Film pertama Resident Evil yang disutradarai Paul W.S. Anderson boleh dibilang cukup menghibur. Kemudian sekuelnya, Apocalypse juga tidak mengecewakan walopun tingkat horrornya turun, setidaknya ada 2 main character game RE yang muncul disana, yaitu Jill Valentine dan monster Nemesis. Barulah pada film ketiganya, Extinction film ini berdasarkan saya menjadi amat buruk. Mulai dari zombie yang makin sedikit, Alice yang terlalu super, sampe tingkat horror yang makin minim dan malah jadi condong kearah action adventure. Apakah franchise film ini akan berhenti sebagai trilogi? Tentu tidak. Karena 3 filmnya semuanya dapet pendapatan diatas $100 juta. Maka dibuatlah film keempat dengan judul Afterlife. Kali ini Paul W.S. Anderson kembali jadi sutradara dan membawa RE mengikuti tren film ketika ini yaitu dengan komplemen 3D. Tapi berdasarkan promonya, digembar gemborkan kalo 3D film ini gak kayak film lain yang cuma dishoot kamera biasa terus dikonvert jadi 3D, tapi eksklusif shooting dengan kamera 3D layaknya Avatar kepunyaan James Cameron.
Film dibuka dengan serangan Alice beserta para kloningnya kearah markas besar Umbrella di Tokyo. Disana mereka berniat mulai membalas dendam pada Umbrella yang dipimpin Albert Wesker. Tapi semua tidak berjalan mudah. Satu persatu kloning Alice terbunuh sampai tersisa yang asli. Tiba saatnya Alice berhadapan eksklusif dengan Wesker yang ternyata sudah menyiapkan sebuah serum yang sanggup menyedot T-Virus sehingga Alice kembali menjadi insan biasa.
Kehilangan kekuatan menciptakan misinya gagal. Alice memutuskan menyusul Claire dan kawan-kawan yang terbang menuju Arcadia, sebuah tempat yang dikatakan bebas dari virus. Sampai disana yang Alice temukan hanya pantai kososng. Hingga ia dikejutkan dengan kemunculan Claire yang sudah kehilangan ingatan. Apa yang bekerjsama terjadi di Arcadia?
Lupakan semua plot hole yang ada mulai dari bumi yang masih belum gersang padahal di Extinction dikatakan semua tempat didunia udah jadi padang pasir. Lupakan juga bagaimana caranya Alice selalu upgrade senjata dan kostum. Cukup nikmati sajian 3D yang katanya ala James Cameron. Dan 3D film ini saya akui emang cukup menarik. Hanya saja jangan bandingkan dengan Avatar yang bujetnya selangit. Film yang bujetnya mungkin cuma sanggup dibentuk bikin Pandora setengah jadi ini kelihatan banget memaksakan menciptakan 3D ala Avatar. Emang sih jadi berasa tapi tanggapan keterbatasan dana jadi banyak adegan yang rada ganjil khususnya slow motion ala Matrix yang tersebar disepanjang adegan aksi. Saya sempat berharap banyak dengan dibuatnya Alice balik jadi insan biasa horror film ini bakal lebih kerasa. Nyatanya itu cuma jadi tempelan. Tetep aja Alice terlihat begitu super walopun gak kayak di Extinction.
Bagaimana dengan huruf di film ini? Milla Jovovich makin nyatu dengan huruf Alice yang ia perankan walopun buat saya masih kalah jauh dibanding Angelina Jolie buat beradegan action. Lalu Wentworth Miller sebagai Chris Redfield. Hmm....Kok rasanya kurang macho ya? Malah diawal kemunculannya dengan setting penjara, aura tokoh Michel Scofield di Prison Break agak kerasa (Scofield and Redfield, huh?) Lalu si antagonis Albert Wesker yang diperankan Shawn Roberts kok makin usang justru makin seolah-olah Agen Smith di Matrix ya? Lengkap dengan gerakannya pula.
Cukup keburukan film ini, kini kita liat kelebihannya. Kelebihan Afterlife ialah adegan shocking yang cukup berhasil dimana kehororran disini terang lebih terasa dibanding Extinction atopun Apocalypse. Dan ada satu lagi huruf monster dengan palu supergede yang bagi saya akan sangat menghibur kalo diberi porsi lebih. Singkat kata film ini lebih "asshole" dan sanggup menciptakan saya tersenyum alasannya ialah cukup terhibur. Oya, bukan bermaksud spoiler, tapi pas nonton ending tambahan di credit, banyak penonton yang masih resah siapa tokoh cewek berambut pirang yang ngomando pasukan Umbrella. Dia itu Jill Valentine yang dibawah efek Umbrella kayak Claire diawal film. Jill sudah, Wesker sudah, Chris sudah. Saya harap disekuelnya kedepan huruf favorit saya Leon S. Kennedy bakal muncul.
OVERALL: Tetap bukan film yang masuk kategori bagus, tapi cukup menghibur dan lebih baik daripada prekuelnya walopun film ini masih melupakan "kaidah perzombie-an" yang harusnya jadi jualan utama franchise ini.
RATING:
Ini Lho Resident Evil: Afterlife (2010)
4/
5
Oleh
news flash