fisik dalam peperangan itu ternyata jauh lebih berat dari yang ia bayangkan.
Rutinitas yang diisi dengan jalan keluar masuk hutan ditambah baku tembak dengan NVA (North Vietnamese Army) menciptakan kejiwaan prajurit termasuk Chris menjadi mulai goyah. Bisa jadi mereka akan mati setiap harinya. Ditengah rasa stres tgersebut, beberapa prajurit itu malah melaksanakan kekerasan dan pembunuhan terhadap warga sipil yang tidak bersalah. Orang dibalik tindak kekerasan itu ialah Sersan Barnes (Tom Berenger). Disisi lain Sersan Elias (Willem Dafoe) tidak oke terhadapa tindak kekerasan tersebut dimana keduanya malah menjadi bermusuhan satu sama lain. Hal itu tidak pelak menciptakan pasukan tersebut yang harusnya bersatu malah terbagi dua antara yang memihak Barnes dan yang memihak Elias.
Kelebihan utama film ini tentu pada penggambaran kondisi perang yang ada. Film bertema perang biasanya dibagi dalam 2 jenis. Yang pertama ialah yang menentukan pendekatan action dimana film tersebut lebih menitikberatkan pada "serunya" sebuah peperangan. Film macam ini akan lebih disukai penikmat film hiburan yang mencari ledakan dari awal hingga tamat film. Yang kedua ialah film perang yang lebih mengeksplorasi sisi kejiwaan insan yang terlibat dalam perang tersebut. Biasanya film macam itu mengandalkan penggambaran perang yang layaknya neraka dunia dengan lebih menyorot pada detail masalah. "Platoon" sesungguhnya lebih condong ke jenis kedua. Tapi hebatnya film ini tidak lantas melupakan sisi keseruan perang begitu saja. Saya kagum dengan tata bunyi film ini yang begitu berhasil embangun situasi mulai dari bunyi ledakan hingga bunyi kecil macam bunyi burung, serangga dan lainnya. Tidak heran departemen sound film ini berhasil menang Oscar.
Akting para pemainnya juga masuk kategori bagus. Tom Berenger menciptakan tokoh Barnes menjadi terlihat jahat dan menyerupai "unbeatable". Sebuah karakterisasi antagonis yang tidak Istimewa dalam film action memang, tapi beliau berhasil menghidupkannya dengan sangat baik dimana beliau diganjar Golden Globe untuk "Best Supporting Actor" dan menerima nominasi Oscar juga di kategori tersebut. Willem Dafoe juga tidak kalah baik. Karakter Elias yang beliau mainkan dan Barnes ialah 2 sosok yang mewakili hitam putih dalam perang sekaligus penggambaran ambiguitas moral. Barnes memang melaksanakan kekerasan pada rakyat sipil sedangkn Ellias membenci hal tersebut. Tapi disisi lain Elias ialah seorang pecandu yang coba mengalihkan pikirannya dari perang dengan barang tersebut sedangkan Barnes justru sosok prajurit "bersih". Sebuah ambiguitas yang ditampilkan dengan sangat baik dalam film ini.
Charlie Sheen yang menjadi sosok utama film ini juga tampil baik hanya saja karakternya kalah menarik dibandingkan Elias dan Barnes. Aktor favorit saya, Johnny Depp kiprahnya tidak besar disini. Tapi menarik juga melihatnya menjadi sosok yang berperan sebagai penerjemah alasannya ialah kemampuan abjad Lerner yang beliau mainkan dalam berbahasa Vietnam. Siapa yang menduga dirinya dan Forest Whitaker akan menjadi nominator Oscar juga sekitar hampir 20 tahun sejak film ini.
OVERALL: Salah satu film perang terbaik dengan menyinggung sisi kejiwaan prajurit tanpa melupakan sisi hiburan yang menampilkan adegan perang yang menghibur.
