9 Tahun berlalu semenjak Jesse (Ethan Hawke) dan Celine (Julie Delpy) berpisah di stasiun Vienna. Kini Jesse bukan lagi seorang laki-laki beranjak remaja yang berusia 23 tahun. Kini ia yakni penulis buku populer dan menjadi best seller. Tentu saja buku itu diangkat dari dongeng yang ia lalui 9 tahun kemudian dimana ia bertemu seorang perempuan Prancis di Vienna dan menghabiskan satu malam terindah dalam hidupnya. Dan sekarang Jesse yang sudah berusia 32 tahun sedang melaksanakan tur promo bukunya dan hingga di kota terakhir yaitu Paris. Dan disana ia kembali bertemu secara tidak sengaja dengan Celine disebuah toko buku kawasan Jesse mengadakan tanya jawab perihal bukunya. Mereka kemudian mulai mengenang pertemuan mereka 9 tahun kemudian sembari berjalan-jalan mengitari kota Paris dimana Jesse sedang menunggu penerbangan kembali ke Amerika Serikat sesudah matahari terbenam.
Konsep yang kurang lebih sama dengan "Before Sunrise" tapi bersama-sama terdapat perbedaan. Kali ini konsep filmnya yakni real time alias waktu di film sama dengan waktu di kenyataan. Jesse dan Celine menghabiskan waktu 80 menit mengelilingi kota Paris. Film ini kembali diisi dengan obrolan dan obrolan layaknya prekuelnya. Tapi tentunya feel yang terasa akan berbeda. Terlihat sedikit rasa canggung diantara keduanya diawal bertemu. Tentu saja, coba bayangkan kita bertemu lagi dengan seorang yang kita cintai sesudah 9 tahun berpisah. 9 Tahun? Bukankah di simpulan film "Before Sunrise" keduanya berjanji bertemu lagi di Vienna sempurna 6 bulan sesudah itu? Rangkaian obrolan awal mereka akan mengungkapkan alasan mengapa keduanya tidak bertemu.
Saya juga mencicipi topik yang mereka angkat sudah berbeda. 9 Tahun kemudian mereka memang sudah membicarakan obrolan cerdas perihal kehidupan dan cinta. Namun obrolan mereka kali ini sanggup dibilang lebih berat temanya. Hal yang sangat masuk akal mengingat sekarang mereka sudah dewasa. Seiring berlanjutnya obrolan aku sempat mencicipi ada yang asing diantara mereka. Hal asing tapi sanggup dibilang wajar. Saya merasa mereka bukan lagi sepasang laki-laki dan perempuan yang begitu kasmaran satu sama lain layaknya 9 tahun yang lalu. Tentu masalah waktu memang aku yakin kuat pada perasaan orang. Tapo kemudian terungkap fakta dibalik itu. Sebuah obrolan dari Celine yang dilontarkan dengan biasa olehnya aku tanggapi dengan tidak biasa. Ternyata Jesse sudah menikah dan memiliki seorang putra. Dan kemudian terungkap juga kalau Celine sudah memiliki pacar.
Tapi sekali lagi seiring dengan berjalannya film, "Before Sunset" layaknya sang film pendahulu kembali mengatakan sebuah masalah perihal cinta yang tentunya lebih dewasa. "Apakah ijab kabul layak dipertahankan bila sudah tidak saling mencintai?" Disisi lain tentu itu sebuah siksaan. Tapi bagaimana jikalau ijab kabul itu sudah menghasilkan satu orang anak? Tentunya perasaan sang anak akan dipertimbangkan daripada mengutamakan ego orang renta untuk bercerai. Tapi apakah baik membesarkan anak di lingkungan rumah tangga yang terdiri lengkap dengan adanya ayah ibu tetapi sang anak akan melihat kalau ayah dan ibunya sudah tidak harmonis? Yang mana yang lebih baik? Persoalan cinta macam itulah yang dilontarkan di film ini.
Seiring berjalannya durasi kesannya Jesse dan Celine mulai tidak kuasa menahan perasaan mereka yang sesungguhnya. Kesan yang ditampilkan diawal dimana aku merasa mereka sudah tidak punya perasaan satu sama lain sekuat 9 tahun kemudian ternyata hanya kedok basa basi. Setelah bercakap cukup usang dan mulai menyentuh wilayah personal dalam obrolan mereka, terungkaplah kenyataan bahwa keduanya masih saling mencintai. Dimana Jesse "mengutuki" kegagalan mereka bertemu di Vienna, sedangkan Celine "meratapi" Jesse yang sudah menikah. Tapi sekali lagi perntanyaan akan terlontar. Benarkah jikalau mereka bertemu di Vienna 6 bulan kemudian sesuai kesepakatan hubjngan mereka akan baik? Bisa jadi justru mereka akan saling benci dan tidak sanggup bersatu. Mungkinkah pertemuan 9 tahun kemudian akan jadi jalan terbaik?
Lalu apa jalan terbaik bagi mereka? Meninggalkan pasangan masing-masing? Atau kembali lagi pada kehidupan mereka dan berbohong seakan pertemuan kembali ini tidaklah Istimewa dan hanya pertemuan biasa dengan sahabat lama? Pertanyaan itu kemudian akan menggiring kita pada sebuah ending yang sanggup dibilang ambigu. Terserah persepsi penonton mau menafsirkan bagaimana ending tersebut. Dialog pada bab ending makin membuatnya makin ambigu. Bicara soal dialog, di film ini Ethan Hawke dan Julie Delpy menulis obrolan mereka sendiri. Hal yang sangat kuat pada akting keduanya yang tetap terlihat alamiah ibarat di "Before Sunrise".
Dialog di film ini walaupun lebih berat tapi aku merasa lebih banyak obrolan lucu yang sanggup memancing tawa. Akting mereka di film ini terang sangat terasa lebih dewasa. Seakan selama 9 tahun itu keduanya selalu hidup dalam huruf mereka di film ini. Tidak hanya obrolan adegan yang terjadi disini terasa sangat natural. Kalau dari segi akting sekuel film ini memperlihatkan yang lebih remaja sekaligus lebih baik. Sangat natural. Favorit aku yakni di adegan obrolan dalam kendaraan beroda empat dimana keduanya saling membongkar "borok" percintaan mereka. Lalu adegan Celine akan membelai kepala Jesse tapi tidak jadi alasannya Jesse menoleh kearahnya. Itu....WOW! Mungkin banyak yang akan beropini "Before Sunrise" lebih cantik alasannya lebih romantis. Tapi aku punya cara pandang sendiri yang melihat "Before Sunset" memang harus berada pada trek ini alasannya menggambarkan kedua tokohnya sudah remaja dan punya cara pandang dan permasalahan yang lebih kompleks.
Ini Lho Before Sunset (2004)
4/
5
Oleh
news flash