Friday, February 1, 2019

Ini Lho Source Code (2011)

Melihat trailer "Source Code" awalnya saya tidak terlalu tertarik. Walaupun ada Jake Gyllenhaal, saya merasa "Source Code" hanya akan menjadi sebuah film action bercampur thriller biasa. Tapi begitu Rotten Tomaotes memberi nilai awal 90%, saya menjadi penasaran. Apalagi sehabis tahu sutradara film ini yaitu Duncan Jones yang sukses memperlihatkan pengalaman menyaksikan film sci-fi yang sederhana tapi sangat mengesankan lewat "Moon" 2 tahun lalu. Setelah membaca premise yang ada saya mulai sadar jikalau film ini ternyata memang bukan sekedar action tapi lebih kearah sci-fi juga.

Colter Stevens (Jake Gyllenhaal) terbangun dalam kondisi kebingungan dan kaget dalam sebuah kereta. Dia tidak ingat bagaimana ia bisa berada disana dan akan menuju kemana kereta itu. Terlebih lagi didepannya ada seorang perempuan berjulukan Christina (Michelle Monaghan) yang tidak dikenalnya tapi sang perempuan terlihat menyerupai orang yang mengenal dirinya. Yang makin aneh, Christina bukan mengenali dirinya sebagai Colter Stevens tapi sebagai serorang guru berjulukan Sean Fentress. Ditengah kebingungan yang luar biasa, tiba-tiba saja kereta tersebut meledak dan menewaskan semua penumpang termasuk Colter dan Christina.Colter semakin kaget ketika mendapati dirinya belum mati dan kembali terbangun ditempat lain yang berupa ruangan sempit dimana terdapat layar didepannya yang menyambungkan ia dengan Kapten Colleen Goodwin (Vera Farmiga).
Dari situ diketahui bahwa Colter sebetulnya yaitu seorang Kapten angkatan udara sekaligus pilot helikopter yang bertugas di Afganistan sebelum ini. Tapi ia tidak ingat bagaimana ia bisa tiba-tiba berpindah dari tempatnya bertugas itu menjadi ditempat misterius yang menyerupai pesawat luar angkasa. Fakta satu persatu mulai diketahui bahwa Colter sedang berada dalam agenda berjulukan Source Code yang dikembangkan oleh Dr. Rutledge (Jeffrey Wright) dimana orang yang berada didalamnya bisa berpindah daerah dan waktu kedalam badan seseorang yang sudah mati tapi hanya dalam jangka waktu 8 menit sebelum maut orang tersebut. Dan ketika ini Colter sedang dikirim kedalam badan Sean Fentress untuk mengungkap siapa pelaku pengeboman kereta yang menewaskan semua penumpang termasuk Sean dan Christina dan mencari dimana bom tersebut berada. Tapi ternyata masih banyak fakta mengejutkan lain di belakang misi ini.

Sekali lagi Duncan Jones menciptakan sebuah film science fiction yang menarik dan penuh misteri yang menciptakan penonton ingin tau dari awal sampai akhir. Kelebihan seorang Duncan Jones yaitu bisa mengemas film yang menarik dengan begitu padat tanpa harus menyisakan plot hold yang besar. Sama menyerupai "Moon", "Source Code" juga hanya berdurasi 93 menit dan eksklusif to the point dari awal film mulai. Film ini berpotensi membosankan alasannya terdapat beberapa pengulangan adegan. Tapi sudut pandang yang berbeda dan cara penceritaan yang menarik menciptakan tidak ada sedikitpun rasa bosan. Yang ada hanya perasaan film ini berakhir dengan begitu cepat.

Saya sempat menduga film ini akan menjadi "Inception"-nya 2011, yang ternyata hal itu salah.Salah dalam artian "Source Code" bukanlah fim rumit yang harus ditonton lebih dari sekali dan direnungi untuk bisa secara keseluruhan menangkap maksud yang ada. Bahkan apabila kita mengesampingkan beberapa aturan pemrograman yang menjadi bumbu science di film ini, "Source Code" yaitu sci-fi yang sederhana namun dikemas dengan bumbu action dan misteri yang sangat pas sehingga begitu menarik. Hal itu menciptakan tiap kali adegan diulang yang ada bukan penonton menjadi bosan tapi malah menerima hiburan gres dengan menyaksikan bagaimana Colter Stevens berperilaku dalam kondisi yang sama berkali-kali.

Hubungan yang terjalin antara Colter Stevens dan Christina juga tidak terlihat dipaksakan. Sangat masuk akal seorang Colter Stevens menjadi mempunyai perasaan lebih terhadap Christina disaat ia harus berulang kali terbangun didepan gadis itu dan berulang kali juga menyaksikan sang gadis tewas didepan matanya. Perasaaan kasihan yang bermetamorfosis cinta yaitu masuk akal dan itu bisa dihidupkan dengan chemistry yang tidak mengecewakan antara Jake Gyllenhaal dan Michelle Monaghan. Yang agak mengganggu bagi saya yaitu endingnya. Sayang sekali sebuah film yang mempunyai aneka macam twist menarik sepanjang dongeng diakhiri dengan ending yang sangat biasa walaupun masih ada sedikit kejutan, tapi film ini tetap diakhiri dengan sangat biasa dan bagaikan Duncan Jones mencoba bermain-main dengan hal mainstream yang sayangnya mengurangi kesempurnaan film ini.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho Source Code (2011)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email