Friday, February 1, 2019

Ini Lho Psycho (1960)


Setelah sekian usang kesudahannya saya berkesempatan menonton film klasik instruksi Alfred Hitchcock ini. Dan saya sangat menyesal. Menyesal alasannya yaitu sebelum menonton film ini saya sudah sempat mengetahui baik secara sengaja maupun tidak sengaja beberapa fakta yang kesudahannya menjadi spoiler dalam saya menonton film ini. Saya sudah menonton "Shower Scene" yang populer itu sebelumnya. Bahkan satu lagi adegan pembunuhan yang terjadi di film ini sudah saya tonton di YouTube. Dan yang paling menciptakan saya menyesal yaitu ketidaksengajaan saya membaca sebuah artikel yang kurang lebih membeberkan konklusi dan ending film ini.

Marion Crane (Janet Leigh) membawa lari uang sejumlah $40,000 yang beliau sanggup dari salah satu klien perusahaan daerah beliau bekerja. Marion bergotong-royong diminta membawa uang itu ke bank. Tapi kesudahannya beliau malah membawa kabur uang tersebut yang rencananya akan beliau gunakan untuk menikahi kekasihnya, Sam Loomis (John Gavin). Marion kemudian melaksanakan perjalanan menuju California untuk menemui Sam. Hingga seminggu lamanya Marion tidak terdengar kabarnya.
Kakaknya, Lila Crane (Vera Miles) mulai kahwatir dan mencarinya hingga ketempat Sam hanya untuk mengetahui Marion tidak berada disana. Ternyata, perusahaan daerah Marion bekerja juga mengirim detektif swasta untuk mencari marion, berjulukan Arbogast (Martin Balsam). Penyelidikan mereka mengarah ke sebuah motel milik Norman Bates (Anthony Perkins) yang diduga sempat disinggahi Marion. Dan ternyata sebuah misteri juga tersimpan di daerah itu.

Sungguh, kalau saya menyaksikan film ini tanpa modal apapun mengenai isinya film ini akan sangat mengejutkan khususnya di final film. Hitchcock dengan sangat cerdas bisa merajut jalan kisah dan menyembunyikan fakta yang bergotong-royong terjadi. Hal itu dilakukan dengan sangat rapi. Bagaimana misteri disusun, dan pembawaannya hingga ke ending yang mengejutkan. Disamping itu, Hitchcock juga bisa menampilkan ketegangan hanya dari adegan-adegan sederhana. Diluar adegan yang sudah saya ketahui, saya masih bisa dibentuk tegang oleh adegan - adegan lain yang bergotong-royong sangat sederhana. Saya tidak akan menuliskan adegan apa itu guna menjaga rapat-rapat ketegangan film ini bagi yang sama sekali belum menonton ataupun melihat cuplikan-cuplikan adegan yang ada.

Tapi tentunya "Shower Scene" yang populer itu sudah hampir semua orang pernah melihatnya entah yang sudah menonton keseluruhan film ataupun yang belum. Scene yang berdurasi sekitar 3 menit ini ternyata memakan 50 kali pengambilan gambar. Sebuah hal yang menawarkan bahwa Alfred Hitchcock memang seorang perfeksionis. Dan hasil dari perfksionis itu yaitu karya-karya cemerlang yang tidak diragukan lagi kualitasnya. Bahkan kritikus macam Roger Ebert menyebabkan Alfren Hitchcock menjadi idolanya semenjak dulu. Dalam film inipun Hitchcock tidak ketinggalan memberi saya sebuah pelajaran berharga, dimana kalau orang melaksanakan perbuatan jelek dan menyembunyikannya hidupnya tidak akan hening dan beliau akan menerima balasannya. Pesan sederhana tapi cukup mengena.

OVERALL: Bagi yang belum menonton film ini, jauhkan diri anda dari spoiler sekecil apapun, alasannya yaitu makin sedikit spoiler yang anda dapat, makin luar biasa pula kesan yang akan didapat sehabis menonton film ini.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho Psycho (1960)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email