RATING:
Chris Taylor (Charlie Sheen) gres saja bergabung dengan pasukan yang sedang bertugas di pedalaman Vietnam. Chris sesungguhnya ialah anak dari keluarga kaya, tapi beliau menentukan meninggalkan dingklik kuliah alasannya ialah mencicipi ketidak adilan dimana orang kaya selalu menerima hidup lezat dan selamat dari perang, sedangkan orang miskin selalu menderita dan menjadi yang pertama terbunuh dalam perang. Tapi penderitaan yang dialami baik dari mental maupun fisik dalam peperangan itu ternyata jauh lebih berat dari yang ia bayangkan.
Rutinitas yang diisi dengan jalan keluar masuk hutan ditambah baku tembak dengan NVA (North Vietnamese Army) menciptakan kejiwaan prajurit termasuk Chris menjadi mulai goyah. Bisa jadi mereka akan mati setiap harinya. Ditengah rasa stres tgersebut, beberapa prajurit itu malah melaksanakan kekerasan dan pembunuhan terhadap warga sipil yang tidak bersalah. Orang dibalik tindak kekerasan itu ialah Sersan Barnes (Tom Berenger). Disisi lain Sersan Elias (Willem Dafoe) tidak oke terhadapa tindak kekerasan tersebut dimana keduanya malah menjadi bermusuhan satu sama lain. Hal itu tidak pelak menciptakan pasukan tersebut yang harusnya bersatu malah terbagi dua antara yang memihak Barnes dan yang memihak Elias.
Kelebihan utama film ini tentu pada penggambaran kondisi perang yang ada. Film bertema perang biasanya dibagi dalam 2 jenis. Yang pertama ialah yang menentukan pendekatan action dimana film tersebut lebih menitikberatkan pada "serunya" sebuah peperangan. Film macam ini akan lebih disukai penikmat film hiburan yang mencari ledakan dari awal hingga tamat film. Yang kedua ialah film perang yang lebih mengeksplorasi sisi kejiwaan insan yang terlibat dalam perang tersebut. Biasanya film macam itu mengandalkan penggambaran perang yang layaknya neraka dunia dengan lebih menyorot pada detail masalah. "Platoon" sesungguhnya lebih condong ke jenis kedua. Tapi hebatnya film ini tidak lantas melupakan sisi keseruan perang begitu saja. Saya kagum dengan tata bunyi film ini yang begitu berhasil embangun situasi mulai dari bunyi ledakan hingga bunyi kecil macam bunyi burung, serangga dan lainnya. Tidak heran departemen sound film ini berhasil menang Oscar.
Akting para pemainnya juga masuk kategori bagus. Tom Berenger menciptakan tokoh Barnes menjadi terlihat jahat dan menyerupai "unbeatable". Sebuah karakterisasi antagonis yang tidak Istimewa dalam film action memang, tapi beliau berhasil menghidupkannya dengan sangat baik dimana beliau diganjar Golden Globe untuk "Best Supporting Actor" dan menerima nominasi Oscar juga di kategori tersebut. Willem Dafoe juga tidak kalah baik. Karakter Elias yang beliau mainkan dan Barnes ialah 2 sosok yang mewakili hitam putih dalam perang sekaligus penggambaran ambiguitas moral. Barnes memang melaksanakan kekerasan pada rakyat sipil sedangkn Ellias membenci hal tersebut. Tapi disisi lain Elias ialah seorang pecandu yang coba mengalihkan pikirannya dari perang dengan barang tersebut sedangkan Barnes justru sosok prajurit "bersih". Sebuah ambiguitas yang ditampilkan dengan sangat baik dalam film ini.
Charlie Sheen yang menjadi sosok utama film ini juga tampil baik hanya saja karakternya kalah menarik dibandingkan Elias dan Barnes. Aktor favorit saya, Johnny Depp kiprahnya tidak besar disini. Tapi menarik juga melihatnya menjadi sosok yang berperan sebagai penerjemah alasannya ialah kemampuan abjad Lerner yang beliau mainkan dalam berbahasa Vietnam. Siapa yang menduga dirinya dan Forest Whitaker akan menjadi nominator Oscar juga sekitar hampir 20 tahun sejak film ini.
OVERALL: Salah satu film perang terbaik dengan menyinggung sisi kejiwaan prajurit tanpa melupakan sisi hiburan yang menampilkan adegan perang yang menghibur.
RATING:
Ini Lho Platoon (1986)
4/
5
Oleh
news flash